Generasi Terbaik Adalah Masa Nabi, Bagaimana dengan Masa Kini?
Sabtu, 16 Mei 2020 - 03:45 WIB
NABI Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) menjelaskan kurun beliau dan kurun para sahabatnya ialah sebaik-baik kurun secara mutlak. Tidak ada kurun yang lebih baik daripada kurun mereka. Barang siapa mengatakan selain itu, maka ia termasuk zindîq (orang sesat). (
)
Dalam hadis ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, ia berkata: “Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Siapakah sebaik-baik manusia?’ Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘(Yaitu) kurun, yang aku hidup saat ini, kemudian kurun berikutnya, kemudian kurun berikutnya’.”
Abu Burdah meriwayatkan dari ayahnya, bahwasanya ia berkata: Kami mengerjakan salat Maghrib bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selepas salat, kami berkata: “Bagaimana kalau kita duduk menunggu untuk mengerjakan ‘Isyâ bersama beliau?” ( )
Maka kami pun sepakat duduk menunggu. Lalu beliau keluar menemui kami, beliau berkata: “Apakah kalian masih di sini?”
Kami menjawab: “Wahai Rasulullah , kami mengerjakan salat Maghrib bersamamu, kemudian kami duduk menunggu di sini agar dapat mengerjakan salat ‘Isyâ bersamamu”.
“Bagus, sungguh tepat yang kalian lakukan itu!” sahut beliau.
Kemudian beliau menengadahkan wajahnya ke langit, biasanya beliau sering menengadahkan wajah ke langit. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
النُّجُومُ أَمَنَةٌ لِلسَّمَاءِ فَإِذَا ذَهَبَتِ النُّجُومُ أَتَى السَّمَاءَ مَا تُوعَدُ وَأَنَا أَمَنَةٌ لِأَصْحَابِي فَإِذَا ذَهَبْتُ أَتَى أَصْحَابِي مَا يُوعَدُونَ وَأَصْحَابِي أَمَنَةٌ لِأُمَّتِي فَإِذَا ذَهَبَ أَصْحَابِي أَتَى أُمَّتِي مَا يُوعَدُونَ
“Sesungguhnya bintang-bintang itu adalah pengaman bagi langit. Jika bintang-bintang itu lenyap, maka akan datang apa yang telah dijanjikan atas langit. Aku adalah pengaman bagi sahabatku, jika aku telah pergi maka akan datang apa yang telah dijanjikan atas sahabatku. Dan sahabatku adalah pengaman bagi umatku, jika sahabatku telah pergi maka akan datang apa yang telah dijanjikan atas umatku”.
Rasulullah bersabda
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ يَجِيءُ أَقْوَامٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ، وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ. رواه البخاري، ومسلم
Dari Abdullah bin Mas’ud, dari Nabi bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah masaku, lalu orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka. Selanjutnya datang kaum-kaum yang kesaksian salah seorang mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya” (HR al-Bukhari dan Muslim)
( )
Definisi Qarn
Qarn di antaranya didefinisikan dengan mi’atu sanah. Yakni seratus tahun atau satu abad. Dalam bahasa kita disebut kurun. Dapat juga dimaknai masa atau waktu.
Dan hadis di atas menjelaskan tentang kurun manusia yang terbaik yaitu masa Rasulullah dengan para sahabat beliau. Selanjutnya masa setelah sahabat adalah masa tabi’in, pengikut para sahabat. Setelah itu adalah masa tabi’ut tabi’in yakni pengikut tabi’in, dan seterusnya. Begitulah penjelasan Imam an-Nawawi rahimahullah.
Dalam al-Quran kata qarn ini menjadi peringatan kepada setiap hamba dan bahkan kaum, di mana tatkala mereka banyak melakukan perbuatan dosa akan dibinasakan atau dihancurkan oleh Allah SWT.
أَلَمۡ يَرَوۡاْ كَمۡ أَهۡلَكۡنَا مِن قَبۡلِهِم مِّن قَرۡنٖ مَّكَّنَّٰهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ مَا لَمۡ نُمَكِّن لَّكُمۡ وَأَرۡسَلۡنَا ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡهِم مِّدۡرَارٗا وَجَعَلۡنَا ٱلۡأَنۡهَٰرَ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهِمۡ فَأَهۡلَكۡنَٰهُم بِذُنُوبِهِمۡ وَأَنشَأۡنَا مِنۢ بَعۡدِهِمۡ قَرۡنًا ءَاخَرِينَ
Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka. Padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (QS al-An’am 6).
( hid Umat )
Dalam hadis ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, ia berkata: “Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Siapakah sebaik-baik manusia?’ Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘(Yaitu) kurun, yang aku hidup saat ini, kemudian kurun berikutnya, kemudian kurun berikutnya’.”
Abu Burdah meriwayatkan dari ayahnya, bahwasanya ia berkata: Kami mengerjakan salat Maghrib bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selepas salat, kami berkata: “Bagaimana kalau kita duduk menunggu untuk mengerjakan ‘Isyâ bersama beliau?” ( )
Maka kami pun sepakat duduk menunggu. Lalu beliau keluar menemui kami, beliau berkata: “Apakah kalian masih di sini?”
Kami menjawab: “Wahai Rasulullah , kami mengerjakan salat Maghrib bersamamu, kemudian kami duduk menunggu di sini agar dapat mengerjakan salat ‘Isyâ bersamamu”.
“Bagus, sungguh tepat yang kalian lakukan itu!” sahut beliau.
Kemudian beliau menengadahkan wajahnya ke langit, biasanya beliau sering menengadahkan wajah ke langit. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
النُّجُومُ أَمَنَةٌ لِلسَّمَاءِ فَإِذَا ذَهَبَتِ النُّجُومُ أَتَى السَّمَاءَ مَا تُوعَدُ وَأَنَا أَمَنَةٌ لِأَصْحَابِي فَإِذَا ذَهَبْتُ أَتَى أَصْحَابِي مَا يُوعَدُونَ وَأَصْحَابِي أَمَنَةٌ لِأُمَّتِي فَإِذَا ذَهَبَ أَصْحَابِي أَتَى أُمَّتِي مَا يُوعَدُونَ
“Sesungguhnya bintang-bintang itu adalah pengaman bagi langit. Jika bintang-bintang itu lenyap, maka akan datang apa yang telah dijanjikan atas langit. Aku adalah pengaman bagi sahabatku, jika aku telah pergi maka akan datang apa yang telah dijanjikan atas sahabatku. Dan sahabatku adalah pengaman bagi umatku, jika sahabatku telah pergi maka akan datang apa yang telah dijanjikan atas umatku”.
Rasulullah bersabda
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ يَجِيءُ أَقْوَامٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ، وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ. رواه البخاري، ومسلم
Dari Abdullah bin Mas’ud, dari Nabi bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah masaku, lalu orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka. Selanjutnya datang kaum-kaum yang kesaksian salah seorang mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya” (HR al-Bukhari dan Muslim)
( )
Definisi Qarn
Qarn di antaranya didefinisikan dengan mi’atu sanah. Yakni seratus tahun atau satu abad. Dalam bahasa kita disebut kurun. Dapat juga dimaknai masa atau waktu.
Dan hadis di atas menjelaskan tentang kurun manusia yang terbaik yaitu masa Rasulullah dengan para sahabat beliau. Selanjutnya masa setelah sahabat adalah masa tabi’in, pengikut para sahabat. Setelah itu adalah masa tabi’ut tabi’in yakni pengikut tabi’in, dan seterusnya. Begitulah penjelasan Imam an-Nawawi rahimahullah.
Dalam al-Quran kata qarn ini menjadi peringatan kepada setiap hamba dan bahkan kaum, di mana tatkala mereka banyak melakukan perbuatan dosa akan dibinasakan atau dihancurkan oleh Allah SWT.
أَلَمۡ يَرَوۡاْ كَمۡ أَهۡلَكۡنَا مِن قَبۡلِهِم مِّن قَرۡنٖ مَّكَّنَّٰهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ مَا لَمۡ نُمَكِّن لَّكُمۡ وَأَرۡسَلۡنَا ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡهِم مِّدۡرَارٗا وَجَعَلۡنَا ٱلۡأَنۡهَٰرَ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهِمۡ فَأَهۡلَكۡنَٰهُم بِذُنُوبِهِمۡ وَأَنشَأۡنَا مِنۢ بَعۡدِهِمۡ قَرۡنًا ءَاخَرِينَ
Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka. Padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (QS al-An’am 6).
( hid Umat )