Ini Penyebab Retaknya Hubungan Khalifah Ali bin Abi Thalib dan Siti Aisyah
Minggu, 24 Januari 2021 - 14:09 WIB
Menurut Ummul Mukminin itu, Khalifah pengganti Utsman r.a. harus dilakukan pembai'atannya dalam suasana tertib dan damai. Ini sama artinya dengan mengatakan, bahwa Ali bin Abi Thalib dipilih hanya oleh kaum pemberontak yang telah membunuh Khalifah.
Pendirian Sitti Aisyah ini lebih diperkuat lagi oleh kedatangan Thalhah dan Zubair. Dua orang itu di Makkah mengadakan kampanye menentang pembai'atan Ali bin Abi Thalib.
Pada mulanya banyak orang bertanya-tanya tentang pendirian aneh kedua orang itu. Bukankah mereka telah menyatakan bai'atnya kepada Ali bin Abi Thalib? Tanda-tanya di hati orang-orang itu mereka jawab dengan mengatakan, bahwa bai'atnya dilakukan karena terpaksa. Dipaksa oleh kekuatan bersenjata kaum pemberontak.
Bagaimana pun juga pada saat itu di Makkah telah tersusun kekuatan penentang Ali bin Abi Thalib. Kekuatan ini makin hari makin bertambah. Mereka bertekad hendak memaksa Ali bin Abi Thalib melepaskan kekhalifahannya.
Dengan bantuan bekas-bekas pejabat yang terkena penggeseran dan penertiban; dengan dukungan orang-orang Quraiys yang masih menyimpan rasa sakit hati; di perkuat lagi oleh kehadiran Ummul Mukminin, sekarang Thalhah dan Zubair berhasil mengorganisasi pasukan bersenjata kurang lebih berkekuatan 3.000 orang. (Bersambung)
Pendirian Sitti Aisyah ini lebih diperkuat lagi oleh kedatangan Thalhah dan Zubair. Dua orang itu di Makkah mengadakan kampanye menentang pembai'atan Ali bin Abi Thalib.
Pada mulanya banyak orang bertanya-tanya tentang pendirian aneh kedua orang itu. Bukankah mereka telah menyatakan bai'atnya kepada Ali bin Abi Thalib? Tanda-tanya di hati orang-orang itu mereka jawab dengan mengatakan, bahwa bai'atnya dilakukan karena terpaksa. Dipaksa oleh kekuatan bersenjata kaum pemberontak.
Bagaimana pun juga pada saat itu di Makkah telah tersusun kekuatan penentang Ali bin Abi Thalib. Kekuatan ini makin hari makin bertambah. Mereka bertekad hendak memaksa Ali bin Abi Thalib melepaskan kekhalifahannya.
Dengan bantuan bekas-bekas pejabat yang terkena penggeseran dan penertiban; dengan dukungan orang-orang Quraiys yang masih menyimpan rasa sakit hati; di perkuat lagi oleh kehadiran Ummul Mukminin, sekarang Thalhah dan Zubair berhasil mengorganisasi pasukan bersenjata kurang lebih berkekuatan 3.000 orang. (Bersambung)
(mhy)