Memahami Makna Zikir Menurut Al-Qur'an

Selasa, 26 Januari 2021 - 18:23 WIB
Allah Taala memerintahkan orang-orang beriman untuk senantiasa memperbanyak berzikir. Foto/ilustrasi
Zikir berarti ‘mengingat’. Zikir berasal dari ungkapan bahasa Arab yaitu dzakaro (ذَكَرَ - یَذْكُرُ – ذِكْراً) yang artinya mengingat, menyebut, mengenang. Zikir dalam amaliah agama adalah mengingat atau menyebut nama Allah Ta'ala.

Zikir terdiri dari dua macam yaitu zikir lisan dan zikir hati. Adapun zikir lisan yaitu mengucapkan kalimat thoyyibah atau membaca ayat dan doa-doa tertentu yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis. Sedangkan zikir hati (kalbu) adalah zikir yang tersembunyi di dalam hati, tanpa suara dan kata-kata, tetapi merasakan kehadiran Allah Ta'ala.



Berikut Zikir lisan yang sering diucapkan dan diajarkan Nabi:

1. Tasbih, yaitu ucapan Subhanallah (Maha Suci Allah).

2. Tahmid, yaitu ucapan Alhamdulillah (Segala puji kepunyaan Allah).

3. Takbir, yaitu ucapan Allahu Akbar (Allah Maha Besar).

4. Tahlil, yaitu ucapan La ilaha illalllah (Tiada Tuhan selain Allah).

5. Basmalah, yaitu ucapan Bismillaahir-Rahmanir-Rahim (Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).

6. Istighfar, yaitu ucapan Astaghfirullah (Aku memohon ampun kepada Allah).

7. Hawqalah, yaitu ucapan La hawla wa la quwwata illa billah (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali daya dan kekuatan dari Allah).

8. Ungkapan zikir berupa Ayat-ayat Al-Qur'an, baik keseluruhan maupun sebagian. Biasanya, ayat-ayat yang dibaca adalah ayat pilihan dan dijadikan wirid zikir setelah shalat wajib. Selain Surat Al-Fatihah, di antaranya Surat Al-Baqarah ayat 1-5, Ayat 163, Ayat 255 (Ayat Kursi), dan ayat 284-285.

Zikir Tarekat Sufi

Tidak ada keberkahan apabila tidak terhubung dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Setiap tarekat (thariqah) haruslah memiliki sanad dan silisilah yang tersambung kepada baginda Nabi. Para ahli tarekat dikenal sebagai ahli zikir yang memiliki amalan lahir dan batin.

Tidak sekadar wirid saja, amalan zikir mereka diambil secara langsung dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم oleh pendirinya. Setiap tarekat mempunyai amalan zikir tertentu. Zikir ini diijazahkan oleh Rasulullah kepada pendiri tarekat, kemudian pendiri tarekat mengijazahkan kepada murid-murid yang diberi wewenang untuk menyebarkan amalan zikir ini, dan demikian seterusnya.

Orang yang mengamalkan zikir mustilah mempunyai seorang guru dan guru ini tersambung ke pendiri tarekat tersebut. Umumnya mereka memiliki majelis atau kegiatan-kegiatan spritual yang bertujuan untuk menjaga supaya zikir ini tidak terputus.

Kemudian ada zikir yang terputus sanad. Artinya zikir itu tidak tersambung secara estafet ke Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Amalan zikir dapat 'terputus sanad' karena syarat-syaratnya tidak dipenuhi. Misalnya, tidak mendapatkan ijazah wirid, tidak menjaga amalan-amalan yang ditugaskan oleh guru, melakukan dosa besar, salah dalam bacaan zikir, tidak mengamalkan zikir selama waktu tertentu, mengganti atau menambah bacaan zikir.

Perintah Berzikir dalam Al-Qur'an

Berikut firman Allah yang memerintahkan orang-orang beriman untuk senantiasa memperbanyak berzikir.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا


"Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah kamu semuanya dengan sebanyak-banyak zikir." (QS Al-Ahzab (33): 41)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ


"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan pasukan (musuh), maka perkokohlah (berteguh hati) dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu memperoleh kemenangan." (QS Al Anfaal (8): 45)



Wallahu A'lam
(rhs)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya dia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mendengar seseorang mengucapkan: Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu, bahwasanya Engkau adalah Allah Yang Maha Esa, yang bergantung pada-Nya segala sesuatu, yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sungguh dia telah meminta kepada Allah dengan nama-Nya yang Agung, yang apabila diminta dengan menyebut-Nya, pasti akan diberi dan apabila berdoa dengan menyebut-Nya pasti akan dikabulkan.

(HR. Sunan Ibnu Majah No. 3847)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More