Prof Sonny: Taawun Salah Satu Indikator Takwa Berjamaah
Senin, 18 Mei 2020 - 16:45 WIB
Muhammadiyah menjadi jaringan pengaman sosial bagi kawan-kawan yang ada di Malaysia. “Pekan pertama lockdown kita sudah bergerak menampung keluhan masyarakat, kemudian kita membantu memberikan sembako. Meskipun kawan-kawan juga bisa dibilang tidak dalam keadaan senang, tapi dalam persyarikatan ini keinginan untuk menolong sudah tidak diragukan lagi, karena keadaan kita juga terbatas, maka kita menggalang donasi,” ujarnya.
Kedua, mampu menahan diri dan memaafkan kesalahan orang lain. Menurut Sonny, sifat mudah memaafkan tidak bergantung pada status sosial dan ekonomi seseorang.
Sifat memaafkan pun dapat hilang karena konteks takwa. Orang yang kuat adalah siapa yang bisa mengendalikan amarah dan bisa memaafkan orang lain. “Banyak di sekeliling kita, semakin dia berilmu semakin menyombongkan diri dan susah menerima kesalahan orang, naudzubillah.”
Ketiga, orang-orang yang berbuat ihsan. Level tertinggi dari seseorang yang beriman adalah iman, Islam, dan ihsan. “Dalam hal ini, seseorang menyadari apa yang dilakukan selalu dipantau oleh Allah dan mengikhlaskan apa yang dilakukan hanya untuk Allah,” jelasnya.
Sony mengingatkan tentang salah satu pedoman hidup Islami warga Muhammadiyah yaitu bagaimana warga Muhammadiyah menempatkan posisinya dalam masyarakat, bertetangga, bermasyarakat lebih luas, berorganisasi dan berbangsa dan bernegara.
“Muhammadiyah sudah membawa konsep taawun kepada sebuah formula yang begitu rapi, sehingga sekarang mari kita pahami dan kita jalankan sebagai sebuah indikator dari ketakwaan yang sedang kita coba raih selama ini,” tandasnya. ( )
Kedua, mampu menahan diri dan memaafkan kesalahan orang lain. Menurut Sonny, sifat mudah memaafkan tidak bergantung pada status sosial dan ekonomi seseorang.
Sifat memaafkan pun dapat hilang karena konteks takwa. Orang yang kuat adalah siapa yang bisa mengendalikan amarah dan bisa memaafkan orang lain. “Banyak di sekeliling kita, semakin dia berilmu semakin menyombongkan diri dan susah menerima kesalahan orang, naudzubillah.”
Ketiga, orang-orang yang berbuat ihsan. Level tertinggi dari seseorang yang beriman adalah iman, Islam, dan ihsan. “Dalam hal ini, seseorang menyadari apa yang dilakukan selalu dipantau oleh Allah dan mengikhlaskan apa yang dilakukan hanya untuk Allah,” jelasnya.
Sony mengingatkan tentang salah satu pedoman hidup Islami warga Muhammadiyah yaitu bagaimana warga Muhammadiyah menempatkan posisinya dalam masyarakat, bertetangga, bermasyarakat lebih luas, berorganisasi dan berbangsa dan bernegara.
“Muhammadiyah sudah membawa konsep taawun kepada sebuah formula yang begitu rapi, sehingga sekarang mari kita pahami dan kita jalankan sebagai sebuah indikator dari ketakwaan yang sedang kita coba raih selama ini,” tandasnya. ( )
(mhy)