Maqom Pengetahuan Tertinggi Adalah Diam, Simak Kisah Nabi Musa Ini

Sabtu, 06 Maret 2021 - 21:54 WIB
"Inilah akhir perjumpaan antara diriku dan dirimu."

Akhirnya, Khidir menyingkapkan semua hikmah dari setiap peristiwa mulai perahu milik nelayan miskin yang dirusak, ternyata hikmahnya adalah penyelamatan dari perampasan raja zalim yang merampas semua perahu yang masih bagus kondisinya.

Pembunuhan seorang anak itu juga dalam rangka penyelamatan terhadap orang tuanya yang saleh yang kelak akan menjadi petaka bagi keduanya. Semua merupakan rahasia ilmu Allah yang hanya diketahui Khidir.

Pembenahan dan penegakan dinding yang roboh juga dalam rangka isyarat harta warisan yang terpendam di bawah tanahnya yang ditingggalkan oleh seorang yang saleh yang telah wafat terhadap anak-anaknya.

Nabi Musa yang tidak memahami kedalaman ilmu Khidir cenderung tidak bisa diam untuk tidak bertanya atau sekadar berkomentar. Kisah ini bukan sekadar kisah pengajaran di dalam Al-Qur'an untuk kisah masa lalu, tapi merupakan itibar untuk umat hari ini.

Betapa banyak kita akan temui orang-orang yang senang berkomentar dan selalu mengomentari setiap peristiwa apa pun yang dilihat dan di dengarnya. Seakan komentar itu menunjukkan betapa banyaknya pengetahuannya. Padahal, belum tentu demikian adanya.

Padahal dalam perjalanan maqom keilmuannya selanjutnya, manakala ada orang yang memilih untuk lebih banyak diam, lebih banyak merenung, mengamati dan memperhatikan hikmah dibalik setiap peristiwa dan kejadian yang terjadi di sanalah sesungguhnya puncak ilmu akan diketahui.

Ketika seseorang menyadari kelemahan dirinya, maka dia akan terdiam. Manakala seseorang telah terpukau pada keindahan dan keelokan Tuhannya, maka membuatnya akan terdiam. Diam adalah puncak dari pemahaman dan maqom (derajat) mulia di sisi Allah.



Wallahu A'lam

Majelis Ahbabul Zahra Walbatul
(rhs)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman, yakni:  Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya.  Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah.  Dan dia benci kembali kepada kekufuran, seperti dia benci bila dilempar ke neraka

(HR. Bukhari No. 15)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More