Ramadhan, Bulan Bertabur Pahala yang Dikhususkan untuk Umat Nabi Muhammad
Senin, 05 April 2021 - 05:00 WIB
Tidak lama lagi bulan suci Ramadhan akan datang menghampiri kita. Bulan yang sangat agung sehingga Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم mengatakan Ramadhan adalah penghulu dari seluruh bulan.
"Puasa sudah ada sejak dahulu sebelum Nabi Muhammad diutus. Tetapi untuk ummat Nabi Muhammad diberikan keutamaan yang lebih. Jika di luar Ramadhan, rahmat Allah tidak pernah putus. Maka di bulan Ramadhan ini rahmat Allah melebihi bulan lainnya," kata Pimpinan Majelis Riyaadhul Jannah, Al-Habib Syafiq Bin Ali Ridho saat kajian bakda Subuh di Masjid An-Nabawi, Cipondoh, Tangerang.
Ramadhan disebut sebagai bulan ampunan, bulan rahmat, bulan maghfirah, bulannya Al-Qur'an. Jika sebelum Ramadhan banyak yang susah bangun sebelum Subuh, di bulan Ramadhan semuanya bisa bangun sebelum Subuh.
"Sebelum bulan Ramadhan susah baca Al-Qur'an sehari satu juz, tapi di bulan Ramadhan orang mudah sehari sejuz. Sebelum Ramadhan susah bersedekah, begitu di bulan Ramadhan orang berlomba-lomba bersedekah. Inilah keberkahan bulan suci Ramadhan," kata Habib Syafiq.
Kemudian, di luar Ramadhan banyak yang tidak sholat witir, tetapi di bulan Ramadhan orang sayang meninggalkan sholat witir. Di bulan Ramadhan, Allah membuka pintu rezeki lebih besar daripada bulan lainnya. Ramadhan juga mendatangkan rahmat untuk umat Rasulullah, asalkan mau menjalankan apa yang Allah perintahkan.
Habib Syafiq menerangkan, di bulan Ramadhan Allah membuka pintu surga. Surga ini lambang rahmat Allah, artinya satu bulan penuh dengan rahmat Allah, tidak ada murka Allah. Pintu neraka dikunci pertanda Allah tidak murka kepada hamba-Nya.
Bersungguh-sungguh
Muncul pertanyaan, kalau setan dibelenggu di bulan Ramadhan, kenapa masih ada yang bermaksiat? Ketahuilah, orang-orang yang bermaksiat di bulan Ramadhan itu adalah kadernya setan yang telah disiapkannya sebelum bulan-Ramadhan.
Setan tidak ingin ummat Islam masuk surga, makanya selama 11 bulan dari Syawal sampai akhir Sya'ban, setan 'mendidik' orang-orang agar bermaksiat di bulan Ramadhan.
"Di bulan Ramadhan bersemangat baca Al-Qur'an, qiyamullail, tapi coba lihat ketika bulan Syawal banyak yang lupa Al-Qur'an, banyak yang gak qiyamullail. Begitulah cara setan mendidik agar orang bermaksiat," jelas Habib Syafiq.
Seorang muslim hendaknya menjadi kadernya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan menjalankan perintah Allah dan menjalankan sunnahnya. Orang yang bertakwa setelah Ramadhan tidak akan meninggalkan ketaatan, maka ia berhasil. Namun jika selepas Ramadhan terus bermaksiat itu artinya gagal jadi orang yang bertakwa.
Bulan Ramadhan tahun ini anggaplah bulan Ramadhan yang terakhir agar kita bersungguh-sungguh. Untuk diketahui, di bulan Ramadhan, ada satu malam yang sama dengan 1.000 bulan. Kalau beribadah di malam itu seakan-akan melakukan ibadah setara dengan 1.000 bulan.
Allah menyembunyikan malam tersebut agar kita tetap semangat beribadah di seluruh bulan Ramadhan. Tujuannya agar umat Islam tetap meramaikan masjid setiap malam, terus menghidupkan ibadah.
"Makanya jangan putus sedekah, jangan putus sholat tarawih. Jangan putus sholat malam setiap malam supaya dapat malam Lailatul Qadar. Kita khawatir lebih banyak sibuk dengan dunianya daripada akhirat," kata Habib Syafiq.
Ramadhan di Hadhramaut Yaman
Habib Syafiq menceritakan kebiasaan umat Islam di Hadhramaut Yaman ketika bulan Ramadhan tiba. Untuk menghidupkan malam Ramadhan, umat Islam di Indonesia banyak yang tidak sanggup mengikuti kebiasaan di Hadhramaut.
"Di Hadhramaut ketika kami belajar itu siang jadi malam, malam jadi siang. Kalau malam diisi dengan ibadah," cerita Habib Syafiq.
Di Tarim Hadhramaut, ada sekitar 500 masjid, dan melakukan sholat Isya dan sholat Tarawih tidak serentak. Apa tujuannya? Supaya bisa mengulang-ngulang sholat tarawih. Umat Islam di Hadhramaut setiap malam sholatnya tidak kurang dari 100 rakaat.
"Kita kadang ngikutin dari Maghrib sampai dengan Subuh. Buat kita muslim Indonesia gak bisa seperti itu, maka di sini ulama kasih kemudahan buat kita. Barang siapa yang tidak bisa menghidupkan malam setidaknya sholat Isya berjamaah, tarawih berjamaah dan Subuh berjamaah," katanya.
"Puasa sudah ada sejak dahulu sebelum Nabi Muhammad diutus. Tetapi untuk ummat Nabi Muhammad diberikan keutamaan yang lebih. Jika di luar Ramadhan, rahmat Allah tidak pernah putus. Maka di bulan Ramadhan ini rahmat Allah melebihi bulan lainnya," kata Pimpinan Majelis Riyaadhul Jannah, Al-Habib Syafiq Bin Ali Ridho saat kajian bakda Subuh di Masjid An-Nabawi, Cipondoh, Tangerang.
Ramadhan disebut sebagai bulan ampunan, bulan rahmat, bulan maghfirah, bulannya Al-Qur'an. Jika sebelum Ramadhan banyak yang susah bangun sebelum Subuh, di bulan Ramadhan semuanya bisa bangun sebelum Subuh.
"Sebelum bulan Ramadhan susah baca Al-Qur'an sehari satu juz, tapi di bulan Ramadhan orang mudah sehari sejuz. Sebelum Ramadhan susah bersedekah, begitu di bulan Ramadhan orang berlomba-lomba bersedekah. Inilah keberkahan bulan suci Ramadhan," kata Habib Syafiq.
Kemudian, di luar Ramadhan banyak yang tidak sholat witir, tetapi di bulan Ramadhan orang sayang meninggalkan sholat witir. Di bulan Ramadhan, Allah membuka pintu rezeki lebih besar daripada bulan lainnya. Ramadhan juga mendatangkan rahmat untuk umat Rasulullah, asalkan mau menjalankan apa yang Allah perintahkan.
Habib Syafiq menerangkan, di bulan Ramadhan Allah membuka pintu surga. Surga ini lambang rahmat Allah, artinya satu bulan penuh dengan rahmat Allah, tidak ada murka Allah. Pintu neraka dikunci pertanda Allah tidak murka kepada hamba-Nya.
Bersungguh-sungguh
Muncul pertanyaan, kalau setan dibelenggu di bulan Ramadhan, kenapa masih ada yang bermaksiat? Ketahuilah, orang-orang yang bermaksiat di bulan Ramadhan itu adalah kadernya setan yang telah disiapkannya sebelum bulan-Ramadhan.
Setan tidak ingin ummat Islam masuk surga, makanya selama 11 bulan dari Syawal sampai akhir Sya'ban, setan 'mendidik' orang-orang agar bermaksiat di bulan Ramadhan.
"Di bulan Ramadhan bersemangat baca Al-Qur'an, qiyamullail, tapi coba lihat ketika bulan Syawal banyak yang lupa Al-Qur'an, banyak yang gak qiyamullail. Begitulah cara setan mendidik agar orang bermaksiat," jelas Habib Syafiq.
Seorang muslim hendaknya menjadi kadernya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan menjalankan perintah Allah dan menjalankan sunnahnya. Orang yang bertakwa setelah Ramadhan tidak akan meninggalkan ketaatan, maka ia berhasil. Namun jika selepas Ramadhan terus bermaksiat itu artinya gagal jadi orang yang bertakwa.
Bulan Ramadhan tahun ini anggaplah bulan Ramadhan yang terakhir agar kita bersungguh-sungguh. Untuk diketahui, di bulan Ramadhan, ada satu malam yang sama dengan 1.000 bulan. Kalau beribadah di malam itu seakan-akan melakukan ibadah setara dengan 1.000 bulan.
Allah menyembunyikan malam tersebut agar kita tetap semangat beribadah di seluruh bulan Ramadhan. Tujuannya agar umat Islam tetap meramaikan masjid setiap malam, terus menghidupkan ibadah.
"Makanya jangan putus sedekah, jangan putus sholat tarawih. Jangan putus sholat malam setiap malam supaya dapat malam Lailatul Qadar. Kita khawatir lebih banyak sibuk dengan dunianya daripada akhirat," kata Habib Syafiq.
Ramadhan di Hadhramaut Yaman
Habib Syafiq menceritakan kebiasaan umat Islam di Hadhramaut Yaman ketika bulan Ramadhan tiba. Untuk menghidupkan malam Ramadhan, umat Islam di Indonesia banyak yang tidak sanggup mengikuti kebiasaan di Hadhramaut.
"Di Hadhramaut ketika kami belajar itu siang jadi malam, malam jadi siang. Kalau malam diisi dengan ibadah," cerita Habib Syafiq.
Di Tarim Hadhramaut, ada sekitar 500 masjid, dan melakukan sholat Isya dan sholat Tarawih tidak serentak. Apa tujuannya? Supaya bisa mengulang-ngulang sholat tarawih. Umat Islam di Hadhramaut setiap malam sholatnya tidak kurang dari 100 rakaat.
"Kita kadang ngikutin dari Maghrib sampai dengan Subuh. Buat kita muslim Indonesia gak bisa seperti itu, maka di sini ulama kasih kemudahan buat kita. Barang siapa yang tidak bisa menghidupkan malam setidaknya sholat Isya berjamaah, tarawih berjamaah dan Subuh berjamaah," katanya.