Terjemahan Al-Qur'an Belum Mewakili Makna Hakiki Al-Qur'an

Kamis, 29 April 2021 - 17:50 WIB
Jika makna lafdzi pertama tetap dipakai dan dipertahankan, maka konsekuensinya bisa saja nanti akan memunculkan salah kaprah, bahkan salah tafsir dalam memahami makna kandungan Al-Qur'an yang sesungguhnya yang dikehendaki oleh Sang Pemberi Wahyu.

Maka atas kesalahpahaman tafsir ini boleh jadi menjadikan seseorang berbuat yang tidak tepat atau menjadikan dalil nash teks ayat sebagai pembenaran untuk mendukung aksi kekerasan yang diyakininya. Tentu ini sangat fatal dan berbahaya.

Hal inilah yang membuat saya kurang sependapat jika ada versi Terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa daerah atau lokal, seperti versi Al-Qur'an dalam bahasa Banjar, misalnya.

Sebab berdasakan fakta dan kajian kami terkait bahasa Lingua Franca; semacam bahasa Melayu atau bahasa Indoensia saja, ditemukan banyak sekali kekurangan dan kelemahan menampung makna bahasa primer.

Atas alasan sangat minim dan lemah menangkap sisi-sisi aspek dilalatul alfadz tersebut, sangat dikhawatirkan justru mereduksi dan merusak makna dan kandungan Al-Qur'an yang seharusnya menjadi "Hudan Lil Muttaqin" (petunjuk bagi orang-orang bertakwa).

Wallahu A'lam

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa menegakkan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

(HR. Bukhari No. 36)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More