Penyebab Orang Berghibah Menurut Imam Al Ghazali

Jum'at, 30 April 2021 - 13:04 WIB
Mengghibahi orang lain diseumpamakan dengan memakai bangkainya. Betapa Allah hendak menunjukkan bahwa ghibah merupakan perbuatan yang begitu keji. Foto ilustrasi/istimewa
Ghibah atau menggunjing, salah satu aktivitas manusia yang sulit dihindari, terutama di kalangan kaum perempuan . Bila mereka bertemu, biasanya tak pernah henti membicarakan orang lain. Ghibah sendiri merupakan perbuatan tercela yang dibenci Allah Ta'ala.



Allah Ta'ala melarang ghibah dalam firman-Nya :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (QS A- hujurat : 12)



Mengghibahi orang lain diseumpamakan dengan memakai bangkainya . Betapa Allah hendak menunjukkan bahwa ghibah merupakan perbuatan yang begitu keji.



Kenapa orang senang berghibah? Apa penyebabnya? Dalam kitab 'Ihya Ulumuddin', Imam Ghazali merangkum tujuh penyebab seseorang melakukan ghibah berdasarkan hasil pengamatannya, dan inilah penyebab manusia senang berghibah tersebut:

1. Rasa marah

Marah terhadap orang lain membuat seseorang ingin membeberkan aibnya kepada saudaranya yang lain. Jika kemarahan yang luar biasa, atau sebab kemarahan yang lama dipendam di dalam benaknya lalu ditumpahkan, biasanya seseorang mengeskpresikannya dengan membongkar aib orang yang ia jadikan objek kemarahan.

Di zaman media sosial (medsos) sekarang ini, melakukan ghibah semakin terbuka lebar. Lewat medsos, ghibah dengan enteng dilakukan, membeberkan aib orang lain sehingga menjadi viral dan cepat menyebar. Komentar nitizen akan bermunculan, kata-kata kasar, menghujat, menghina, mencaci maki, menjadi hal biasa di era medsos ini. Sangat mengerikan, naudzubillah mindzalik!



2. Agar diterima dalam pergaulan

Salah satu cara agar bisa diterima dalam suatu kelompok adalah mengikuti kebiasaan mereka. Secara tak sadar, sering kita masuk di suatu percakapan yang ternyata di dalamnya sedang membicarakan orang lain. Tentu tidak mudah untuk menghentikan obrolan itu karena kitia pasti dianggap berlebihan, kita justru turut larut dalam percakapan membahas aib orang lain.

3. Merasa terhakimi

Bila seseorang hendak menyerang atau membicarakan keburukan, langkah antisipasi biasanya balik menyerang duluan. Hal ini dilakukan agar seseorang yang hendak menyerangnya sudah jatuh terlebih dahulu derajat dan posisinya di mata publik. Agar publik tak mempercayai ucapan dan informasi yang disampaikannya tentang keburukan tersebut.



4. Mencari-cari alasan

Saat kita merasa terjebak oleh situasi, secepat mungkin kita mencari cara atau celah untuk keluar. Begitu juga saat kita merasa tertuduh atau melakukan bantahan atas tudingan orang lain, kita malah melemparkan kesalahan tersebut kepada objek atau suadara lain.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Anas radhiyallahu 'anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbiasa membaca doa: YA MUQALLIBAL QULUUB TSABBIT QALBII 'ALAA DIINIKA (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu). Kemudian aku pun bertanya, Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu dan kepada apa yang anda bawa. Lalu apakah anda masih khawatir kepada kami? Beliau menjawab: Ya, karena sesungguhnya hati manusia berada di antara dua genggaman tangan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Dia bolak-balikkan menurut yang dikehendaki-Nya.

(HR. Tirmidzi No. 2066)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More