5 Cara Meredam Amarah Agar Pahala Puasa Tidak Hilang
Kamis, 06 Mei 2021 - 11:12 WIB
Dalam kehidupan rumah tangga , perselisihan dengan pasangan biasa terjadi kapan saja, tak terkecuali saat sedang berpuasa. Pada saat itu kesabaran kita akan diuji. Namun, gejolak rasa ingin marah, menangis dan rasa untuk segera menyelesaikan masalah muncul bersamaan. Di sisi lain, karena lagi berpuasa, tentu kita tidak ingin pertengkaran yang muncul dapat melunturkan pahala puasa.
Nah, untuk itu ada tips yang bisa diamalkan agar bisa meredam amarah pada pasangan ketika berpuasa ini. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tips meredam amarah tersebut:
1. Hindari situasi yang membuat emosi
Ada baiknya, kita menghindari situasi yang akan membuat emosi marah itu muncul. Jangan bahas sesuatu yang menjadi perdebatan, karena pasangan tidak menyukainya. Pilihlah waktu yang tepat untuk menyelesaikan konflik. Seperti setelah berbuka puasa.
2. Gunakan suara rendah
Jika ingin meyampaikan sesuatu yang sekiranya tak kita sukai, maka sampaikanlah dengan nada suara yang rendah. Hal ini sangat berguna untuk mengendalikan amarah yang akan muncul jika suara tinggi. Sampaikan dengan singkat, jelas dan ingat, nada rendah.
3. Berwudhulah
Sesungguhnya marah itu datangnya dari setan. Segala bisikan-bisikan yang ada dalam diri kita berasal darinya. Saat mulai muncul keinginan untuk marah, kita harus berhati-hati karena setan akan membisikkan pada kita untuk meluapkan rasa marah dengan cara yang tak seharusnya.
Tarik nafas sejenak, pergilah sebentar untuk berwudhu, “Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
4. Mengatur nafas
Saat emosi mulai muncul, cobalah untuk diam sejenak dan mengatur nafas. Tarik nafas dalam-dalam melalui hidung kemudian tahan selama 5 sampai 10 detik atau semampunya, kemudian keluarkan secara perlahan melalui mulut.
Dengan mengatur nafas kita akan merasakan udara segar mengalir dari tubuh dan seketika emosi yang ada dalam tubuh surut bersamaan dengan udara yang keluar.
5. Diam atau berganti posisi
Saat seseorang marah, biasanya kalau tidak diam maka akan keluar kata-kata yang tidak Allah ridhai. Caci maki, kalimat laknat bahkan mungkin kalimat cerai yang tentunya tak kita inginkan saat dalam keadaan sadar. Maka saat hendak marah, maka diam adalah lebih baik. “Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad)
Selain itu, kita juga bisa berganti posisi sebagaimana yang dianjurkan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Dawud)
Dan jangan lupa, ingatlah pesan dan ganjaran Rasulullah untuk orang yang bisa menahan kesabarannya. Maka surga baginya. “Jangan engkau marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani)
Wallahu A'lam
Nah, untuk itu ada tips yang bisa diamalkan agar bisa meredam amarah pada pasangan ketika berpuasa ini. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tips meredam amarah tersebut:
1. Hindari situasi yang membuat emosi
Ada baiknya, kita menghindari situasi yang akan membuat emosi marah itu muncul. Jangan bahas sesuatu yang menjadi perdebatan, karena pasangan tidak menyukainya. Pilihlah waktu yang tepat untuk menyelesaikan konflik. Seperti setelah berbuka puasa.
Baca Juga
2. Gunakan suara rendah
Jika ingin meyampaikan sesuatu yang sekiranya tak kita sukai, maka sampaikanlah dengan nada suara yang rendah. Hal ini sangat berguna untuk mengendalikan amarah yang akan muncul jika suara tinggi. Sampaikan dengan singkat, jelas dan ingat, nada rendah.
3. Berwudhulah
Sesungguhnya marah itu datangnya dari setan. Segala bisikan-bisikan yang ada dalam diri kita berasal darinya. Saat mulai muncul keinginan untuk marah, kita harus berhati-hati karena setan akan membisikkan pada kita untuk meluapkan rasa marah dengan cara yang tak seharusnya.
Tarik nafas sejenak, pergilah sebentar untuk berwudhu, “Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
4. Mengatur nafas
Saat emosi mulai muncul, cobalah untuk diam sejenak dan mengatur nafas. Tarik nafas dalam-dalam melalui hidung kemudian tahan selama 5 sampai 10 detik atau semampunya, kemudian keluarkan secara perlahan melalui mulut.
Dengan mengatur nafas kita akan merasakan udara segar mengalir dari tubuh dan seketika emosi yang ada dalam tubuh surut bersamaan dengan udara yang keluar.
5. Diam atau berganti posisi
Saat seseorang marah, biasanya kalau tidak diam maka akan keluar kata-kata yang tidak Allah ridhai. Caci maki, kalimat laknat bahkan mungkin kalimat cerai yang tentunya tak kita inginkan saat dalam keadaan sadar. Maka saat hendak marah, maka diam adalah lebih baik. “Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad)
Selain itu, kita juga bisa berganti posisi sebagaimana yang dianjurkan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Dawud)
Dan jangan lupa, ingatlah pesan dan ganjaran Rasulullah untuk orang yang bisa menahan kesabarannya. Maka surga baginya. “Jangan engkau marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani)
Wallahu A'lam
(wid)