Mempertahankan Ketaatan Setelah Ramadhan

Rabu, 12 Mei 2021 - 10:00 WIB
Bertahan untuk istiqamah dalam ketaatan setelah Ramadhan itu memang berat. Bagaimana tidak, bulan-bulan setelah Ramadhan tidak memiliki jaminan dibelenggunya setan sebagaimana ketika bulan Ramadhan. Selain itu tidak ada jaminan juga pintu Jannah dibuka selebar-lebarnya dan pintu Neraka ditutup serapat-rapatnya sebagaimana ketika bulan Ramadhan.



"Namun, jika kita renungi pelan-pelan, kita akan menemukan bahwa justru di situlah letak hikmah yang sangat luar biasa. Melalui bulan Ramadhan dengan segala kemudahan ketaatan di dalamnya, Allah subhanahu wata’ala memberi kesempatan kepada hamba-Nya untuk mendongkrak kembali kualitas ketaatan dan ketakwaannya setelah sekian bulan tertatih-tatih mengupayakannya dengan kondisi yang serba berat,"ungkap Ustadz Abdul Halim.

Lalu kemudian Allah subhanahu wata’ala menguji kembali kualitas taat dan takwa itu di hari-hari setelah Ramadhan. Perbuatan baik dan berbagai ketaatan yang terus berlanjut itulah yang tampak sebagai indikator istiqamah dalam ketaatan setelah Ramadhan.

Seorang salaf berkata,

“Sesungguhnya ganjaran perbuatan baik adalah (mendapat taufiq Allah) melakukan kebaikan lagi setelahnya. Maka barang siapa yang mengerjakan amal kebaikan, lalu dia mengerjakan amal kebaikan lagi setelahnya, maka itu merupakan tanda diterimanya amal kebaikan yang pertama.” (Lathaiful Ma’arif, Ibnu Rajab al-Hambali, 311)



Istiqamah dalam ketaatan ini juga merupakan tanda kejujuran iman seseorang kepada Allah subhanahu wata’ala. Sama saja apakah amalan itu hukumnya wajib ataupun sunnah.

Contoh terbaik tentang istiqamah dalam ketaatan ini ada pada Nabi kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah suri teladan kita Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diterangkan oleh ibunda Aisyah radhiyallahu ‘anha.

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَمِلَ عَمَلًا أَثْبَتَهُ – يَعْنِي: جَعَلَهُ ثَابِتًا غَيْرَ مَتْرُوكٍ -، وَكَانَ إِذَا نَامَ مِنَ اللَّيْلِ، أَوْ مَرِضَ، صَلَّى مِنَ النَّهَارِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً.

“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila beliau melakukan suatu amalan maka beliau berusaha untuk meneguhkannya (tidak meninggalkannya). Apabila beliau tertidur dari shalat malam atau karena sakit, maka beliau menunaikannya di siang hari sebanyak dua belas rakaat.” (HR. Muslim)



Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh salah seorang sahabat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,

يَا رَسُول الله، قُلْ لي في الإسْلامِ قَولًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ.

“Wahai Rasulullah, katakan kepadaku satu perkataan dalam Islam yang tidak adakn saya tanyakan kepada selain engkau.”

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

‌قُلْ: ‌آمَنْتُ ‌بِاللهِ، ‌ثُمَّ ‌اسْتَقِمْ

“Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.”

Lebih dari itu, orang yang mantap sepenuh hati mengikrarkan diri untuk komitmen istiqamah dalam ketaatan setelah Ramadhan atau secara umum, Allah subhanahu wata’ala akan beri jaminan yang tidak tanggung-tanggung.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More