Amalan Wanita Haid yang Sayang Bila Dilewatkan
Selasa, 01 Juni 2021 - 15:16 WIB
Bagaimana dengan amalan lain yang dianjurkan dilakukan pada saat bulan-bulan istimewa seperti Dzulhijjah atau Ramadhan?
Banyak dalil yang menyebutkan, perempuan yang sedang haid walaupun tidak bisa melaksanakan amalan shalat dan puasa, tetap diperbolehkan melakukan amalan-amalan yang bisa mendatangkan pahala baginya. Seperti, di antaranya:
1. Berbuat baik kepada sesama
“Tidak ada amalan saleh yang lebih dicintai Allah daripada amalan yang dilakukan di sepuluh hari ini (hari-hari pertama bulan Dzulhijjah)…” (HR. Bukhari).
Cakupan amal saleh sangatlah luas. Salah satunya adalah berbuat baik terhadap sesama. Melakukan perbuatan baik terhadap sesama manusia adalah perintah Allah Ta’ala. Selain itu juga dapat meningkatkan silaturahmi dan toleransi. MIsalnya saat harus melaksanakan puasa, perempuan yang haid bisa melakukan amalan memberi makanan untuk orang yang berbuka puasa.
Diriwayatkan At-Tirmizi mengenai pahala orang yang menyediakan hidangan (iftar) untuk orang yang berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “ Barangsiapa yang memberi makan orang yang berbuka, dia mendapatkan seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun” (H.R. At-Tirmidzi)
2. Bersedekah
Bersedakah tidak perlu menunggu kaya. Sebagai umat muslim sebaiknya kita memperbanyak bersedekah kepada orang yang membutuhkan. Tidak perlu bersedekah dalam jumlah banyak. Tidak apa-apa sedikit asalkan ikhlas.
Allah Ta’ala berfirman:
وَأَنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوٓا۟ ۛ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
“Dan berikanlah infak di jalan Allah dan janganlah engkau menjatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang yang berbuat baik.” (QS.Al-Baqarah: 195)
Hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda, “ Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyakkanlah istighfar. Karena, aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni Neraka.” (H.R. Muslim)
Tidak ada alasan bagi kita yang tidak berpuasa untuk tidak melakukan amalan. Sedekah di hadapan Allah Ta'ala tidak dinilai dari seberapa besar atau kecilnya tapi dari pengorbanan dan keikhlasan kita.
3. Memperbanyak zikir dan doa
Amalan lain yang dapat dilakukan perempuan saat haid adalah memperbanyak zikir dan doa. Para fuqaha sepakat bahwa tiga poin ibadah, yaitu istighfar, zikir, dan doa tidak disyaratkan yang melakukannya harus dalam keadaan suci dari hadas baik hadas besar maupun hadas kecil.
Artinya seorang perempuan yang sedang haid, meskipun dia berhadas besar tidak ada larangan baginya untuk beristighfar, zikir dan berdoa sepanjang waktu selama mampu. Walaupun tidak boleh melaksanakan salat wajib, tetapi dzikir dan mengingat Allah sebanyak-banyaknya tentu tidak dilarang. Karena berdzikir dan berdoa adalah hal yang Allah perintahkan setiap saat dan dilakukan kapanpun.
4. Mendengarkan ayat Al-Qur’an
Banyak dalil yang menyebutkan, perempuan yang sedang haid walaupun tidak bisa melaksanakan amalan shalat dan puasa, tetap diperbolehkan melakukan amalan-amalan yang bisa mendatangkan pahala baginya. Seperti, di antaranya:
1. Berbuat baik kepada sesama
“Tidak ada amalan saleh yang lebih dicintai Allah daripada amalan yang dilakukan di sepuluh hari ini (hari-hari pertama bulan Dzulhijjah)…” (HR. Bukhari).
Cakupan amal saleh sangatlah luas. Salah satunya adalah berbuat baik terhadap sesama. Melakukan perbuatan baik terhadap sesama manusia adalah perintah Allah Ta’ala. Selain itu juga dapat meningkatkan silaturahmi dan toleransi. MIsalnya saat harus melaksanakan puasa, perempuan yang haid bisa melakukan amalan memberi makanan untuk orang yang berbuka puasa.
Diriwayatkan At-Tirmizi mengenai pahala orang yang menyediakan hidangan (iftar) untuk orang yang berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “ Barangsiapa yang memberi makan orang yang berbuka, dia mendapatkan seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun” (H.R. At-Tirmidzi)
2. Bersedekah
Bersedakah tidak perlu menunggu kaya. Sebagai umat muslim sebaiknya kita memperbanyak bersedekah kepada orang yang membutuhkan. Tidak perlu bersedekah dalam jumlah banyak. Tidak apa-apa sedikit asalkan ikhlas.
Allah Ta’ala berfirman:
وَأَنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوٓا۟ ۛ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
“Dan berikanlah infak di jalan Allah dan janganlah engkau menjatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang yang berbuat baik.” (QS.Al-Baqarah: 195)
Hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda, “ Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyakkanlah istighfar. Karena, aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni Neraka.” (H.R. Muslim)
Tidak ada alasan bagi kita yang tidak berpuasa untuk tidak melakukan amalan. Sedekah di hadapan Allah Ta'ala tidak dinilai dari seberapa besar atau kecilnya tapi dari pengorbanan dan keikhlasan kita.
3. Memperbanyak zikir dan doa
Amalan lain yang dapat dilakukan perempuan saat haid adalah memperbanyak zikir dan doa. Para fuqaha sepakat bahwa tiga poin ibadah, yaitu istighfar, zikir, dan doa tidak disyaratkan yang melakukannya harus dalam keadaan suci dari hadas baik hadas besar maupun hadas kecil.
Artinya seorang perempuan yang sedang haid, meskipun dia berhadas besar tidak ada larangan baginya untuk beristighfar, zikir dan berdoa sepanjang waktu selama mampu. Walaupun tidak boleh melaksanakan salat wajib, tetapi dzikir dan mengingat Allah sebanyak-banyaknya tentu tidak dilarang. Karena berdzikir dan berdoa adalah hal yang Allah perintahkan setiap saat dan dilakukan kapanpun.
4. Mendengarkan ayat Al-Qur’an