Agar Tidak Pikun di Usia Tua, Ini Amalannya

Rabu, 23 Juni 2021 - 14:38 WIB
Kepikunan dapat diobati dengan melazimkan membaca Al-Quran. Foto/Dok Syafiatulqurankaras
Semua manusia akan menua seiring perjalanan waktu yang dilaluinya. Ketika lanjut usia, seseorang akan mengalami pikun atau menjadi sering lupa. Jika sudah parah, bisa tidak mengenal orang terdekatnya.

Dalam ilmu kedokteran pikun disebut Demensia. Bisa diartikan sebagai kondisi berkurangnya daya ingat atau memori. Banyak yang beranggapan bahwa pikun merupakan efek penuaan yang tidak dapat dihindari.

Bagaimana cara agar tidak pikun di usia tua? Berikut rahasianya dijelaskan dalam Al-Qur'an. Siapa yang mengamalkannya di usia muda, insya Allah ia tidak akan mengalami pikun.

عن ابن عباس رضي الله عنهما قال :

من قرأ القرآن لم يرد إلى أرذل العمر، وذلك قوله تعالى: {ثم رددناه أسفل سافلين، إلا الذين آمنوا} قال: الذين قرؤوا القرآن."

رواه الحاكم

صحيح الترهيب (۱٤٣٥)

Dari Sayyiduna Abdulloh bin Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: "Barang siapa membaca Al-Qur'an, maka dia tidak akan dikembalikan ke usia tua renta (pikun dan kembali seperti anak kecil)."

Karena itu Allah Ta'ala berfirman:

ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ الا الذين آمنوا

"Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (yakni berusia tua renta), kecuali orang-orang yang beriman."

Beliau berkata: "Mereka itu orang-orang yang membaca Al-Qur'an." (HR. Al-Hakim, Shahih At-Targhib wat Tarhib 1435)

Imam Al-Qurthubi mengatakan: "Siapapun yang rajin membaca Al-Qur'an maka ingatannya akan dijadikan segar meski ia telah berusia 100 tahun".

Sebagaimana diketahui, Al-Qur'an adalah kalam Allah yang memiliki mukjizat agung. Al-Qur'an disebut juga sebagai Asy-Syifa atau obat segala penyakit kejiwaan sehingga siapa saja yang membacanya akan mendapatkan ketenangan. Di ayat lain Allah berfirman: "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'du: 28)

Dari sahabat Abu Musa Al-Asy’ari berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Perumpaan seorang mukmin yang rajin membaca Al-Qur'an adalah seperti buah Al-Atrujah: aromanya wangi dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mukmin yang tidak membaca Al-Qur'an adalah seperti buah tamr (kurma): tidak ada aromanya namun rasanya manis. Perumpamaan seorang munafiq namun ia rajin membaca Al-Qur'an adalah seperti buah Raihanah: aromanya wangi namun rasanya pahit. Sedangkan perumpaan seorang munafiq yang tidak membaca Al-Qur'an adalah seperti buah Hanzhalah: tidak memiliki aroma dan rasanya pun pahit." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Baca Juga: Keutamaan Membaca Al-Qur'an dengan Mushaf

Wallahu A'lam
(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَّيُعَذِّبَ الۡمُنٰفِقِيۡنَ وَالۡمُنٰفِقٰتِ وَالۡمُشۡرِكِيۡنَ وَ الۡمُشۡرِكٰتِ الظَّآنِّيۡنَ بِاللّٰهِ ظَنَّ السَّوۡءِ‌ؕ عَلَيۡهِمۡ دَآٮِٕرَةُ السَّوۡءِ‌ ۚ وَ غَضِبَ اللّٰهُ عَلَيۡهِمۡ وَلَعَنَهُمۡ وَاَعَدَّ لَهُمۡ جَهَنَّمَؕ وَسَآءَتۡ مَصِيۡرًا
dan Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, dan (juga) orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (azab) yang buruk dan Allah murka kepada mereka dan mengutuk mereka serta menyediakan neraka Jahanam bagi mereka. Dan (neraka Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali.

(QS. Al-Fath Ayat 6)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More