Gus Baha Jelaskan Hukum Berkurban untuk Orangtua yang Meninggal

Rabu, 14 Juli 2021 - 17:17 WIB
"Mboten (tidak)."

"Wah ya capek kamu."

Sudah capek dan orang ini (si bapak) tidak berkeinginan shalat. Lah ini yang kadang orang salah kaprah, “Bisa tidak amal sampai kepada mayit?”

Sebenarnya di dunia ulama perdebatannya tidak pada masalah sampai tidaknya, tapi mayitnya ini siapa?

Mayit ini sholeh ya jelas, karena sabda Nabi jelas:

مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا الى يوم القيمة

"Orang baik kemudian mengajarkan kebaikan pasti dia dapat investasi kebaikan tersebut. Dan siapapun yang meniru dia, dia dapat sahamnya."

Itu tidak ada perbedaan antara NU, Muhammadiyah, dan Wahabi, semuanya sama. Yang debat itu yang tidak paham. Saya jamin. Hehehe.. Haditsnya shahih.

Siapa yang mensyariatkan kebaikan, maka kebaikan itu ditiru oleh orang setelahnya maka ia dapat kebaikan itu dan kebaikan orang yang meniru itu. Itu kan hadis shahih tidak ada perdebatan sama sekali.

Baca Juga: Gus Baha Jelaskan Risiko Patungan Kurban Sapi untuk 7 Orang

Berikut Ceramah Gus Baha bersumber dari Channel Sirah Ulama tahun lalu:

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
Halaman :
cover top ayah
وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا فِىۡ سِتَّةِ اَيَّامٍ‌ۖ وَّمَا مَسَّنَا مِنۡ لُّغُوۡبٍ
Dan sungguh, Kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami tidak merasa letih sedikit pun.

(QS. Qaf Ayat 38)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More