Istidraj, Mengapa Umat Islam Tak Merasa Terkena Azab Ini?
Minggu, 05 September 2021 - 18:06 WIB
9. Tidak mau menuntut ilmu syar’I.
10. Lupa akan kematian.
Tetapi Allah Ta'ala malah memberikan :
1. Harta yang berlimpah.
2. Kesenangan terus menerus.
3. Dikagumi dan dipuja puji banyak orang.
4. Tidak pernah diberikan sakit.
5. Tidak pernah diberikan musibah.
6. Hidupnya aman-aman saja.
Hati-hati karena semuanya itu adalah istidraj. Ini merupakan bentuk kesengajaan dan pembiaran yang dilakukan Allah Ta'ala pada hambaNya yang sengaja berpaling dari perintah-perintah Allah, Allah menunda segala bentuk azabNya.
Allah Ta'ala membiarkan hamba tersebut semakin lalai dan semakin diperbudak dunia, Allah membuatnya lupa pada kematian. Jangan dulu merasa aman, nyaman, tentram dengan hidup kita saat ini, seolah hidup kita penuh berkah dari Allah, lihat diri kita. Bila semua kesenangan yang Allah titipkan tapi justru membuat kita semakin jauh dari Allah dan melupakan segala perintah-perintahNya bersiaplah utk menantikan konsekuensinya, karena janji Allah itu Maha Benar.
Tolak ukur kebahagiaan bukanlah diukur dari banyaknya harta, tahta, dan keturunan melainkan karena ketaqwaannya kepada Allah Azza wajalla. Maka, hendaklah setiap muslim takut jika selalu mendapat karunia Allah, padahal dia tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata dia mendapat azab istidraj dari Allah”.
Wallahu A'lam
10. Lupa akan kematian.
Tetapi Allah Ta'ala malah memberikan :
1. Harta yang berlimpah.
2. Kesenangan terus menerus.
3. Dikagumi dan dipuja puji banyak orang.
4. Tidak pernah diberikan sakit.
5. Tidak pernah diberikan musibah.
6. Hidupnya aman-aman saja.
Hati-hati karena semuanya itu adalah istidraj. Ini merupakan bentuk kesengajaan dan pembiaran yang dilakukan Allah Ta'ala pada hambaNya yang sengaja berpaling dari perintah-perintah Allah, Allah menunda segala bentuk azabNya.
Allah Ta'ala membiarkan hamba tersebut semakin lalai dan semakin diperbudak dunia, Allah membuatnya lupa pada kematian. Jangan dulu merasa aman, nyaman, tentram dengan hidup kita saat ini, seolah hidup kita penuh berkah dari Allah, lihat diri kita. Bila semua kesenangan yang Allah titipkan tapi justru membuat kita semakin jauh dari Allah dan melupakan segala perintah-perintahNya bersiaplah utk menantikan konsekuensinya, karena janji Allah itu Maha Benar.
Tolak ukur kebahagiaan bukanlah diukur dari banyaknya harta, tahta, dan keturunan melainkan karena ketaqwaannya kepada Allah Azza wajalla. Maka, hendaklah setiap muslim takut jika selalu mendapat karunia Allah, padahal dia tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata dia mendapat azab istidraj dari Allah”.
Wallahu A'lam
(wid)