Sebelum Kenabian, Sepupu Umar bin Khattab Sudah Berakidah Tauhid

Senin, 01 Juni 2020 - 11:36 WIB


Zaid menjelaskan bahwa, ‘ia orang yang tidak tinggi tidak pula pendek, rambutnya tidak lebat tidak pula tipis, warna merah tidak pernah terpisah dari matanya, tanda kenabian terletak antara kedua pundaknya, namanya adalah Ahmad, negeri ini (Makkah) adalah tempat kelahirannya dan tempat ia diutus menjadi nabi, kemudian kaumnya mengusirnya dan menentang agama yang ia bawa, hingga ia berhijrah menuju Yatsrib (sekarang Madinah) dan berkembanglah agamanya.

Maka berhati-hatilah engkau, jangan sampai engkau terpedaya hingga tak mengikuti ajarannya. Sesungguhnya aku telah mengelilingi seluruh negeri untuk mencari agama Ibrahim, dan setiap orang yang aku tanyai dari kaum Yahudi, Nasrani dan Majusi berkata bahwa agama itu ada di belakangku. Dan mereka mengemukakan sifat-sifatnya sebagaimana yang aku jelaskan kepadamu. Dan mereka juga berkata tidak ada lagi nabi selainnya.’”

‘Amir bin Rabi’ah berkata, “Ketika aku masuk Islam, aku memberitahu Rasulullah tentang perkataan Zaid bin Amr dan menyampaikan salam darinya, maka Rasulullah menjawab salam tersebut dan mendoakan semoga Allah memberi rahmat dan ampunan kepadanya.”



Dari Aisyah meriwayatkan, Rasulullah bersabda, “Aku masuk surga dan melihat dua tenda besar milik Zaid bin Amr.”

Keadaan Zaid disebutkan dalam sebuah hadits yang juga menyebutkan tempat kembali Waraqah bin Naufal, Khadijah binti Khuwailid, dan Abu Thalib.

عن جابر بن عبد الله : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سئل عن ورقة بن نوفل ؟ فقال : ( قد رأيته فرأيت عليه ثياب بياض أبصرته في بطنان الجنة وعليه السندس ) وسئل عن زيد بن عمرو بن نفيل ؟ فقال : ( يبعث يوم القيامة أمة وحده ) وسئل عن أبي طالب ؟ فقال : ( أخرجته من غمرة من جهنم إلى ضحضاح منها ) وسئل عن خديجة لأنها ماتت قبل الفرائض وأحكام القرآن ؟ فقال : ( أبصرتها على نهر في الجنة في بيت من قصب لا صخب فيه ولا نصب

Dari Jabir bin ‘Abdillah bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang Waraqah bin Naufal. Maka beliau bersabda, “Sungguh aku telah melihatnya. Aku melihatnya mengenakan pakaian putih; dia berada di antara dua bagian dalam surga dan dia memakai kain sutra tipis.”

Beliau ditanya tentang Zaid bin ‘Amr bin Nufail. Maka beliau bersabda, “Dia dibangkitkan pada hari kiamat sebagai umat seorang diri.”

Beliau ditanya tentang Abu Thalib . Maka beliau bersabda, “Aku mengeluarkannya dari kesengsaraan Jahannam menuju bagian yang lebih ringan darinya.”

Beliau ditanya tentang Khadijah , sebab dia meninggal sebelum turun ayat tentang hukum-hukum dan kewajiban dalam Alquran dan dijadikan sumber keputusan. Maka beliau bersabda, “Aku melihatnya berada di sungai di surga, di sebuah rumah yang terbuat dari benang emas dan perak. Tak ada hiruk-pikuk di sana, tidak pula keletihan.” (Hadits hasan; lihat Shahih As-Sirah An-Nabawiyyah, 1:94)



Sebuah syair menjadi curahan jiwa Zaid bin ‘Amr bin Nufail:

Apakah Rabb yang Esa ataukah seribu tuhan

Yang ‘kan kusembah ketika engkau membagi-bagi jatah?

Kutinggalkan Lata dan ‘Uzza seluruhnya

Demikianlah yang dilakukan si orang yang amat sabar

Maka bukanlah ‘Uzza yang kusembah, tidak juga kedua putrinya

Tak pula dua berhala Bani ‘Amr yang ‘kan kuziarahi

Bukan pula Ghanam yang ‘kan kusembah padahal dia adalah rabb kita saat ini,

Karena akalku masih waras

Aku heran

Pada malam-malam terdapat perkara yang mengagumkan

Begitu pula siang hari,

Orang yang berakal pasti tahu

Bahwa sungguh Allah benar-benar membinasakan banyak orang

Itulah nasib manusia fajir

Dan tersisalah golongan lain, yaitu para pelaku kebajikan

Anak kecil tumbuh sehat

Seseorang yang pingsan dan sadar kembali,

Suatu hari ia menjelaskan kepada kita

Sebagaimana tingginya ranting pohon yang subur

Akan tetapi aku menyembah Ar-Rahman Rabb-ku

Agar Rabb-ku yang Maha Pengampun berkenan mengampuni dosaku

Maka takwa kepada Allah Rabb kalian,

Jagalah ketakwaan itu

Bilamana kalian menjaganya, kalian tak ‘kan binasa

Engkau melihat orang-orang yang berbuat kebajikan

Negeri mereka adalah taman-taman surga

Dan bagi orang-orang kafir tungku api yang menyala

Serta kehinaan hidup,

Adapun bila mereka mati,

Mereka berjumpa dengan sesuatu yang menyempitkan dada. (Lihat As-Sirah An-Nabawiyyah, 1:162. ( )
Halaman :
Follow
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa menegakkan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

(HR. Bukhari No. 36)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More