Kisah Penggali Kubur Menyetubuhi Mayat yang Membuat Rasulullah SAW Marah
Kamis, 30 September 2021 - 14:01 WIB
“Sebenarnya dosa apa yang kau lakukan, coba kau katakan kepadaku?” pinta Rasul.
“Sungguh saya malu untuk mengatakannya," jawab pemuda itu.
“Jika tidak kamu katakan maka dosa itu akan tetap membebani jiwamu,” bujuk Rasulullah.
Pemuda itu terdiam. Kepalanya menunduk melihat lantai masjid. Ia mulai memberanikan dirinya untuk mengatakan apa yang telah ia perbuat.
“Tujuh tahun saya bekerja sebagai penggali kubur. Suatu ketika ada mayat kaum Anshar. Ia masih gadis dan sangat cantik. Secara diam-diam saya menggali kuburannya lalu kubuka kain kafannya. Awalnya saya ingin meninggalkannya tetapi syahwat saya bergelora. Maka kulampiaskan syahwatku dengan menzinahi mayat itu sampai puas. Setelah itu saya tinggalkan begitu saja.
Beberapa langkah saya hendak pergi meninggalkan kuburan itu tiba tiba mayat itu bangkit dan berkata: 'Sungguh celaka engkau wahai pemuda. Apakah engkau tidak malu kepada tuhan yang kelak membalasmu di hari kiamat? Pada saat semua orang dituntut balas, engkau membiarkan aku dalam keadaan telanjang dan berhadas besar di hadapan tuhanku'.”
Mendengar pengakuan pemuda ini, Rasulullah SAW sangat marah dan seketika itu berdiri dan berkata: ”Wahai pemuda fasik tempatmu memang pantas di neraka. Keluarlah dari tempat ini.”
Sang pemuda keluar dangan hati yang hancur dan jiwa tak bersemangat. Tak ada harapan baginya untuk mendapatkan pengampunan dari dosanya. Sebenarnya ia ingin bertobat dengan sebenar-benarnya kepada Allah. Dia terus melangkah tanpa tau arah dan tujuannya.
Nabi ingin mendengar petunjuk langsung dari Allah tentang peristiwa yang baru saja beliau dengarkan. Di sisi lain, pemuda itu kemudian pergi menyendiri dalam sebuah gua di gunung. Di sana dia menangis, meminta ampun kepada Allah.
Dia bersumpah tak akan keluar dari gua sebelum Allah memaafkannya dan menyampaikan ampunannya itu lewat Rasulullah SAW. Setelah 40 hari, tubuh dan wajah pemuda itu berubah drastis. Selama di dalam gua, dia hanya bertahan hidup dengan makanan yang dia temukan dalam gua.
Ia berdoa: ”Oh tuhannya Nabi Muhammad, Tuhan Nabi Adam dan Hawa jika aku telah engkau ampuni sampaikanlah kepada Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Namun jika kau menolak tobatku ini, bakarlah aku di dunia dan bebaskan aku dari siksa di akhirat. Sungguh saya tidak akan sanggup menerima siksamu di akhirat kelak.”
Bersamaan dengan itu Allah mengutus malaikat Jibril untuk menemui Rasulullah SAW.
“Wahai Muhammad, Allah menyampaikan salam kepadamu, dan Allah bertanya: Apakah engkau yang menciptakan makhluk?” tanya Malaikat Jibril.
“Allah yang menciptakan diriku dan semua makhluk” jawab Rasulullah
“Apakah engkau yang memberikan rezeki kepada mereka?” tanya Jibril
“Tidak. Hanya Allah yang mampu memberikan rezeki kepada makhluknya,” jawab Rasulullah
“Apakah engkau yang menerima tobat mereka atau engkau yang menghukum mereka atas dosa-dosa mereka?” tanya malaikat Jibril.
“Maha suci Allah yang maha memberi pengampunan,” jawab Rasulullah
“Wahai Muhammad, Allah berfirman: Maafkanlah hambaku, karena aku telah mengampuninya,” kata malaikat Jibril.
“Sungguh saya malu untuk mengatakannya," jawab pemuda itu.
“Jika tidak kamu katakan maka dosa itu akan tetap membebani jiwamu,” bujuk Rasulullah.
Pemuda itu terdiam. Kepalanya menunduk melihat lantai masjid. Ia mulai memberanikan dirinya untuk mengatakan apa yang telah ia perbuat.
“Tujuh tahun saya bekerja sebagai penggali kubur. Suatu ketika ada mayat kaum Anshar. Ia masih gadis dan sangat cantik. Secara diam-diam saya menggali kuburannya lalu kubuka kain kafannya. Awalnya saya ingin meninggalkannya tetapi syahwat saya bergelora. Maka kulampiaskan syahwatku dengan menzinahi mayat itu sampai puas. Setelah itu saya tinggalkan begitu saja.
Beberapa langkah saya hendak pergi meninggalkan kuburan itu tiba tiba mayat itu bangkit dan berkata: 'Sungguh celaka engkau wahai pemuda. Apakah engkau tidak malu kepada tuhan yang kelak membalasmu di hari kiamat? Pada saat semua orang dituntut balas, engkau membiarkan aku dalam keadaan telanjang dan berhadas besar di hadapan tuhanku'.”
Mendengar pengakuan pemuda ini, Rasulullah SAW sangat marah dan seketika itu berdiri dan berkata: ”Wahai pemuda fasik tempatmu memang pantas di neraka. Keluarlah dari tempat ini.”
Sang pemuda keluar dangan hati yang hancur dan jiwa tak bersemangat. Tak ada harapan baginya untuk mendapatkan pengampunan dari dosanya. Sebenarnya ia ingin bertobat dengan sebenar-benarnya kepada Allah. Dia terus melangkah tanpa tau arah dan tujuannya.
Nabi ingin mendengar petunjuk langsung dari Allah tentang peristiwa yang baru saja beliau dengarkan. Di sisi lain, pemuda itu kemudian pergi menyendiri dalam sebuah gua di gunung. Di sana dia menangis, meminta ampun kepada Allah.
Dia bersumpah tak akan keluar dari gua sebelum Allah memaafkannya dan menyampaikan ampunannya itu lewat Rasulullah SAW. Setelah 40 hari, tubuh dan wajah pemuda itu berubah drastis. Selama di dalam gua, dia hanya bertahan hidup dengan makanan yang dia temukan dalam gua.
Ia berdoa: ”Oh tuhannya Nabi Muhammad, Tuhan Nabi Adam dan Hawa jika aku telah engkau ampuni sampaikanlah kepada Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Namun jika kau menolak tobatku ini, bakarlah aku di dunia dan bebaskan aku dari siksa di akhirat. Sungguh saya tidak akan sanggup menerima siksamu di akhirat kelak.”
Bersamaan dengan itu Allah mengutus malaikat Jibril untuk menemui Rasulullah SAW.
“Wahai Muhammad, Allah menyampaikan salam kepadamu, dan Allah bertanya: Apakah engkau yang menciptakan makhluk?” tanya Malaikat Jibril.
“Allah yang menciptakan diriku dan semua makhluk” jawab Rasulullah
“Apakah engkau yang memberikan rezeki kepada mereka?” tanya Jibril
“Tidak. Hanya Allah yang mampu memberikan rezeki kepada makhluknya,” jawab Rasulullah
“Apakah engkau yang menerima tobat mereka atau engkau yang menghukum mereka atas dosa-dosa mereka?” tanya malaikat Jibril.
“Maha suci Allah yang maha memberi pengampunan,” jawab Rasulullah
“Wahai Muhammad, Allah berfirman: Maafkanlah hambaku, karena aku telah mengampuninya,” kata malaikat Jibril.