Kisah Sufi Jalaluddin Rumi: Kucing dan Daging Kambing

Senin, 04 Oktober 2021 - 16:14 WIB
Kisah sufi Jalaluddin Rumi tentang roh dan raga. (Ilustrasi:Ist)
Jalaluddin Rumi bercerita: Alkisah, hiduplah seorang istri yang amat licik. Ia selalu menghabiskan setiap makanan yang dibawa oleh suaminya pulang, dan berbohong tentang hal itu.



Suatu saat, suaminya pulang dengan membawa daging kambing untuk dihidangkan kepada tamunya yang akan tiba. Suami itu telah bekerja selama dua ratus hari untuk bisa membeli daging mahal tersebut.

Ketika suaminya tidak di tempat, istri yang rakus itu segera memotong daging dan memasaknya menjadi kebab (sebuah hidangan khas Timur Tengah, -red.) Dan ia makan semua masakan itu, diselingi dengan minum anggur.

Suaminya datang ke rumah bersama tamu yang dijemputnya. “Daging itu dimakan kucing,” istrinya berbohong, “kalau kau masih punya uang, belilah lagi.”



Sang suami lalu meminta pelayan untuk membawakan timbangan dan kucing yang dituduh itu. Berat

kucing itu adalah tiga kilogram. “Daging kambing itu beratnya tiga kilogram dan satu ons,” ujar suami itu sambil menggendong kucing. “Kalau benda ini adalah kucing, lalu di mana daging kambingnya? Kalau benda ini adalah daging kambing, lalu di mana kucingnya? Carilah mana kucing itu, atau mana daging kambing itu!”

Rumi menutup cerita itu dengan menulis: Jika kau memiliki raga, lalu di mana ruhnya? Jika kau memiliki ruh, lalu di mana raganya?

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More