Kisah Sufi Ibrahim bin Adham: Perjalanan ke Makkah, Bertemu Daud dan Khidir
Sabtu, 16 Oktober 2021 - 06:34 WIB
Dia pergi duluan meninggalkan karavan agar tidak ada orang yang mengenalinya. Para pelayan tiba terlebih dahulu ketimbang para sesepuh, dan mereka melihat Ibrahim berjalan di depan karavan. Namun karena belum pernah melihat Ibrahim sebelumnya, mereka tidak mengenalinya.
Mendekatinya, mereka berteriak, “Ibrahim bin Adham sudah dekat. Para sesepuh Haram telah keluar untuk menemuinya.”
“Apa yang kalian inginkan dari zindik itu (yaitu Ibrahim bin Adham sendiri)?” tanya Ibrahim.
Mereka langsung menyerang dan menghajarnya.
“Para sesepuh Makkah keluar untuk menemuinya, dan engkau menyebutnya sebagai seorang zindik!?” mereka berteriak.
“Menurutku dia zindik,” ulang Ibrahim.
Ketika mereka meninggalkannya, Ibrahim tidak berpura-pura lagi menjadi orang lain.
“Hah!” serunya. Dia berbicara kepada dirinya sendiri, “Engkau menginginkan para sesepuh keluar untuk menemuimu. Baiklah, engkau telah mendapatkan beberapa pukulan. Alhamdulillah, karena aku telah melihat keinginanmu!”
Ibrahim kemudian tinggal di Makkah. Lingkaran pertemanan terbentuk di sekitarnya, dan dia mendapatkan rotinya dengan mendayagunakan tangannya, bekerja sebagai tukang kayu.
Mendekatinya, mereka berteriak, “Ibrahim bin Adham sudah dekat. Para sesepuh Haram telah keluar untuk menemuinya.”
“Apa yang kalian inginkan dari zindik itu (yaitu Ibrahim bin Adham sendiri)?” tanya Ibrahim.
Mereka langsung menyerang dan menghajarnya.
“Para sesepuh Makkah keluar untuk menemuinya, dan engkau menyebutnya sebagai seorang zindik!?” mereka berteriak.
“Menurutku dia zindik,” ulang Ibrahim.
Ketika mereka meninggalkannya, Ibrahim tidak berpura-pura lagi menjadi orang lain.
“Hah!” serunya. Dia berbicara kepada dirinya sendiri, “Engkau menginginkan para sesepuh keluar untuk menemuimu. Baiklah, engkau telah mendapatkan beberapa pukulan. Alhamdulillah, karena aku telah melihat keinginanmu!”
Ibrahim kemudian tinggal di Makkah. Lingkaran pertemanan terbentuk di sekitarnya, dan dia mendapatkan rotinya dengan mendayagunakan tangannya, bekerja sebagai tukang kayu.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)