Antara Yastrib dan Madinah: Awalnya Umat Nabi Nuh Tinggal di Sini

Rabu, 03 Juni 2020 - 16:58 WIB
Kurma dan anggur tumbuh subur di Madinah. Foto/Ilustrasi/Ist
KOTA Madinah letaknya kurang lebih sekitar 340 kilometer dari kota Makkah dan sekitar 190 kilometer dari tepi Laut Merah. Madinah dikelilingi oleh pegunungan dan bukit-bukit. Kota ini memiliki iklim gurun. Rata-rata suhu udaranya berkisar antara 10 hingga 25 derajat celcius. Pada musim panas, suhu di kota ini bisa naik hingga 30 derajat sampai 45 derajat celcius.

Dalam buku Al-Madinah al-Munawwarah fi at-Tarikh: Dirasah Syamilah karya Abdussalam Hasyim Hafidz, kota Madinah sebelum Islam diisi penduduk yang berasal dari tragedi yang menimpa di masa Nabi Nuh AS. Diceritakan bahwa sebagian umat Nabi Nuh itu tenggelam terbawa banjir besar, termasuk putra Nabi Nuh, Kan’an. ( )

Sedangkan sebagian umat yang selamat, mereka ikut serta dalam bahtera kapal Nabi Nuh selama satu tahun 10 hari. Usai selamat, terdapat salah seorang pengikut Nabi Nuh bernama, Yatsrib bin Qaniyah bin Mahlail, melancong ke sebuah tempat. Kejadian ini bertepatan pada 2600 sebelum Masehi (SM), dan nama tempat yang dilanconginya itu pun dikenal dengan nama Yatsrib.( )

Dinamai Yatsrib karena merujuk pada orang pertama yang mendatangi tempat tersebut. Meski dalam sejarahnya Yatsrib telah mendatangi tempat itu, namun sejatinya beliau tidak lama menetap di sana dan memutuskan untuk pindah ke Juhfah.

( )



Kendati demikian, nama Yatsrib yang diabadikan menjadi sebuah kota semakin populer dan dikenal banyak orang-orang Arab di masa itu maupun masa seterusnya.

Selain para pengikut Nabi Nuh, Yastrib sebelum Islam juga pernah diisi dengan sejumlah kekuatan politik, salah satunya dari Dinasti Amalekit. Meski dinasti ini kekuasaannya berpusat di Mesir, namun mereka sesungguhnya mempunyai kekuatan yang tersebar di berbagai kawasan Arab lainnya.



Antara lain Suriah, Yaman, Makkah, dan juga Yatsrib. Kekuasaan Dinasti Amalekit ini mendiami Kota Yatsrib setelah pengikut Nabi Nuh bermigrasi ke Juhfah. Adapun para klan dari Dinasti Amalekit yang mendiami Yatsrib antara lain Bani Sa’ad, Bani Haf, Bani Mathar, Bani al-Azraq, hingga Bani Ghaffar.



Berganti Madinah

Kira-kira pada 622 Masehi, Nabi Muhammad hijrah ke kota ini. Penduduk kota amat sangat bersuka cita. Sejak saat itu, nama kota tempat tinggal mereka diubah, yakni dari Yastrib menjadi Madinah.

Yathrib telah dipilih oleh Allah untuk melindungi Nabi SAW setelah hijrah dan untuk menghasilkan tidak hanya Masyarakat Islam pertama tetapi juga untuk melayani sebagai titik fokus untuk panggilan universal Islam.



Bukan tanpa alasan Rasulullah SAW memilih nama al-Madinah al-Munawwarah. Cendekiawan Muslim, Nurcholish Madjid (Cak Nur) (1939-2005) pernah menelaah masalah ini dalam sebuah artikelnya.

Menurut Cak Nur, kebijakan Nabi SAW mengubah nama kota itu bukan perkara kebetulan. Di baliknya, terkandung makna yang luas dan mendalam, mengubah cara hidup masyarakat di Jazirah Arab.

Secara kebahasaan, kata madinah berarti 'kota.' Kata ini punya akar kata yang sama dengan din yang berarti 'agama.' Kedua kata itu berasal dari tiga huruf yang digabungkan, yaitu "d-y-n" (dal-ya'-nun), yang bermakna dasar 'patuh.'



Dengan demikian, lanjut Cak Nur, baik madinah maupun din mengajarkan sikap tunduk-patuh kepada Sang Maha Pencipta. 'Kepatuhan penuh pasrah' kepada Tuhan, dalam bahasa Arab disebut sebagai Islam, yang memiliki makna 'damai' dan 'keselamatan.'
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
لَا تَحۡسَبَنَّ الَّذِيۡنَ يَفۡرَحُوۡنَ بِمَاۤ اَتَوْا وَّيُحِبُّوۡنَ اَنۡ يُّحۡمَدُوۡا بِمَا لَمۡ يَفۡعَلُوۡا فَلَا تَحۡسَبَنَّهُمۡ بِمَفَازَةٍ مِّنَ الۡعَذَابِ‌ۚ وَلَهُمۡ عَذَابٌ اَ لِيۡمٌ
Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka dipuji atas perbuatan yang tidak mereka lakukan, jangan sekali-kali kamu mengira bahwa mereka akan lolos dari azab. Mereka akan mendapat azab yang pedih.

(QS. Ali 'Imran Ayat 188)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More