3 Hal Ini Berada Dalam Naungan 'Arasy Allah di Hari Kiamat
Rabu, 03 Juni 2020 - 21:28 WIB
Sebagaimana dijelaskan dalam kaidah syariat, hari Kiamat adalah hari yang sulit bagi manusia kecuali mereka yang dirahmati Allah Ta'ala. Dahsyatnya hari Kiamat tidak bisa dibayangkan oleh siapa pun, maka beruntunglah golongan manusia yang masuk surga tanpa hisab (pengadilan akhirat).
Dalam satu hadis disebutkan ada 3 hal yang akan berada dalam naungan 'Arasy Allah pada hari Kiamat .(Baca Juga: Inilah Rentetan Peristiwa Menjelang Hari Kiamat Besar)
عَن عَبِد الَرحمنِ رَضَيِ اللٌهُ عَنهُ عَنِ الٌنِبيِ صَلَي اللٌهُ عَلَيهَ وَسَلَمَ ثَلآثُ تَحتَ العَرشِ يَومَ القَياَمةَ القُرانُ يُحَاجُّ العِبَادَ لَه ظَهرٌ وَبَطُنٌ وَالأمَاَنُةٌ وَالرَّحِمُ تُنَادِيُ ألآ مَنُ وَصَلَنيِ وَصَلَهُ اللٌهُ وَمَن قَطَعنيِ قَطَعَهً اللٌهُ. (روى في شرح السنة)
Dari Abdur Rahman bin Auf RA dari Nabi shallallahu 'alaihi wa salam. "Ada tiga hal yang akan berada di bawah naungan 'Arasy Ilahi pada hari kiamat : (1) Al-Qur'an yang akan membela hamba Allah dan ia mempunyai zhahir dan batin: (2) Amanat dan (3) Silaturahmi yang akan berseru, 'ingatlah! siapa yang menghubungkan aku, maka Allah menghubunginya, dan siapa yang memutuskan aku, maka Allah memutuskannya." (Kitab Syarhus Sunnah).
Syeikh Maulana Zakariyya Al-Kandahlawy dalam Kitab Fadhail Qur'an menjelaskan, maksud 'tiga hal yang berbeda di bawah Arasy' adalah sempurnanya kedekatan ketiga hal itu kepada Allah, yakni sangat dekat dengan 'Arsy Allah. Maksud 'membela hamba Allah' adalah orang yang memuliakan Al-Qur'an , menunaikan hak-haknya, dan mengamalkan isinya. Maka Al-Qur'an pasti akan membelanya di hadapan Allah dan akan mensyafa'atinya serta meninggikan derajatnya.
Mulla Ali Qari RA meriwayatkan dari Tirmidzi bahwa ahli Al-Qur'an kelak akan datang pada hari Kiamat . Lalu Al-Qur'an memohon kepada Allah, "Ya Allah, berilah ia pakaian!" maka dipakaikan mahkota kemuliaan kepada orang itu. Kemudian Al- Qur'an memohon lagi, "Ya Allah tambahkanlah untuknya!" maka dipakaikan kepadanya pakaian kemuliaan. Al-Qur'an pun memperoleh ridha dari orang yang kita cintai di dunia ini, rasanya tidak ada kenikmatan yang lebih besar dari pada itu. (Baca Juga: Beginilah Keadaan Umat Islam pada Hari Kiamat)
Demikian juga di akhirat, kenikmatan manakah yang dapat mengalahkan ridha Allah? Sedangkan bagi orang yang tidak memenuhi hak-hak Al-Qur'an , maka Al-Qur'an akan menuntutnya, "apakah engkau telah memuliakan aku? Apakah engkau telah menunaikan hak-hakku?"
Hak Al-Qur'an
Dalam Syarah Ihya dinyatakan bahwa hak Al-Qur'an adalah dikhatamkan dua kali dalam setahun. Maka mereka yang melalaikan Al-Qur'an hendaknya memikirkan masalah ini, yakni bagaimanakah kita menjawab tuntutan sekeras ini? Padahal maut itu pasti datang, dan tidak ada tempat untuk lari darinya.
Maksud Al-Qur'an memiliki zhahir dan batin. Zhahir Al-Qur'an yaitu makna Al-Qur'an yang dapat dipahami oleh semua orang. Sedangkan batin Al-Qur'an maksudnya adalah makna Al-Qur'an yang tidak dapat dipahami oleh semua orang. Mengenai hal ini, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa mengemukakan pendapatnya sendiri tentang isi Al-Qur'an, maka ia telah melakukan kesalahan walaupun pendapatnya itu benar."
Ulama berpendapat bahwa maksud zhahir Al- Qur'an adalah lafazh-lafazh Al-Qur'an yang dapat dibaca oleh semua orang. Sedangkan batin Al-Qur'an adalah makna atau maksud Al-Qur'an yang dapat dipahami menurut keahlian masing-masing.(Baca Juga: Astaghfirullah, Inilah Orang Pertama yang Diadili di Hari Kiamat)
Untuk memahami kandungan Al-Qur'an , kita mesti menunaikan syarat dan adab-adabnya terlebih dahulu. Jangan hanya bermodalkan tentang lafaz bahasa Arab, atau melihat terjemahan, seseorang berani menafsirkan Al-Qur'an dengan pendapatnya sendiri.
Alim ulama berkata, untuk dapat menafsirkan Al-Qur'an diperlukan keahlian dalam 15 bidang ilmu. Ada tiga hal yang harus dikuasai jika ingin menafsirkan Al-Qur'an:
1. Ilmu Lughat (filologi), yaitu ilmu untuk mengetahui arti setiap kata Al-Qur'an .
2. Ilmu Nahwu (ilmu tata bahasa).
3. Ilmu Sharaf (ilmu perubahan bentuk kata). (Baca Juga: Inilah Orang-orang yang Bangkrut di Hari Kiamat)
Wallahu Ta'ala A'lam
Dalam satu hadis disebutkan ada 3 hal yang akan berada dalam naungan 'Arasy Allah pada hari Kiamat .(Baca Juga: Inilah Rentetan Peristiwa Menjelang Hari Kiamat Besar)
عَن عَبِد الَرحمنِ رَضَيِ اللٌهُ عَنهُ عَنِ الٌنِبيِ صَلَي اللٌهُ عَلَيهَ وَسَلَمَ ثَلآثُ تَحتَ العَرشِ يَومَ القَياَمةَ القُرانُ يُحَاجُّ العِبَادَ لَه ظَهرٌ وَبَطُنٌ وَالأمَاَنُةٌ وَالرَّحِمُ تُنَادِيُ ألآ مَنُ وَصَلَنيِ وَصَلَهُ اللٌهُ وَمَن قَطَعنيِ قَطَعَهً اللٌهُ. (روى في شرح السنة)
Dari Abdur Rahman bin Auf RA dari Nabi shallallahu 'alaihi wa salam. "Ada tiga hal yang akan berada di bawah naungan 'Arasy Ilahi pada hari kiamat : (1) Al-Qur'an yang akan membela hamba Allah dan ia mempunyai zhahir dan batin: (2) Amanat dan (3) Silaturahmi yang akan berseru, 'ingatlah! siapa yang menghubungkan aku, maka Allah menghubunginya, dan siapa yang memutuskan aku, maka Allah memutuskannya." (Kitab Syarhus Sunnah).
Syeikh Maulana Zakariyya Al-Kandahlawy dalam Kitab Fadhail Qur'an menjelaskan, maksud 'tiga hal yang berbeda di bawah Arasy' adalah sempurnanya kedekatan ketiga hal itu kepada Allah, yakni sangat dekat dengan 'Arsy Allah. Maksud 'membela hamba Allah' adalah orang yang memuliakan Al-Qur'an , menunaikan hak-haknya, dan mengamalkan isinya. Maka Al-Qur'an pasti akan membelanya di hadapan Allah dan akan mensyafa'atinya serta meninggikan derajatnya.
Mulla Ali Qari RA meriwayatkan dari Tirmidzi bahwa ahli Al-Qur'an kelak akan datang pada hari Kiamat . Lalu Al-Qur'an memohon kepada Allah, "Ya Allah, berilah ia pakaian!" maka dipakaikan mahkota kemuliaan kepada orang itu. Kemudian Al- Qur'an memohon lagi, "Ya Allah tambahkanlah untuknya!" maka dipakaikan kepadanya pakaian kemuliaan. Al-Qur'an pun memperoleh ridha dari orang yang kita cintai di dunia ini, rasanya tidak ada kenikmatan yang lebih besar dari pada itu. (Baca Juga: Beginilah Keadaan Umat Islam pada Hari Kiamat)
Demikian juga di akhirat, kenikmatan manakah yang dapat mengalahkan ridha Allah? Sedangkan bagi orang yang tidak memenuhi hak-hak Al-Qur'an , maka Al-Qur'an akan menuntutnya, "apakah engkau telah memuliakan aku? Apakah engkau telah menunaikan hak-hakku?"
Hak Al-Qur'an
Dalam Syarah Ihya dinyatakan bahwa hak Al-Qur'an adalah dikhatamkan dua kali dalam setahun. Maka mereka yang melalaikan Al-Qur'an hendaknya memikirkan masalah ini, yakni bagaimanakah kita menjawab tuntutan sekeras ini? Padahal maut itu pasti datang, dan tidak ada tempat untuk lari darinya.
Maksud Al-Qur'an memiliki zhahir dan batin. Zhahir Al-Qur'an yaitu makna Al-Qur'an yang dapat dipahami oleh semua orang. Sedangkan batin Al-Qur'an maksudnya adalah makna Al-Qur'an yang tidak dapat dipahami oleh semua orang. Mengenai hal ini, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa mengemukakan pendapatnya sendiri tentang isi Al-Qur'an, maka ia telah melakukan kesalahan walaupun pendapatnya itu benar."
Ulama berpendapat bahwa maksud zhahir Al- Qur'an adalah lafazh-lafazh Al-Qur'an yang dapat dibaca oleh semua orang. Sedangkan batin Al-Qur'an adalah makna atau maksud Al-Qur'an yang dapat dipahami menurut keahlian masing-masing.(Baca Juga: Astaghfirullah, Inilah Orang Pertama yang Diadili di Hari Kiamat)
Untuk memahami kandungan Al-Qur'an , kita mesti menunaikan syarat dan adab-adabnya terlebih dahulu. Jangan hanya bermodalkan tentang lafaz bahasa Arab, atau melihat terjemahan, seseorang berani menafsirkan Al-Qur'an dengan pendapatnya sendiri.
Alim ulama berkata, untuk dapat menafsirkan Al-Qur'an diperlukan keahlian dalam 15 bidang ilmu. Ada tiga hal yang harus dikuasai jika ingin menafsirkan Al-Qur'an:
1. Ilmu Lughat (filologi), yaitu ilmu untuk mengetahui arti setiap kata Al-Qur'an .
2. Ilmu Nahwu (ilmu tata bahasa).
3. Ilmu Sharaf (ilmu perubahan bentuk kata). (Baca Juga: Inilah Orang-orang yang Bangkrut di Hari Kiamat)
Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)