Bilal bin Rabah, Budak yang Disebut Pemimpin Kita oleh Umar bin Khattab

Rabu, 10 November 2021 - 16:27 WIB
Riwayat lainnya mengatakan bahwa Umayyah berkata, “aku tak akan membebaskan engkau sampai engkau mati seperti ini atau menolak agama Muhammad dan menyembah Lata dan ‘Uzza.”

Mendapat perlakuan sedemikian rupa, Bilal menjawabnya hanya dengan dua kata yang jelas membuktikan kekokohan imannya. Ia berkata, “Ahad! Ahad!” (Yakni, Allah itu Esa.)

Bilal bergeming, dia kokoh pada pendiriannya dan tidak ingin mengikuti perintah para penyiksanya untuk meninggalkan Islam. Sehingga, tuan dan para penyiksanya harus mengulang terus-menerus penyiksaan terhadap Bilal selama beberapa hari ke depannya.

Konon, Abu Jahal pun suatu waktu turut serta dalam penyiksaan tersebut, dia berkata, “Ingkarilah Tuhan Muhammad!” namun jawaban dari Bilal tetap sama, “Ahad! Ahad!”

Dengan penyiksaan yang terus menerus seperti itu, beberapa algojo menaruh kasihan pada Bilal. Mereka pun membujuk Bilal dan berjanji akan melepaskannya asalkan dia mau menyebutkan nama Tuhan mereka secara baik-baik, tidak apa-apa walaupun hanya sepatah kata, karena mereka hampir putus asa dengan kegigihan dan kekeraskepalaan Bilal.

Tapi apa yang dikatakan Bilal ketika dibujuk? Masih tetap sama, “Ahad! Ahad!” Para penyiksa pun sampai berteriak seolah-olah seperti memohon, “sebutlah Lata dan ‘Uzza!” “Ahad! Ahad!” jawaban Bilal masih sama. “Sebutlah apa yang kami sebut!” pinta mereka.

Bilal dengan lirih menjawab, “lidahku tak dapat mengucapkannya.” Maka ditinggalkannya lah Bilal sepanjang hari di padang pasir dengan batu panas yang terus menindihnya.

Sementara Bilal disiksa, datanglah Abu Bakar as-Shiddiq, dia berseru, “Apakah kalian akan membunuh seorang laki-laki karena mengatakan bahwa Tuhanku ialah Allah?” Kemudian dia berkata kepada Umayyah, “Terimalah ini untuk tebusannya, lebih tinggi dari harganya, dan bebaskan dia!”

Mendengar itu Umayyah malah merasa lega dan beruntung, karena dia sudah mulai putus asa dapat menundukkan Bilal. Apalagi Umayyah adalah seorang saudagar, dia melihat peluang keuntungan di sana, ketimbang membunuhnya, lebih baik dia menjualnya karena akan mendatangkan uang. Umayyah setuju dengan penawaran Abu Bakar.

Dari sinilah mengapa Umar bin Khattab menyebut Abu Bakar sebagai pemimpin kita yang telah memerdekakan ‘pemimpin kita’ tatkala Bilal telah menjadi muadzin pertama dalam Islam.

(mhy)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَجَاوَزۡنَا بِبَنِىۡۤ اِسۡرَآءِيۡلَ الۡبَحۡرَ فَاَتۡبـَعَهُمۡ فِرۡعَوۡنُ وَجُنُوۡدُهٗ بَغۡيًا وَّعَدۡوًا‌ ؕ حَتّٰۤى اِذَاۤ اَدۡرَكَهُ الۡغَرَقُ قَالَ اٰمَنۡتُ اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا الَّذِىۡۤ اٰمَنَتۡ بِهٖ بَنُوۡۤا اِسۡرَآءِيۡلَ وَ اَنَا مِنَ الۡمُسۡلِمِيۡنَ
Dan Kami selamatkan Bani Israil melintasi laut, kemudian Fir‘aun dan bala tentaranya mengikuti mereka, untuk menzhalimi dan menindas mereka. Sehingga ketika Fir‘aun hampir tenggelam dia berkata, Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang Muslim (berserah diri).

(QS. Yunus Ayat 90)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More