Imam Masjidil Haram dari Indonesia Cuma 3 Ulama Sepanjang Sejarah, Ini Penyebabnya
Jum'at, 12 November 2021 - 18:13 WIB
Sejak kecil kecerdasannya sudah terlihat. Kala itu, ayahnya, Syakh Abdul Latif mengajaknya ke Makkah pada usia 11 tahun (1871) untuk menunaikan ibadah Haji. Namun, setibanya di tanah suci, Ahmad tak ingin pulang dan mau menetap demi menuntaskan hafalan Al-Quran.
Selain menghafal Al-Qu'an, Ahmad berguru dengan beberapa ulama di antaranya Sayyid Bakri Syatha, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, dan Syaikh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Makkiy.
Kealiman Syaikh Ahmad Khatib dibuktikan ketika diangkatnya beliau menjadi imam dan khatib sekaligus staf pengajar di Masjid Al Haram. Jabatan ini imam dan khatib bukanlah jabatan yang sembarangan. Jabatan ini hanya diperuntukkan orang-orang yang memiliki keilmuan yang tinggi.
Syaikh Ahmad Khatib mempunyai banyak murid dan menjadi ulama-ulama besar, diantaranya Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul, ayah dari Buya Hamka ), KH Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdlatul Ulama) dan KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah).
Selain menghafal Al-Qu'an, Ahmad berguru dengan beberapa ulama di antaranya Sayyid Bakri Syatha, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, dan Syaikh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Makkiy.
Kealiman Syaikh Ahmad Khatib dibuktikan ketika diangkatnya beliau menjadi imam dan khatib sekaligus staf pengajar di Masjid Al Haram. Jabatan ini imam dan khatib bukanlah jabatan yang sembarangan. Jabatan ini hanya diperuntukkan orang-orang yang memiliki keilmuan yang tinggi.
Syaikh Ahmad Khatib mempunyai banyak murid dan menjadi ulama-ulama besar, diantaranya Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul, ayah dari Buya Hamka ), KH Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdlatul Ulama) dan KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah).
(mhy)