Jomblo Fisabilillah, Jalan Agama Pilihan Kaum Muda
Selasa, 16 November 2021 - 16:49 WIB
Jomblo fisabilillah , dua kata yang belakangan ini kian populer saja. Ini adalah sebuah "kampanye" yang ditujukan kepada kaum muda untuk meniti jalan agama. Jalan hidup yang diridhai Allah SWT. Gerakan ini muncul dari kaum muda sendiri yang menolak berpacaran sebelum menikah.
Kampanye semacam ini lumayan masif di media sosial. Bahkan di situs-situs penjualan online kaus dengan tulisan keren "Jomblo Fisabilillah" banyak diperdagangkan. Buku-buku dengan tema sejenis juga makin banyak diterbitkan.
Ada juga webinar buat kaum jomblo. Komunitas digital muslim di bawah naungan Khazanah Alwahda Kreatif, Jofisah.id (Jomblo Fisabilillah), misalnya, aktif menyelenggarakan acara semacam itu. Gerakan ini adalah sebagai upaya meningkatkan kesadaran seiring dengan pentingnya taaruf dan pernikahan secara Islam bagi kaum milenial muslim.
Memilih Jomblo
Jomblo fisabilillah bisa diartikan lajang yang belum/tidak memiliki kekasih yang memilih jalan agama. Maksudnya tentu saja adalah jomblo yang saleh. Pemuda yang senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
Anehnya, ada sementara kalangan yang mencibir gerakan seperti itu. "Bagi saya, ini sungguh tidak lucu," tulis Robi Afrizan Saputra dalam bukunya berjudul "Saya Memilih Jomblo Fisabilillah".
Robi mengaku prihatin dengan sikap sementara orang yang meremehkan para jomblo. Apakah status jomblo adalah suatu kehinaan? "Tentu tidak," jawab Robi.
Menurutnya, jomblo adalah menahan diri dari maksiat yang bernama pacaran. "Perjuangan untuk menahan diri dari maksiat di zaman ini harus diapresiasi setinggi-tingginya. Hanya orang-orang terpilihlah yang mampu menjaga dirinya dari fenomena pacaran saat ini. Orang-orang terpilih ini adalah mereka yang terbaik dan bertekad untuk menjadi lebih baik," terangnya.
Robi mengatakan memilih jomblo fisabilillah karena memang dalam hidup ini kita diharuskan untuk menjadi lebih baik lagi. "Memilih jomblo adalah pilihan yang terbaik. Pilihan yang bisa mengantarkan para pemilihnya untuk naik kelas menjadi berkualitas," ujarnya.
Jomblo itu bermartabat. Saat orang lain sibuk bermaksiat dengan kedok pacaran, para jomblo fokus untuk lebih banyak menebar manfaat.
"Tidak ada ruginya memilih masa mudamu dengan status menjomblo (single). Malah dengan menjomblo kita bisa memiliki lebih banyak waktu produktif yang bisa digunakan untuk hal-hal yang positif," tuturnya.
"Jika saat ini kamu memilih masa mudamu sendiri saja," lanjutnya, "Itu sangat bagus dan hebat. Allah memberikan cahaya dan hidayah-Nya kepadamu, agar kamu terjaga dari hal-hal keburukan (maksiat dan pacaran)."
Membuat Tuhan Murka
Sementara itu, Rizqi Ilman Mubarok dalam bukunya berjudul "Jomblo Pasti Berlalu: Cara Cerdas Menjadi Jomblo Fi Sabilillah" menandaskan cinta itu fitrah. Suci, bersih, saat ia merekah, sehingga cinta harusnya selalu di jalur taat. "Bukan malah membuat orang bermaksiat," tuturnya.
Dia menjelaskan jika kepada seseorang, kita sekarang tengah jatuh hati, itu wajar. Jangan malah gundah karena berarti kita masih normal. Sebagaimana Allah berfirman:
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)".( QS Ali Imran: 14 )
Kampanye semacam ini lumayan masif di media sosial. Bahkan di situs-situs penjualan online kaus dengan tulisan keren "Jomblo Fisabilillah" banyak diperdagangkan. Buku-buku dengan tema sejenis juga makin banyak diterbitkan.
Ada juga webinar buat kaum jomblo. Komunitas digital muslim di bawah naungan Khazanah Alwahda Kreatif, Jofisah.id (Jomblo Fisabilillah), misalnya, aktif menyelenggarakan acara semacam itu. Gerakan ini adalah sebagai upaya meningkatkan kesadaran seiring dengan pentingnya taaruf dan pernikahan secara Islam bagi kaum milenial muslim.
Memilih Jomblo
Jomblo fisabilillah bisa diartikan lajang yang belum/tidak memiliki kekasih yang memilih jalan agama. Maksudnya tentu saja adalah jomblo yang saleh. Pemuda yang senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
Anehnya, ada sementara kalangan yang mencibir gerakan seperti itu. "Bagi saya, ini sungguh tidak lucu," tulis Robi Afrizan Saputra dalam bukunya berjudul "Saya Memilih Jomblo Fisabilillah".
Robi mengaku prihatin dengan sikap sementara orang yang meremehkan para jomblo. Apakah status jomblo adalah suatu kehinaan? "Tentu tidak," jawab Robi.
Menurutnya, jomblo adalah menahan diri dari maksiat yang bernama pacaran. "Perjuangan untuk menahan diri dari maksiat di zaman ini harus diapresiasi setinggi-tingginya. Hanya orang-orang terpilihlah yang mampu menjaga dirinya dari fenomena pacaran saat ini. Orang-orang terpilih ini adalah mereka yang terbaik dan bertekad untuk menjadi lebih baik," terangnya.
Robi mengatakan memilih jomblo fisabilillah karena memang dalam hidup ini kita diharuskan untuk menjadi lebih baik lagi. "Memilih jomblo adalah pilihan yang terbaik. Pilihan yang bisa mengantarkan para pemilihnya untuk naik kelas menjadi berkualitas," ujarnya.
Jomblo itu bermartabat. Saat orang lain sibuk bermaksiat dengan kedok pacaran, para jomblo fokus untuk lebih banyak menebar manfaat.
"Tidak ada ruginya memilih masa mudamu dengan status menjomblo (single). Malah dengan menjomblo kita bisa memiliki lebih banyak waktu produktif yang bisa digunakan untuk hal-hal yang positif," tuturnya.
"Jika saat ini kamu memilih masa mudamu sendiri saja," lanjutnya, "Itu sangat bagus dan hebat. Allah memberikan cahaya dan hidayah-Nya kepadamu, agar kamu terjaga dari hal-hal keburukan (maksiat dan pacaran)."
Membuat Tuhan Murka
Sementara itu, Rizqi Ilman Mubarok dalam bukunya berjudul "Jomblo Pasti Berlalu: Cara Cerdas Menjadi Jomblo Fi Sabilillah" menandaskan cinta itu fitrah. Suci, bersih, saat ia merekah, sehingga cinta harusnya selalu di jalur taat. "Bukan malah membuat orang bermaksiat," tuturnya.
Dia menjelaskan jika kepada seseorang, kita sekarang tengah jatuh hati, itu wajar. Jangan malah gundah karena berarti kita masih normal. Sebagaimana Allah berfirman:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)".( QS Ali Imran: 14 )