Inilah Makna Doa Bangun Tidur yang Jarang Diketahui
Jum'at, 10 Desember 2021 - 06:03 WIB
Dalam Islam, setelah bangun tidur kita dianjurkan membaca doa dan doa ini sangat familiar karena sudah diajarkan sejak usia balita atau usia kanak-kanak.
Lafadz doa bangun tidur:
Alhamdullillaahilladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur.
Artinya:“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami, dan kepada-Nyalah kami dikembalikan.” (HR Bukhari).
“ Alhamdulillah ,” itulah kalimat utama dan pertama yang kita ucapkan atas karunia Allah yang telah menidurkan kita semalam.
Allah Ta'ala berfirman :
Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha.” (QS Al-Furqan: 47).
Begitulah, sebagai orang yang beriman kepada Allah, saat kita memulai hidup, saat kita membuka mata kita melihat kembali dunia, kita awali dengan kalimat pujian kepada Allah, “Alhamdulillaah”.
Memuji Allah, bersyukur kepada-Nya, atas dihidupkan-Nya kembali setelah kematian sementara, yakni tidur kita. Ini artinya kita masih diberi kesempatan oleh Sang Pencipta untuk memuji-Nya, untuk menyembah-Nya, untuk mengabdi kepada-Nya, dan untuk berbuat kebajikan terhadap sesama untuk meraih ridha-Nya.
Menurut para ahli kesehatan, tidur adalah istirahat terbaik untuk fisik dan psikis kita. Maka, bersyukur jika kita masih diberi kemudahan untuk dapat tidur malam, dan dapat bangun kembali sesudahnya. Sementara banyak orang yang susah tidur karena penyakit insomnia misalnya,dia akan gelisah, atau memikirkan hal-hal besar yang mengancam jiwanya.
Tidur Bagaikan Kematian
Tidur itu bagaikan kematian, dan bangun adalah kebangkitan. Sama juga kematian di alam kubur itulah kematian, dan kelak akan dibangkitkan pada Hari Akhir dengan membawa amalannya masing-masing.
Allah mengingatkan kita di dalam Surat Al-Mulk ayat kedua:
Artinya: “(Allah) yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (QS Al-Mulk: 2).
Di dalam Tafsir Al-Quran Kementerian Agama RI dijelaskan, Allah yang memegang kekuasaan kerajaan dunia dan kerajaan akhirat serta menguasai segala sesuatunya itu, adalah Tuhan yang menciptakan kematian dan kehidupan. Hanya Dia yang menentukan saat kematian setiap makhluk-Nya. Tidak seorang pun manusia atau makhluk hidup lain yang dapat menghindarkan diri dari kematian yang telah ditetapkan Allah.
Demikian pula dinyatakan bahwa Allah yang menciptakan kehidupan. Dialah yang menghidupkan seluruh makhluk hidup yang ada di alam ini. Dialah yang menyediakan segala kebutuhan hidupnya dan Dia pula yang memberikan kemungkinan kelangsungan jenis makhluk hidup itu, sehingga tidak terancam kepunahan. Allah pun menentukan sampai kapan kelangsungan hidup suatu makhluk, sehingga bila waktu yang ditentukan-Nya itu telah berakhir, musnahlah jenis makhluk itu sebagaimana yang dialami oleh jenis-jenis hewan purba.
Allah menciptakan kematian dan kehidupan itu tidak lain adalah untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang beriman dan beramal saleh dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam dan siapa pula yang mengingkarinya.
Allah pun memberi kesempatan yang sangat luas kepada manusia untuk memilih mana yang baik menurut dirinya. Apakah ia akan mengikuti hawa nafsunya, atau ia akan mengikuti petunjuk dan ketentuan Allah sebagai penguasa alam semesta ini.
Seandainya manusia ditimpa azab yang pedih di akhirat nanti, maka azab itu pada hakikatnya ditimpakan atas kehendak diri mereka sendiri. Begitu juga jika mereka memperoleh kebahagiaan, maka kebahagiaan itu datang karena kehendak diri mereka sendiri sewaktu hidup di dunia.
Wallahu A'lam
Lafadz doa bangun tidur:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُور
Alhamdullillaahilladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur.
Artinya:“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami, dan kepada-Nyalah kami dikembalikan.” (HR Bukhari).
“ Alhamdulillah ,” itulah kalimat utama dan pertama yang kita ucapkan atas karunia Allah yang telah menidurkan kita semalam.
Allah Ta'ala berfirman :
وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ لِبَاسًا وَّالنَّوْمَ سُبَاتًا وَّجَعَلَ النَّهَارَ نُشُوْرًا
Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha.” (QS Al-Furqan: 47).
Begitulah, sebagai orang yang beriman kepada Allah, saat kita memulai hidup, saat kita membuka mata kita melihat kembali dunia, kita awali dengan kalimat pujian kepada Allah, “Alhamdulillaah”.
Memuji Allah, bersyukur kepada-Nya, atas dihidupkan-Nya kembali setelah kematian sementara, yakni tidur kita. Ini artinya kita masih diberi kesempatan oleh Sang Pencipta untuk memuji-Nya, untuk menyembah-Nya, untuk mengabdi kepada-Nya, dan untuk berbuat kebajikan terhadap sesama untuk meraih ridha-Nya.
Menurut para ahli kesehatan, tidur adalah istirahat terbaik untuk fisik dan psikis kita. Maka, bersyukur jika kita masih diberi kemudahan untuk dapat tidur malam, dan dapat bangun kembali sesudahnya. Sementara banyak orang yang susah tidur karena penyakit insomnia misalnya,dia akan gelisah, atau memikirkan hal-hal besar yang mengancam jiwanya.
Tidur Bagaikan Kematian
Tidur itu bagaikan kematian, dan bangun adalah kebangkitan. Sama juga kematian di alam kubur itulah kematian, dan kelak akan dibangkitkan pada Hari Akhir dengan membawa amalannya masing-masing.
Allah mengingatkan kita di dalam Surat Al-Mulk ayat kedua:
الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ
Artinya: “(Allah) yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (QS Al-Mulk: 2).
Di dalam Tafsir Al-Quran Kementerian Agama RI dijelaskan, Allah yang memegang kekuasaan kerajaan dunia dan kerajaan akhirat serta menguasai segala sesuatunya itu, adalah Tuhan yang menciptakan kematian dan kehidupan. Hanya Dia yang menentukan saat kematian setiap makhluk-Nya. Tidak seorang pun manusia atau makhluk hidup lain yang dapat menghindarkan diri dari kematian yang telah ditetapkan Allah.
Demikian pula dinyatakan bahwa Allah yang menciptakan kehidupan. Dialah yang menghidupkan seluruh makhluk hidup yang ada di alam ini. Dialah yang menyediakan segala kebutuhan hidupnya dan Dia pula yang memberikan kemungkinan kelangsungan jenis makhluk hidup itu, sehingga tidak terancam kepunahan. Allah pun menentukan sampai kapan kelangsungan hidup suatu makhluk, sehingga bila waktu yang ditentukan-Nya itu telah berakhir, musnahlah jenis makhluk itu sebagaimana yang dialami oleh jenis-jenis hewan purba.
Allah menciptakan kematian dan kehidupan itu tidak lain adalah untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang beriman dan beramal saleh dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam dan siapa pula yang mengingkarinya.
Allah pun memberi kesempatan yang sangat luas kepada manusia untuk memilih mana yang baik menurut dirinya. Apakah ia akan mengikuti hawa nafsunya, atau ia akan mengikuti petunjuk dan ketentuan Allah sebagai penguasa alam semesta ini.
Seandainya manusia ditimpa azab yang pedih di akhirat nanti, maka azab itu pada hakikatnya ditimpakan atas kehendak diri mereka sendiri. Begitu juga jika mereka memperoleh kebahagiaan, maka kebahagiaan itu datang karena kehendak diri mereka sendiri sewaktu hidup di dunia.
Wallahu A'lam
(wid)