Kisah Yunus: Nabi Pemarah Itu Keluar dari Perut Ikan Laksana Bayi

Selasa, 21 Desember 2021 - 12:27 WIB
Seperti yang Allah katakan, “Sedang dia dalam keadaan sakit.” (QS as-Saffat : 145)

Sakitnya, yang digambarkan dalam Al-Qur'an, bagaikan bayi yang baru lahir. Ketika paus memuntahkannya ke pantai, tubuh dan tulangnya telanjang.



Ibnu Abbas juga meriwayatkan:

"Berangkat ia pergi, yaitu ikan paus (bersama Yunus), sampai ia mengeluarkan Yunus di pantai, dan memuntahkannya ke atas seolah-olah dia adalah anak yang baru lahir yang terawetkan sepenuhnya."

Selanjutnya, Ibnu Ishaq dalam Sirat Rasul Allah menambahkan riwayat dari Abu Hurairah yang mengatakan: Dia dikeluarkan dalam keadaan telanjang, dan Allah menjadikan tumbuhan penutup (yaqtinah) untuk tumbuh di atasnya.

Kami berkata, “Wahai Abu Hurairah, apa tumbuhan penutup itu?”

Dia menjawab, “Pohon labu.”

Allah menyiapkan untuknya rusa betina dan hewan lain yang memakan rumput di bumi atau rerumputan yang lembut. Mereka akan berkeliaran di sekitarnya dan memuaskan dahaganya dengan susu mereka setiap sore dan pagi sampai dia tumbuh.

Hadis ini disampaikan oleh Ibnu Ishaq dengan latar belakang setelah 10 tahun turunnya wahyu pertama. Waktu itu Nabi Muhammad SAW pergi ke kota Taif untuk mencari tahu apakah para pemimpin kota itu dapat mengizinkannya untuk berdakwah, ketimbang orang-orang di Makkah.

Namun sesampainya di sana beliau malah diusir oleh orang-orang kota tersebut. Setelahnya beliau kemudian berteduh di kebun milik Utbah dan Syaibah, dua orang anggota suku Quraisy. Mereka kemudian memerintahkan budak mereka, Addas, untuk menyajikan anggur kepadanya sebagai makanan.



Ibnu Ishaq meriwayatkan:

Ketika Utbah dan Syaibah melihat apa yang terjadi, mereka tergerak dengan belas kasihan dan memanggil seorang budak Kristen muda yang bernama Addas dan menyuruhnya untuk mengambil seikat buah anggur di atas piring dan memberikannya kepada beliau untuk dimakan.

Addas melakukannya, dan ketika Rasulullah meletakkan tangannya di piring beliau berkata, “Bismillah,” sebelum makan.

Addas melihat lebih dekat ke wajahnya dan berkata, “Demi Allah, ini bukan cara penduduk negeri ini berbicara.”

Rasulullah lalu bertanya, “Lalu engkau dari negeri mana, wahai Addas? Dan apa agamamu?”

Dia menjawab bahwa dia adalah seorang Kristen dan berasal dari Niniwe.

“Dari kota orang yang saleh, Yunus bin Mattal,” kata Rasulullah.

“Tapi, bagaimana engkau dapat tahu tentangnya?” tanya Addas.

“Dia adalah saudaraku, dia adalah seorang nabi dan aku juga seorang nabi,” jawab Rasulullah.

Addas menunduk kepadanya dan mencium kepala, tangan, dan kakinya.

Kedua bersaudara itu melihat dan salah satunya berkata kepada yang lainnya, “Dia sudah mencemari budakmu!”

Dan ketika Addas kembali, mereka berkata kepadanya, “Dasar bajingan, mengapa engkau mencium kepala, tangan, dan kaki orang itu?”

Dia menjawab bahwa dia adalah orang terbaik di negeri ini yang telah memberitahunya hal-hal yang hanya bisa diketahui oleh seorang nabi.

Mereka menjawab, “Dasar bajingan, jangan biarkan dia merayumu dari agamamu, karena itu (agama Kristen) lebih baik dari agamanya.”

Dalam hadis lainnya, Ibnu Katsir dalam Qisas Al-Anbiya meriwayatkan, bahwa Nabi bersabda, “Tidak sepatutnya seorang hamba berkata aku lebih baik dari Yunus bin Matta.” (HR Bukhari).
Halaman :
Follow
cover top ayah
قُلۡ هُوَ الَّذِىۡۤ اَنۡشَاَكُمۡ وَجَعَلَ لَـكُمُ السَّمۡعَ وَالۡاَبۡصَارَ وَ الۡاَفۡـــِٕدَةَ ‌ ؕ قَلِيۡلًا مَّا تَشۡكُرُوۡنَ
Katakanlah, Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kamu. Tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.

(QS. Al-Mulk Ayat 23)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More