Kisah Yunus: Nabi Pemarah Itu Keluar dari Perut Ikan Laksana Bayi

Selasa, 21 Desember 2021 - 12:27 WIB
Nabi Yunus AS digambarkan sebagai nabi yang pemarah. Beliau akhirnya dihukum Allah dalam perut ikan (Foto/Ilustrasi: Ist)
Nabi Yunus AS digambarkan sebagai nabi yang pemarah. Beliau akhirnya dihukum Allah dalam perut ikan. Allah kemudian mengampuninya dan mengeluarkan Yunus dari perut ikan laksana seorang bayi.

Sebelum mendapatkan 'teguran' dari Allah SWT, Nabi Yunus AS meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah. Ia menunjukkan bahwa dirinya tak mampu bersabar atas sikap umatnya yang suka membangkang.



Yunus bahkan berencana mengakhiri hidupnya dengan menyeburkan diri ke dalam laut. Ketidaksabaran Nabi Yunus dalam berdakwah ini disampaikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana termaktub dalam surat Al-Qalam ayat 48-50.

فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَىٰ وَهُوَ مَكْظُومٌ #لَوْلَا أَنْ تَدَارَكَهُ نِعْمَةٌ مِنْ رَبِّهِ لَنُبِذَ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ مَذْمُومٌ #فَاجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَجَعَلَهُ مِنَ الصَّالِحِينَ




"Maka, bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdosa dan sedang dalam keadaan marah (kepada kaumnya). Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu, Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh. ( QS Al-Qalam : 48-50)

Melalui kisah Nabi Yunus, Allah SWT mengajarkan manusia untuk senantiasa bersabar dan memohon ampun dan petunjuk kepada-Nya.

فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ


"Maka, kalau sekiranya dia (Yunus) tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit." ( QS Al-Shaffat : 143-144).

Maksud dengan kalimat "orang-orang yang banyak mengingat Allah" dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang banyak sholat. Yunus adalah orang yang memperbanyak sholat di waktu senang maka Allah SWT menyelamatkannya di waktu kesempitan (kesusahan). Nabi Yunus telah melakukannya dengan meratapi segala kesalahannya dan memohon ampun dari perbuatannya itu.



Kisah Nabi Yunus

Al-Tabari dalam bukunya berjudul "Tarikh al-Rusul wa al-Muluk" menceritakan kisah Nabi Yunus AS disampaikan Ibnu Mas’ud sebagai berikut:

Yunus telah memperingatkan umatnya dengan azab, dan mengatakan kepada mereka bahwa itu akan menimpa mereka dalam tiga hari.

Mereka memisahkan setiap ibu dari anak-anaknya, dan kemudian pergi. Orang-orang datang kepada Allah dan meminta pengampunan-Nya, agar Allah membatalkan azab kepada mereka.

Yunus pergi lebih awal menantikan azab (kepada umatnya) tetapi tidak menyaksikan apa pun. Seorang pembohong tanpa bukti yang jelas biasanya dihukum mati (pada masa itu).

Karena itu Yunus pergi dengan marah, “Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap.” (QS al-Anbiya [21]: 87). Ayat ini mengacu pada kegelapan perut ikan paus, kegelapan malam, dan kegelapan laut.

Sedangkan Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa Nabi SAW bersabda:

Ketika Allah menginginkan Yunus ditahan di perut ikan paus, Allah memerintahkan (awha) ikan paus, “Bawa dia, tapi jangan melukai tubuhnya dan jangan mematahkan tulangnya.”
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَاٰتٰٮكُمۡ مِّنۡ كُلِّ مَا سَاَلۡـتُمُوۡهُ‌ ؕ وَاِنۡ تَعُدُّوۡا نِعۡمَتَ اللّٰهِ لَا تُحۡصُوۡهَا ؕ اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَـظَلُوۡمٌ كَفَّارٌ
Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari nikmat Allah.

(QS. Ibrahim Ayat 34)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More