Muhasabah Diri dan Dalil-dalilnya dalam Al-Qur'an

Jum'at, 31 Desember 2021 - 19:40 WIB
Setiap muslim dianjurkan selalu melakukan muhasabah diri, bila perlu melakukannya setiap hari untuk merenungi bahwa Allah Taala tidaklah menciptakan manusia tanpa ada tujuan. Foto ilustrasi/ist
Seorang muslim diperintahkan untuk selalu mawas diri untuk melaksanakan segala perintah Allah Subhanahu wa ta ala dan menjauhi larangan-Nya. Caranya dengan selalu melakukan muhasabah diri , bila perlu melakukannya setiap hari untuk merenungi bahwa Allah Ta'ala tidaklah menciptakan manusia tanpa ada tujuan.

Allah Ta'ala berfirman,

اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ


“Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-mukminun: 115)





Apa sebenarnya muhasabah diri ini? Muhasabah diri adalah upaya seseorang untuk menyelidiki dirinya sendiri tentang segala perbuatan yang telah ia lakoni selama ini. Bila ia melakukan muhasabah setiap hari, maka dilakukan di sepertiga malam, tentang apa saja yang telah dijalaninya pada hari tersebut. Jika ia mendapati ada perbuatan baik yang dilakukan, ia membiarkannya berlalu dalam keikhlasan. Jika ia dapati ada perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukan, ia segera introspeksi diri dan bertekad untuk tidak mengulanginya di kemudian hari.

Pengertian muhasabah diri tersebut cukup gamblang untuk menjelaskan kepada kita bahwa muhasabah diri adalah unsur yang sangat penting untuk dilakukan seorang muslim setiap hari. Muhasabah diri memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas kehidupan seorang muslim.

Di mana ia akan selalu mengevaluasi diri dengan tujuan hari esok lebih baik dari hari ini. Namun sayang, banyak sekali di antara kita, atau bahkan termasuk kita, yang mengabaikan aktivitas penting ini sebelum mereka memejamkan mata di malam hari. Ini tentu menjadi catatan penting bagi setiap muslim.

Menurut Ustadz Sodiq Fajar, dai yang rutin mengisi kajian Islam di laman dakwah ini, ada banyak firman Allah Ta'ala yang menyebutkan arti penting muhasabah diri. Salah satunya adalah firmanNya berikut ini:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ


“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)

Dengan sangat jelas ayat di atas menjadi dalil perintah untuk muhasabah diri setelah perintah untuk bertakwa, dan diakhiri dengan perintah untuk bertakwa kembali.

Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ نَسُوا اللّٰهَ فَاَنْسٰىهُمْ اَنْفُسَهُمْۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ


“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik.” (QS. Al-Hasyr: 18)

Ayat tersebut adalah sindiran keras bagi orang beriman yang mengabaikan perintah untuk muhasabah diri. Di mana Allah Ta'ala menyamakan orang yang melupakan perintah ini dengan orang fasik yang melupakan Allah subhanahu wa ta’ala.

Ada kisah menarik yang disebutkan dalam hadis tentang muhasabah diri. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim. Ketika itu, salah seorang juru tulis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bernama Hanzhalah al-Usayyidi mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama Abu Bakar. Sesampainya di rumah beliau, Hanzhalah berkata, “Ya Rasulullah, Hanzhalah telah menjadi munafik.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa maksudmu, Hanzhalah?” Lalu Hanzhalah menjelaskan, “Ya Rasulullah, ketika saya berada di sisi engkau, kemudian engkau menerangkan kepada saya tentang siksa neraka dan nikmat surga, seolah-olah saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri. Akan tetapi, ketika saya telah keluar dari sisi engkau, maka saya pun berlaku kasar kepada istri dan anak-anak saya serta sering melakukan perbuatan yang tidak berguna. Jadi saya sering Iengah.”

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
اِنۡ تُبۡدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِىَ‌ۚ وَاِنۡ تُخۡفُوۡهَا وَ تُؤۡتُوۡهَا الۡفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيۡرٌ لَّكُمۡ‌ؕ وَيُكَفِّرُ عَنۡكُمۡ مِّنۡ سَيِّاٰتِكُمۡ‌ؕ وَاللّٰهُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِيۡرٌ
Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al-Baqarah Ayat 271)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More