Muhasabah Diri dan Dalil-dalilnya dalam Al-Qur'an
Jum'at, 31 Desember 2021 - 19:40 WIB
Tata Cara Muhasabah Diri
Bagaimana cara muhasabah diri? Para ulama menjelaskan, muhasabah diri dapat dilakukan dengan dua cara.
1. Muhasabah sebelum amal Muhasabah sebelum amal dilakukan dengan menyelidiki terlebih dahulu; apakah ia mampu untuk melaksanakannya atau tidak. Kemudian melihat apakah amalan tersebut membawa manfaat dunia-akhirat atau tidak. Lalu memeriksa niat; apakah amalan ini akan dilakukan ikhlas karena Allah subhanahu wata’ala atau dilakukan demi manusia.
2. Muhasabah setelah amal
Sedangkan muhasabah setelah amal terbagi dalam tiga bentuk, yaitu :
Bentuk pertama: Muhasabah terhadap amalan yang tertinggal dan amalan yang belum sempurna. Muhasabah ini dilakukan dengan memeriksa setiap amalan yang telah dilakukan dari sisi niatnya; sudah ikhlas lillahi ta’ala atau belum. Kemudian dari segi caranya; sudah sesuai dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam atau belum. Kemudian dari segi pelaksanaannya; apakah ada amalan yang belum terlaksana atau lupa untuk dilaksanakan pada hari tersebut.
Bentuk kedua: Muhasabah diri terhadap amalan yang lebih baik ditinggalkan dari pada dilaksanakan. Contoh muhasabah diri bentuk ini adalah memeriksa apakah ada amalan yang seharusnya tidak dilakukan, tapi justru malah dilakukan pada hari itu. Mengingat, jika amalan tersebut dilakukan akan membuka pintu dosa dan kemaksiatan. Seperti muhasabah diri terhadap perbuatan syubhat.
Bentuk ketiga: Muhasabah diri terhadap amalan mubah. Melakukan muhasabah diri terhadap amalan-amalan mubah. Memeriksa kembali tujuan melakukan amalan mubah tersebut. Untuk apa, demi apa, manfaatnya apa, sisi negatifnya apa. Manfaat terbesar yang dapat kita raih dari muhasabah diri adalah terjadinya peningkatan terhadap kualitas hidup kita.
Dengan muhasabah diri, kita akan menemukan perbuatan-perbuatan yang berakibat buruk di dunia dan akhirat yang kita lakukan pada hari itu. Sehingga kita dapat menyadari keberadaannya untuk kemudian segera bertaubat dengan taubat nasuha.
Wallahu A'lam
Bagaimana cara muhasabah diri? Para ulama menjelaskan, muhasabah diri dapat dilakukan dengan dua cara.
1. Muhasabah sebelum amal Muhasabah sebelum amal dilakukan dengan menyelidiki terlebih dahulu; apakah ia mampu untuk melaksanakannya atau tidak. Kemudian melihat apakah amalan tersebut membawa manfaat dunia-akhirat atau tidak. Lalu memeriksa niat; apakah amalan ini akan dilakukan ikhlas karena Allah subhanahu wata’ala atau dilakukan demi manusia.
2. Muhasabah setelah amal
Sedangkan muhasabah setelah amal terbagi dalam tiga bentuk, yaitu :
Bentuk pertama: Muhasabah terhadap amalan yang tertinggal dan amalan yang belum sempurna. Muhasabah ini dilakukan dengan memeriksa setiap amalan yang telah dilakukan dari sisi niatnya; sudah ikhlas lillahi ta’ala atau belum. Kemudian dari segi caranya; sudah sesuai dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam atau belum. Kemudian dari segi pelaksanaannya; apakah ada amalan yang belum terlaksana atau lupa untuk dilaksanakan pada hari tersebut.
Bentuk kedua: Muhasabah diri terhadap amalan yang lebih baik ditinggalkan dari pada dilaksanakan. Contoh muhasabah diri bentuk ini adalah memeriksa apakah ada amalan yang seharusnya tidak dilakukan, tapi justru malah dilakukan pada hari itu. Mengingat, jika amalan tersebut dilakukan akan membuka pintu dosa dan kemaksiatan. Seperti muhasabah diri terhadap perbuatan syubhat.
Bentuk ketiga: Muhasabah diri terhadap amalan mubah. Melakukan muhasabah diri terhadap amalan-amalan mubah. Memeriksa kembali tujuan melakukan amalan mubah tersebut. Untuk apa, demi apa, manfaatnya apa, sisi negatifnya apa. Manfaat terbesar yang dapat kita raih dari muhasabah diri adalah terjadinya peningkatan terhadap kualitas hidup kita.
Dengan muhasabah diri, kita akan menemukan perbuatan-perbuatan yang berakibat buruk di dunia dan akhirat yang kita lakukan pada hari itu. Sehingga kita dapat menyadari keberadaannya untuk kemudian segera bertaubat dengan taubat nasuha.
Wallahu A'lam
(wid)