Hikayat-Hikayat Mistis: Burung Hoopoe dan Burung Hantu

Kamis, 11 Juni 2020 - 17:58 WIB
Berbicaralah dengan orang-orang sesuai dengan tingkat kecerdasan mereka. Foto/Ilustrasi/Ist
Suatu kali ketika sedang terbang, burung hoopoe tiba di lingkungan beberapa burung hantu, lalu mampir di sarang mereka. Nah, sebagaimana yang dikenal baik oleh masyarakat Arab, burung hoopoe termasyhur karena ketajaman matanya,sementara burung-burung hantu itu pada siang hari buta. ( )

Burung hoopoe melewatkan malam itu bersama burung-burung hantu di dalam sarang mereka, dan mereka menanyainya tentang segala macam hal. Pada waktu fajar, ketika burung hoopoe berkemas dan siap untuk pergi, burung-burung hantu itu berkata, "Kawanku yang malang! Sungguh aneh, apa yang akan kamu lakukan ini? Bisakah kita bepergian pada siang hari?"



"Ini mengherankan," kata si hoopoe, "Semua pekerjaan berlangsung pada siang hari."

"Apakah kamu gila?" burung-burung hantu itu bertanya. "Pada siang hari, dengan ketidakjelasan yang disebarkan matahari atas kegelapan malam, bagaimana kita bisa melihat?"

"Justru sebaliknya," kata si hoopoe, "Semua cahaya di dunia ini tergantung pada cahaya matahari, dan darinyalah segala sesuatu yang bersinar itu mendapatkan cahayanya. Sesungguhnya ia dinamakan 'mata dari hari', sebab ia merupakan sumber cahaya."



Tetapi burung-burung hantu itu mengira dapat mengalahkan logika si hoopoe dengan menanyakan mengapa tak seorang pun dapat melihat pada siang hari.

"Janganlah beranggapan bahwa lewat analogi dengan diri kalian sendiri setiap orang itu seperti kalian. Semua yang lain dapat melihat pada siang hari. Lihatlah aku. Aku dapat melihat, aku berada di dunia yang dapat dilihat, dapat diamati. Ketidakjelasan itu telah hilang, dan aku dapat mengenali permukaan yang cemerlang dengan jalan menyingkapkannya tanpa gangguan keragu-raguan."



Ketika burung-burung hantu itu mendengar ini, mereka menjadi ribut menjerit-jerit dan, sambil bertengkar satu sama lainnya, mereka berkata, "Burung ini berbicara tentang kemampuan melihat pada siang hari, ketika kita terserang kebutaan."

Dengan segera mereka menyerang si hoopoe dan melukainya dengan paruh dan cakar mereka. Mereka mengutuknya dengan memanggilnya 'si melek-siang-hari;' sebab kebutaan pada siang hari merupakan kewajaran di kalangan mereka.

"Jika kamu tidak menarik kembali perkataanmu," ujar burung-burung hantu, "Kamu akan dibunuh!"



"Jika aku tidak membuat diriku buta," pikir si hoopoe, "mereka akan membunuhku. Karena mereka merasakan kesakitan terutama pada mata mereka, kebutaan dan kematian akan terjadi secara serentak."

Dan kemudian, diilhami oleh pepatah, "Berbicaralah dengan orang-orang sesuai dengan tingkat kecerdasan mereka," dia menutup matanya dan berkata, "Lihat! Aku menjadi buta seperti kalian."



Melihat memang demikianlah halnya, mereka berhenti memukul dan melukai si burung hoopoe, yang menyadari bahwa mengungkap rahasia Ilahi di kalangan orang-orang yang tidak percaya sama saja dengan menyebarkan rahasia kekafiran mereka. Dan karenanya, sampai tiba waktu perpisahan, secara susah payah dia bertahan dengan berpura-pura buta dan berkata:

"Berkali-kali aku mengatakan bahwa aku akan menyingkapkan semua rahasia di dunia yang fana ini. Tetapi, karena takut akan pedang dan adanya hasrat untuk menyelamatkan diriku, [aku telah mengunci] bibirku dengan seribu paku."



Dia mengeluh dalam-dalam dan berkata, "Dalam diriku ada banyak pengetahuan; jika aku melepaskannya, aku akan terbunuh."

Jika selubung itu diangkat, aku tidak akan menjadi lebih yakin (catatan: perkataan ini diyakini berasal dari 'Ali ibn Abi Thalib).



Agar mereka menyembah Allah yang mengungkapkan segala yang terpendam di langit dan di bumi serta mengetahui apa-apa yang disembunyikan dan dinyatakan. (QS 27:25)

Jelaslah, tidak sesuatu pun yang tidak dari Kami perbendaharaannya. Dan Kami tidak mengaruniakan semua kebutuhan itu, kecuali dengan kadar yang serba tertentu. (QS 15:21 )



====

Hikayat Mistis adalah karya mistis seorang filsuf masyhur, Syaikh Al-Isyraq --demikian gelar disematkan kepadanya--Syihabuddin Yahya ibn Habasyi ibn Amirak. Tokoh ini berasal dari Suhrawardi (dekat Zanjan di Iran barat- laut). Dalam tradisi filosofis dan mistik (tasawuf) di dunia Islam timur, dikenal sebagai 'Guru Pencerah'. Beliau adalah pendiri aliran Isyraqiyyah dalam teosofi dan filsafat. Dinukil dari Hikayat-Hikayat Mistis, Syaikh Al-Isyraq, Syihabuddin Yahya As-Suhrawardi, Mizan Bandung (1992).
(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
اَيۡنَ مَا تَكُوۡنُوۡا يُدۡرِكْكُّمُ الۡمَوۡتُ وَلَوۡ كُنۡتُمۡ فِىۡ بُرُوۡجٍ مُّشَيَّدَةٍ‌ ؕ وَاِنۡ تُصِبۡهُمۡ حَسَنَةٌ يَّقُوۡلُوۡا هٰذِهٖ مِنۡ عِنۡدِ اللّٰهِ‌ ۚ وَاِنۡ تُصِبۡهُمۡ سَيِّئَةٌ يَّقُوۡلُوۡا هٰذِهٖ مِنۡ عِنۡدِكَ‌ ؕ قُلۡ كُلٌّ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰهِ‌ ؕ فَمَالِ ھٰٓؤُلَۤاءِ الۡقَوۡمِ لَا يَكَادُوۡنَ يَفۡقَهُوۡنَ حَدِيۡثًا
Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, Ini dari sisi Allah, dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka mengatakan, Ini dari engkau (Muhammad). Katakanlah, Semuanya (datang) dari sisi Allah. Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)?

(QS. An-Nisa Ayat 78)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More