Jarang Diketahui! Inilah Sebab Abu Bakar Memeluk Islam
Kamis, 27 Januari 2022 - 05:08 WIB
Sosok Sahabat yang dijamin masuk surga ini tentu tak asing bagi umat Islam. Beliau dikenal sebagai Khalifah pertama umat Islam dan orang paling dekat di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Siapa lagi kalau bukan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu. Beliau adalah orang-orang paling awal memeluk Islam (As-Sabiqun Al-Awwalun). Sebelum masuk Islam, nama Abu Bakar adalah Abdul Ka'bah (artinya hamba Ka'bah), kemudian diganti oleh Nabi menjadi Abdullah (hamba Allah).
Rasulullah memberinya gelar yaitu Ash-Shiddiq (artinya yang berkata benar) setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan Nabi kepada para pengikutnya sehingga beliau dikenal dengan nama "Abu Bakar ash-Shiddiq".
Menurut al-Tanthawy, nama Abu Bakar sendiri merupakan julukan yang menunjukkan bahwa orang tersebut adalah sosok pemimpin kabilah terpandang dan terhormat. Abdullah dijuluki Abu Bakar karena kedudukannya yang terhormat di tengah Suku Quraisy, baik dari segi nasab maupun strata sosial.
Penyebab Abu Bakar Memeluk Islam
Dalam Kitab Al-Mawa'izh Al-'Usfuriyah, Syekh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury menceritakan kisah Abu Bakar memluk Islam. Disebutkan bahwa Abu Bakar adalah seorang pedagang sukses di zaman Jahiliyah.
Beliau masuk Islam setelah bermimpi di tanah Syam. Dalam tidurnya, beliau bermimpi matahari dan bulan berada di atas pangkuannya. Kemudian beliau memegang keduanya dengan tangan dan mendekatkan keduanya pada dada. Setelah itu beliau menutupi keduanya dengan selendangnya.
Ketika terjaga dari mimpinya, beliau bergegas menemui seorang pendeta Nasrani untuk menanyaikan tafsir mimpinya itu. "Aku telah melihat sebuah mimpi demikian. Aku minta Anda mentakbirkannya," kata Abu Bakar.
"Darimana kamu berasal" tanya pendeta Nasrani itu. "Dari Kota Mekkah," jawab Abu Bakar.
"Dari kabilah mana kamu terlahir," tanya pendeta. "Dari Kabilah Taim," jawab Abu Bakar.
"Apa pekerjaanmu?" tanya pendeta lagi. "Berdagang," jawab Abu Bakar.
Kemudian pendeta itu menjelaskan kepadanya: "Akan datang pada zaman kehidupanmu seorang laki-laki yang berasal dari keturunan Hasyim. Laki-laki itu bernama Muhammad Al-Amin. Ia berasal dari Kabilah Hasyim. Ia akan menjadi seorang Nabi akhir zaman. Andai ia tidak terlahir, niscaya Allah tidak akan menciptakan langit dan bumi dan seisinya. Begitu juga andai ia tidak terlahirkan maka Dia tidak akan menciptakan Adam, para Nabi dan para Rasul. Ia adalah pemimpin para Nabi, para Rasul dan penutup mereka. Kamu akan masuk ke dalam agamanya. Kamu akan menjadi menteri baginya dan khalifah setelahnya. Inilah takbir mimpimu."
"Sebenarnya aku telah mengetahui ciri-ciri Muhammad dan sifat-sifatnya dalam Kitab Taurat, Injil, dan Zabur. Aku pun telah masuk Islam dan menyembunyikan keislamanku karena takut dengan orang-orang Nasrani," ungkap Pendeta itu.
Setelah Abu Bakar mendengar penjelasan tentang ciri-ciri dan sifat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari pendeta itu, hatinya pun menjadi luluh dan ingin sekali menemui Rasulullah. Kemudian Abu Bakar pulang ke Mekkah dan mencarinya. Abu Bakar pun bertemu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Ia tidak sabar sebentar saja tanpa melihatnya. Ketika kebersamaan Abu Bakar dan Rasulullah telah berlangsung lama, maka pada suatu hari Rasulullah bertanya kepadanya:
"Hai Abu Bakar! Tiap hari kamu menemuiku serta menemaniku, tetapi mengapa kamu belum masuk Islam?" Abu Bakar menjawab: "Kalau Anda adalah seorang Nabi, maka sudah pasti memiliki mukjizat."
Rasulullah berkata: "Apakah belum cukup bagimu mukjizatku berupa mimpi yang kamu lihat di tanah Syam, kemudian mimpimu itu ditakbirkan oleh pendeta Nasrani dan ia memberitahumu tentang keislamannya?" Sesaat setelah mendengar penjelasan Rasulullah itu, Abu Bakar berkata: "Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah." Akhirnya Abu Bakar masuk Islam dan bersungguh-sungguh dalam keislamannya.
Abu Bakar lahir di Kota Mekkah sekitar Tahun 573 (tahun kedua dari Tahun Gajah). Beliau lebih muda 2,5 tahun dari baginda Nabi Muhammad. Abu Bakar wafat di Madinah pada usia 63 tahun pada 8 Jumadil Awal 13 Hijriyah karena sakit yang dideritanya. Beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah SAW di Kompleks Masjid Nabawi Madinah.
Dalam Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam menggambarkan Abu Bakar sebagai orang yang sangat dan lembut terhadap kaumnya, jujur, memiliki kedudukan yang tinggi di tengah kaumnya. Beliau berhasil mengislamkan banyak orang yang menjadi tokoh penting dalam sejarah Islam, di antaranya 'Utsman bin 'Affan. Abu Bakar juga turut serta dalam berbagai perang seperti Perang Badar dan Perang Uhud. Kedekatan dan kesetiaannya kepada Nabi Muhammad merupakan satu keistimewaannya.
Siapa lagi kalau bukan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu. Beliau adalah orang-orang paling awal memeluk Islam (As-Sabiqun Al-Awwalun). Sebelum masuk Islam, nama Abu Bakar adalah Abdul Ka'bah (artinya hamba Ka'bah), kemudian diganti oleh Nabi menjadi Abdullah (hamba Allah).
Rasulullah memberinya gelar yaitu Ash-Shiddiq (artinya yang berkata benar) setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan Nabi kepada para pengikutnya sehingga beliau dikenal dengan nama "Abu Bakar ash-Shiddiq".
Menurut al-Tanthawy, nama Abu Bakar sendiri merupakan julukan yang menunjukkan bahwa orang tersebut adalah sosok pemimpin kabilah terpandang dan terhormat. Abdullah dijuluki Abu Bakar karena kedudukannya yang terhormat di tengah Suku Quraisy, baik dari segi nasab maupun strata sosial.
Penyebab Abu Bakar Memeluk Islam
Dalam Kitab Al-Mawa'izh Al-'Usfuriyah, Syekh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury menceritakan kisah Abu Bakar memluk Islam. Disebutkan bahwa Abu Bakar adalah seorang pedagang sukses di zaman Jahiliyah.
Beliau masuk Islam setelah bermimpi di tanah Syam. Dalam tidurnya, beliau bermimpi matahari dan bulan berada di atas pangkuannya. Kemudian beliau memegang keduanya dengan tangan dan mendekatkan keduanya pada dada. Setelah itu beliau menutupi keduanya dengan selendangnya.
Ketika terjaga dari mimpinya, beliau bergegas menemui seorang pendeta Nasrani untuk menanyaikan tafsir mimpinya itu. "Aku telah melihat sebuah mimpi demikian. Aku minta Anda mentakbirkannya," kata Abu Bakar.
"Darimana kamu berasal" tanya pendeta Nasrani itu. "Dari Kota Mekkah," jawab Abu Bakar.
"Dari kabilah mana kamu terlahir," tanya pendeta. "Dari Kabilah Taim," jawab Abu Bakar.
"Apa pekerjaanmu?" tanya pendeta lagi. "Berdagang," jawab Abu Bakar.
Kemudian pendeta itu menjelaskan kepadanya: "Akan datang pada zaman kehidupanmu seorang laki-laki yang berasal dari keturunan Hasyim. Laki-laki itu bernama Muhammad Al-Amin. Ia berasal dari Kabilah Hasyim. Ia akan menjadi seorang Nabi akhir zaman. Andai ia tidak terlahir, niscaya Allah tidak akan menciptakan langit dan bumi dan seisinya. Begitu juga andai ia tidak terlahirkan maka Dia tidak akan menciptakan Adam, para Nabi dan para Rasul. Ia adalah pemimpin para Nabi, para Rasul dan penutup mereka. Kamu akan masuk ke dalam agamanya. Kamu akan menjadi menteri baginya dan khalifah setelahnya. Inilah takbir mimpimu."
"Sebenarnya aku telah mengetahui ciri-ciri Muhammad dan sifat-sifatnya dalam Kitab Taurat, Injil, dan Zabur. Aku pun telah masuk Islam dan menyembunyikan keislamanku karena takut dengan orang-orang Nasrani," ungkap Pendeta itu.
Setelah Abu Bakar mendengar penjelasan tentang ciri-ciri dan sifat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari pendeta itu, hatinya pun menjadi luluh dan ingin sekali menemui Rasulullah. Kemudian Abu Bakar pulang ke Mekkah dan mencarinya. Abu Bakar pun bertemu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Ia tidak sabar sebentar saja tanpa melihatnya. Ketika kebersamaan Abu Bakar dan Rasulullah telah berlangsung lama, maka pada suatu hari Rasulullah bertanya kepadanya:
"Hai Abu Bakar! Tiap hari kamu menemuiku serta menemaniku, tetapi mengapa kamu belum masuk Islam?" Abu Bakar menjawab: "Kalau Anda adalah seorang Nabi, maka sudah pasti memiliki mukjizat."
Rasulullah berkata: "Apakah belum cukup bagimu mukjizatku berupa mimpi yang kamu lihat di tanah Syam, kemudian mimpimu itu ditakbirkan oleh pendeta Nasrani dan ia memberitahumu tentang keislamannya?" Sesaat setelah mendengar penjelasan Rasulullah itu, Abu Bakar berkata: "Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah." Akhirnya Abu Bakar masuk Islam dan bersungguh-sungguh dalam keislamannya.
Abu Bakar lahir di Kota Mekkah sekitar Tahun 573 (tahun kedua dari Tahun Gajah). Beliau lebih muda 2,5 tahun dari baginda Nabi Muhammad. Abu Bakar wafat di Madinah pada usia 63 tahun pada 8 Jumadil Awal 13 Hijriyah karena sakit yang dideritanya. Beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah SAW di Kompleks Masjid Nabawi Madinah.
Dalam Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam menggambarkan Abu Bakar sebagai orang yang sangat dan lembut terhadap kaumnya, jujur, memiliki kedudukan yang tinggi di tengah kaumnya. Beliau berhasil mengislamkan banyak orang yang menjadi tokoh penting dalam sejarah Islam, di antaranya 'Utsman bin 'Affan. Abu Bakar juga turut serta dalam berbagai perang seperti Perang Badar dan Perang Uhud. Kedekatan dan kesetiaannya kepada Nabi Muhammad merupakan satu keistimewaannya.
(rhs)