Kisah Nabi Hanzalah, Dakwah di Tengah Kaum Rass yang Gemar Seks Menyimpang

Rabu, 02 Februari 2022 - 05:15 WIB
Imam al-Baghawi mengutip riwayat dari Abu Rauq dari Dhahhaq bahwa sumur Bi'ir Mua'thalah terletak di Hadhramaut di satu daerah yang disebut Hadura'. Mereka adalah terdiri 4000 orang kaum Tsamud yang beriman kepada Nabi Shaleh sehingga selamat dari azab Allah SWT. Mereka mengungsi ke Hadramaut bersama Nabi Shaleh AS.

Dikisahkan, tatkala mereka sampai, wafatlah Nabi Shaleh, dan daerah itu dinamai Hadramaut; karena sesampainya Nabi Shaleh ke daerah ini, beliau wafat.

Riwayat ini berbeda sama sekali dengan apa yang ditulis Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Abdul Halim berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman”.

Dalam buku tersebut dikisahkan, begitu Allah akan menurunkan azab kepada kaum Tsamud, Allah mewahyukan kepada Nabi Shaleh untuk pergi dari tengah-tengah kaum Tsamud beserta orang-orang yang beriman.

Setelah mendapatkan perintah tersebut, Nabi Shaleh pergi beserta orang-orang mukmin ke daerah Syam; lalu mereka menetap di Palestina. Setelah dari Palestina, Nabi Shaleh pergi menuju Mekkah. Dia terus menetap di Mekkah hingga wafatnya.

Nabi Shaleh meninggal kira-kira dalam umur 180 tahun. Abdurrahman bin Sabith mengatakan, “Antara Rukun dan Maqam Ibrahim telah dikuburkan tujuh puluh nabi. Di antara mereka adalah Nabi Hud AS, Nabi Shaleh AS, dan Nabi Isma’il AS.”



Menyembah Berhala

Kembali ke pendapat Imam al-Baghawi. Menurut dia, kaum Nabi Shaleh yang tinggal di daerah "Sumur Mati" memakmurkan tempat tersebut. Namun setelah beberapa kurun, mereka beralih menyembah patung dan menjadi kafir. Pada saat itulah Allah mengutus Nabi Hanzhalah bin Shafwan.

Hanya saja, mereka keras kepala bahkan membunuh Nabi Hanzhalah. Selanjutnya Allah mengazab mereka dengan memberhentikan sumur mereka dan dihancurkan pula istana-istana mereka hingga lenyap.

Sedangkan Abu Al-Hasan Al-Kisa'i dalam kitabnya "Mubtada' Al-Khalq" Ka'bul Ahbar mengatakan: "Ashabur Rass berkembang ketururan di Hadhramaut, mereka membangun bangunan kota sepanjang 40 mil, dengan panjang yang sama.

Mereka juga membuat saluran air dari dalam tanah yang dinamai dengan Rass dan dinisbatkan pada pemiliknya. Mereka juga mendirikan sebuah rumah panjang di dalamnya mereka khusyu' menyembah Allah, tuhan semesta alam, kemudian diceritakan bahwa iblis datang mengatakan, "Sesungguhnya Allah tidak membutuhkan ibadah kalian, maka sembahlah berhala" kemudian mereka murtad dan menyembah berhala-berhala.”

Diutusnya Nabi Hanzhalah, membawa pesan syariat Allah untuk menuntun umat Rass kembali jalan yang benar, namun pembangkangan dilakukan oleh kaum ini hingga akhirnya dibinasakan.



Burung Raksasa

Menurut Al-Kisa’i, penduduk Rass menetap di tanah Hadhramaut dan kota mereka dinamakan dengan Rass. Kota tersebut memiliki berbagai pepohonan, buah-buahan, dan kampung-kampung yang makmur. Di sana, tinggal beberapa kelompok dari Penduduk Rass yang menyembah berhala dan kelompok yang menyembah api.

Kota yang ditinggali oleh Hanzhalah terdapat sebuah gunung yang bernama Falaj yang menjadi tempat tinggal burung raksasa bernama Anqa'.

Apabila burung itu terbang, ia bisa menutupi matahari seperti layaknya awan. Lehernya seperti leher unta, mempunyai empat sayap: dua panjang dan dua lagi pendek.

Bulunya berwarna-warni, suka mengangkat kuda, unta, gajah yang mati, dan binatang yang lainnya dengan cakarnya dan membawanya ke gunung tempat berdiamnya. Ketika binatang itu kian membahayakan, suka menyambar anak manusia yang masih kecil, lalu dibawa ke gunung dan mereka dijadikan santapan bagi anak-anaknya yang baru menetas dari telurnya, maka penduduk kota tersebut mengadukannya kepada Nabi Hanzhalah bin Shafwan.

Atas pengaduan tersebut, Nabi Hanzhalah berdoa agar Allah membinasakan Anqa’. Dia berdoa, “Ya Allah, matikanlah binatang tersebut dan putuskanlah keturunannya.”

Setelah itu, binatang tersebut jatuh dari langit dan kemudian terbakar bersama anak-anaknya hingga tak ada lagi wujudnya.

Sebagian orang Arab mengingkari keberadaan binatang bernama ‘Anqa’ ini. Menurutnya, itu hanyalah sebuah cerita yang dikarang oleh orang-orang Arab. Dalam hal ini ada sebuah syair: Aku telah belajar banyak dari anak-anak zaman. Mereka tidak bisa dijadikan sahabat, tetapi aku mesti bisa memilih-milih kesempatan. Akhirnya, aku tahu bahwa yang mustahil itu ada tiga, raksasa, ‘Anqa’, dan sahabat yang sempurna.



Makam Nabi Hanzhalah

Tatkala Nabi Hanzhalah berdakwah kepada kaum Rass mereka menentangnya. Mereka bahkan menyebut Nabi Hanzhalah seseorang yang menyesatkan sekaligus kafir.

Mereka pun berniat untuk membunuh Nabi Hanzhalah. Mereka ingin Nabi Hanzhalah mati dengan tersiksa. Kemudian mereka pun membuat sebuah sumur yang sangat dalam untuk membuang Nabi Hanzhalah dan membuatnya mati karena kelaparan serta kehausan.

Setelah mereka menangkap Nabi Hanzhalah dan melemparkan ke dalam sumur yang sudah dibuat lalu menutupnya dengan batu yang besar. Seorang budak yang beriman kepada Nabi Hanzhalah dan kepada Allah pun melihat bagaimana Nabi Hanzhalah dimasukkan ke dalam sumur itu.

Hingga saat ini makam Nabi Hanzhalah diduga masih ada. Makam itu berada di sebelah barat daerah Bour, tepatnya di dataran rendah pegunung barat. Anehnya, di samping kuburannya terdapat sebuah kuburan lagi yang sama panjangnya mencapai sekitar 60 dzira' (kurang lebih 20 meter) dan sama sepertinya makam nabi-nabi yang ada di Hadramaut lainnya.

Pada satu catatan menegaskan bahwa pernah tertulis pada nisan makam Nabi Hanzhalah kalimat; "Saya Hanzhalah bin Shafwan, utusan Allah, aku dikirim kepada Bani Himyar dan Hamdan serta Arab dari penduduk Yaman, mereka mendustakanku hingga membunuhku".

Allah mengazab kaum ini karena kekufurannya itu. Diriwayakan, setelah kekufuran dan kesesatan kaum Rass bertambah-tambah, Jibril berteriak kepada mereka dengan sekali teriakan sehingga mereka berubah menjadi batu hitam, begitu juga barang-barang dan binatang ternak mereka.

As-Sadi menambahkan bahwa setelah Dzulqarnain mengelilingi berbagai negeri dan memasuki kota Rass, dia menemukan rajanya, penduduknya, wanitanya, anak-anaknya, hewan-hewannya, barang-barangnya, pepohonannya, dan buah-buahnya, semuanya menjadi batu hitam.
Halaman :
Follow
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat: Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?  Para sahabat menjawab: Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.

(HR. Muslim No. 4678)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More