Kisah Nabi Hanzalah, Dakwah di Tengah Kaum Rass yang Gemar Seks Menyimpang
Rabu, 02 Februari 2022 - 05:15 WIB
Pendapat lain mengatakan bahwa Ashabur Rass ini berasal dari Himyar. Nabi Hanzhalah berasal dari keluarga al-Aqyun yang diutus kepada kaum al-Rass di wilayah Hadhramaut.
Allah SWT berfirman:
"Dan (Kami binasakan) kaum 'Aad dan Tsamud dan penduduk Rass dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut." ( QS Al-Furqan : 38)
Gandengan nama kaum Rass dengan kaum 'Aad dan Tsamud, mengindikasikan bahwa mereka, kaum Rass pernah menduduki Hadramaut setelah kaum 'Aad dan Tsamud. Hal ini dikatakan oleh sebagian ulama seperti al Muzani dan Ibnu Abi Hurairah dari Syafi'iyyah, Abi Musa dari Hanafiyyah dan lainnya dengan hujah "dalalatul iqtiron" (indikasi sambungan) dalam ayat tersebut.
Dalam kitab "Kharidatul Ajaib" menjelaskan bahwa Hadramaut terletak disebelah timur negeri Yaman, dan di sana terdapat Ashabur Rass, kaum Nabi Hanzhalah.
Dalam kitab "al Iklil" juz pertama, Al-Hamdany berkata al Harits bin Qahthan bin Hud mempunyai keturunan bernama Qaynan, mereka dipanggil "al-Aqyun". Mereka termasuk dari golongan Himyar yaitu sekelompok masyarakat dari kaum Hanzhalah bin Shafwan.
Seorang muhaddits terkenal, Muhammad bin Ahmad Aqilah di dalam karyanya "Nuskhatu al-Jud fii al Akhbar 'an al-Wujud" punya pendapat berbeda. Menurutnya, orang-orang yang beriman kepada Shaleh AS mereka pergi ke negara Yaman. Sebagian dari mereka bertempat di 'Aden, mereka adalah kaum Bi'ir Mua'tholah (Sumur Mati), dan sebagian lainnya ke Hadramaut, yaitu kaum Qashr Masyid (ahli dalam arsitektur bangunan tinggi). Dan tidak beberapa lama dari kurun mereka, terdapat Ashabur Rass yang menempati Hadramaut.
Kaum Tsamud yang Beriman
Imam al-Baghawi mengutip riwayat dari Abu Rauq dari Dhahhaq bahwa sumur Bi'ir Mua'thalah terletak di Hadhramaut di satu daerah yang disebut Hadura'. Mereka adalah terdiri 4000 orang kaum Tsamud yang beriman kepada Nabi Shaleh sehingga selamat dari azab Allah SWT. Mereka mengungsi ke Hadramaut bersama Nabi Shaleh AS.
Dikisahkan, tatkala mereka sampai, wafatlah Nabi Shaleh, dan daerah itu dinamai Hadramaut; karena sesampainya Nabi Shaleh ke daerah ini, beliau wafat.
Riwayat ini berbeda sama sekali dengan apa yang ditulis Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Abdul Halim berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman”.
Dalam buku tersebut dikisahkan, begitu Allah akan menurunkan azab kepada kaum Tsamud, Allah mewahyukan kepada Nabi Shaleh untuk pergi dari tengah-tengah kaum Tsamud beserta orang-orang yang beriman.
Setelah mendapatkan perintah tersebut, Nabi Shaleh pergi beserta orang-orang mukmin ke daerah Syam; lalu mereka menetap di Palestina. Setelah dari Palestina, Nabi Shaleh pergi menuju Mekkah. Dia terus menetap di Mekkah hingga wafatnya.
Nabi Shaleh meninggal kira-kira dalam umur 180 tahun. Abdurrahman bin Sabith mengatakan, “Antara Rukun dan Maqam Ibrahim telah dikuburkan tujuh puluh nabi. Di antara mereka adalah Nabi Hud AS, Nabi Shaleh AS, dan Nabi Isma’il AS.”
Menyembah Berhala
Kembali ke pendapat Imam al-Baghawi. Menurut dia, kaum Nabi Shaleh yang tinggal di daerah "Sumur Mati" memakmurkan tempat tersebut. Namun setelah beberapa kurun, mereka beralih menyembah patung dan menjadi kafir. Pada saat itulah Allah mengutus Nabi Hanzhalah bin Shafwan.
Hanya saja, mereka keras kepala bahkan membunuh Nabi Hanzhalah. Selanjutnya Allah mengazab mereka dengan memberhentikan sumur mereka dan dihancurkan pula istana-istana mereka hingga lenyap.
Allah SWT berfirman:
وَعَادًا وَثَمُودَ وَأَصْحَابَ الرَّسِّ وَقُرُونًا بَيْنَ ذَٰلِكَ كَثِيرًا
"Dan (Kami binasakan) kaum 'Aad dan Tsamud dan penduduk Rass dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut." ( QS Al-Furqan : 38)
Gandengan nama kaum Rass dengan kaum 'Aad dan Tsamud, mengindikasikan bahwa mereka, kaum Rass pernah menduduki Hadramaut setelah kaum 'Aad dan Tsamud. Hal ini dikatakan oleh sebagian ulama seperti al Muzani dan Ibnu Abi Hurairah dari Syafi'iyyah, Abi Musa dari Hanafiyyah dan lainnya dengan hujah "dalalatul iqtiron" (indikasi sambungan) dalam ayat tersebut.
Dalam kitab "Kharidatul Ajaib" menjelaskan bahwa Hadramaut terletak disebelah timur negeri Yaman, dan di sana terdapat Ashabur Rass, kaum Nabi Hanzhalah.
Dalam kitab "al Iklil" juz pertama, Al-Hamdany berkata al Harits bin Qahthan bin Hud mempunyai keturunan bernama Qaynan, mereka dipanggil "al-Aqyun". Mereka termasuk dari golongan Himyar yaitu sekelompok masyarakat dari kaum Hanzhalah bin Shafwan.
Seorang muhaddits terkenal, Muhammad bin Ahmad Aqilah di dalam karyanya "Nuskhatu al-Jud fii al Akhbar 'an al-Wujud" punya pendapat berbeda. Menurutnya, orang-orang yang beriman kepada Shaleh AS mereka pergi ke negara Yaman. Sebagian dari mereka bertempat di 'Aden, mereka adalah kaum Bi'ir Mua'tholah (Sumur Mati), dan sebagian lainnya ke Hadramaut, yaitu kaum Qashr Masyid (ahli dalam arsitektur bangunan tinggi). Dan tidak beberapa lama dari kurun mereka, terdapat Ashabur Rass yang menempati Hadramaut.
Baca Juga
Kaum Tsamud yang Beriman
Imam al-Baghawi mengutip riwayat dari Abu Rauq dari Dhahhaq bahwa sumur Bi'ir Mua'thalah terletak di Hadhramaut di satu daerah yang disebut Hadura'. Mereka adalah terdiri 4000 orang kaum Tsamud yang beriman kepada Nabi Shaleh sehingga selamat dari azab Allah SWT. Mereka mengungsi ke Hadramaut bersama Nabi Shaleh AS.
Dikisahkan, tatkala mereka sampai, wafatlah Nabi Shaleh, dan daerah itu dinamai Hadramaut; karena sesampainya Nabi Shaleh ke daerah ini, beliau wafat.
Riwayat ini berbeda sama sekali dengan apa yang ditulis Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Abdul Halim berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman”.
Dalam buku tersebut dikisahkan, begitu Allah akan menurunkan azab kepada kaum Tsamud, Allah mewahyukan kepada Nabi Shaleh untuk pergi dari tengah-tengah kaum Tsamud beserta orang-orang yang beriman.
Setelah mendapatkan perintah tersebut, Nabi Shaleh pergi beserta orang-orang mukmin ke daerah Syam; lalu mereka menetap di Palestina. Setelah dari Palestina, Nabi Shaleh pergi menuju Mekkah. Dia terus menetap di Mekkah hingga wafatnya.
Nabi Shaleh meninggal kira-kira dalam umur 180 tahun. Abdurrahman bin Sabith mengatakan, “Antara Rukun dan Maqam Ibrahim telah dikuburkan tujuh puluh nabi. Di antara mereka adalah Nabi Hud AS, Nabi Shaleh AS, dan Nabi Isma’il AS.”
Baca Juga
Menyembah Berhala
Kembali ke pendapat Imam al-Baghawi. Menurut dia, kaum Nabi Shaleh yang tinggal di daerah "Sumur Mati" memakmurkan tempat tersebut. Namun setelah beberapa kurun, mereka beralih menyembah patung dan menjadi kafir. Pada saat itulah Allah mengutus Nabi Hanzhalah bin Shafwan.
Hanya saja, mereka keras kepala bahkan membunuh Nabi Hanzhalah. Selanjutnya Allah mengazab mereka dengan memberhentikan sumur mereka dan dihancurkan pula istana-istana mereka hingga lenyap.