Ketika Kaum Kafir Tawarkan Jalan Tengah: Tahun Ini Menyembah Allah, Tahun Berikutnya Berhala

Minggu, 27 Februari 2022 - 17:26 WIB
“Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” ( QS Az-Zumar : 10)

Rasulullah SAW sudah tahu bahwa Negus, raja yang berkuasa di Habasyah adalah seorang raja yang adil, tak bakal seorangpun yang teraniaya di sisinya. Oleh karena itu beliau memerintahkan agar beberapa Muslim hijrah ke Habasyah.



Dituduh Tukang Sihir

Al-Tabari dalam Tarikh al-Rusul wa al-Muluk berkata:

Ketika para sahabat Rasulullah yang hijrah ke Habasyah telah berangkat, Rasulullah tetap tinggal di Mekkah berdakwah secara tertutup dan terbuka, dilindungi oleh Allah melalui pamannya Abu Thalib dan oleh kabilahnya yang memberikan dukungan atas permintaannya.

Ketika Kaum Quraisy melihat bahwa mereka tidak punya jalan untuk menyerangnya secara fisik, mereka menuduhnya sebagai tukang sihir, peramal, dan (mengalami) kegilaan, dan sebagai penyair. Mereka (orang-orang Mekkah) mulai menjauh darinya, bagi mereka yang takut (karena mempercayai tuduhan orang-orang Quraisy terhadap Nabi-pen) mungkin akan mendengar dan mengikutinya.

Langkah paling serius yang dilakukan (oleh orang Quraisy terhadap Nabi Muhammad) pada waktu itu, yang telah diriwayatkan, adalah sebagai berikut ini.

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin al-Ash:

Aku (Abu Salamah bin Abdurrahman) berkata kepadanya (Abdullah bin Amr bin al-Ash), “Apa serangan terburuk yang pernah engkau lihat oleh Quraisy terhadap Rasulullah ketika mereka secara terbuka menunjukkan permusuhan mereka kepadanya?”

Dia menjawab, “Aku bersama mereka ketika para bangsawan mereka berkumpul suatu hari di Hijr dan membahas Rasulullah.

“Mereka berkata, ‘Kita belum pernah melihat seperti apa yang kita alami dari orang ini. Dia telah mencemooh nilai-nilai tradisional kita, melecehkan leluhur kita, mencaci maki agama kita, menyebabkan perpecahan di antara kita, dan menghina tuhan-tuhan kita. Kita telah menanggung banyak hal darinya,’ atau kata-kata semacam itu.

“Sementara mereka mengatakan ini, Rasulullah tiba-tiba muncul dan berjalan dan mencium Hajar Aswad. Kemudian beliau melewati mereka sambil bertawaf (mengelilingi Kabah), dan ketika beliau melakukannya mereka mengata-ngatai hal buruk tentangnya.

“Aku dapat melihat dari wajah Rasulullah bahwa beliau mendengar mereka, tetapi beliau tetap melanjutkan. Ketika beliau melewati untuk kedua kalinya mereka mengata-ngatainya hal yang sama, dan aku bisa melihat dari wajahnya bahwa beliau mendengar mereka, tetapi sekali lagi beliau melanjutkan.

“Kemudian beliau melewati mereka untuk ketiga kalinya, dan mereka mengata-ngatainya hal yang sama; tetapi kali ini dia berhenti dan berkata, ‘Dengar, orang-orang Quraisy. Demi Dia, yang berada dalam kekuasaan-Nya jiwa Muhammad bersandar, (jika aku mau) aku dapat membuat kalian terbunuh.’



“Mereka membeku dengan apa yang dikatakannya, dan seolah-olah setiap orang di antara mereka memiliki burung yang bertengger di kepalanya; bahkan mereka yang telah mendesak tindakan keras terhadapnya sebelumnya berbicara dengan cara yang damai kepadanya, menggunakan ungkapan-ungkapan paling sopan yang bisa mereka pikirkan, dan berkata, ‘Pergilah dengan bimbingan yang benar, Abu al-Qasim; demi Allah, engkau tidak pernah jahil.’

“Nabi pergi, dan keesokan harinya mereka berkumpul di Hijr, dan aku kembali hadir. Mereka berkata satu sama lain, ‘Kalian berbicara tentang ketidaksukaan yang telah kalian alami dan dan hal-hal yang telah dilakukan Muhammad kepada kalian, tetapi ketika dia secara terbuka mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan, kalian menciut darinya.’

“Sementara mereka mengatakan ini, Rasulullah tiba-tiba muncul, dan mereka menerjangnya seorang diri dan mengelilinginya, berkata, ‘Apakah engkau yang mengatakan begini dan begitu?’ mengulangi apa yang telah mereka dengar tentang penolakannya terhadap tuhan-tuhan dan agama mereka.

Nabi berkata, ‘Ya, akulah yang mengatakan demikian.’
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Yang pertama kali yang dihisab (dihitung) dari perbuatan seorang hamba pada hari Kiamat adalah shalatnya. Jika sempurna ia beruntung dan jika tidak sempurna, maka Allah Azza wa Jalla berfirman, Lihatlah apakah hamba-Ku mempunyai amalan shalat sunnah? Bila didapati ia memiliki amalan shalat sunnah, maka Dia berfirman Lengkapilah shalat wajibnya yang kurang dengan shalat sunnahnya

(HR. Nasa'i No. 463)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More