An-Nadhr: Belajar Sejarah ke Irak Demi Taklukkan Nabi

Senin, 15 Juni 2020 - 14:57 WIB
اۨلَّذِيۡنَ كَانَتۡ اَعۡيُنُهُمۡ فِىۡ غِطَآءٍ عَنۡ ذِكۡرِىۡ وَكَانُوۡا لَا يَسۡتَطِيۡعُوۡنَ سَمۡعًا

101. (yaitu) orang yang mata (hati)nya dalam keadaan tertutup (tidak mampu) dari memperhatikan tanda-tanda (kebesaran)-Ku, dan mereka tidak sanggup mendengar.

“Adapun soal hakikat Ruh, itu urusan Allah ta’ala. Sementara manusia tidaklah diberi pengetahuan, melainkan hanya sedikit”, jawab Nabi untuk pertanyaan ketiga. Kemudian, tanpa mendetailkan, dibacakanlah Surah Al-Isra’ ayat 85.

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

Lagi-lagi strategi dan upaya Nadhr untuk mempermalukan Nabi gagal total. Bahkan, malah makin banyak orang bersimpati pada dakwah Rasulullah.

Baca Juga: :Khalifah Umar Pecat Khalid bin Walid demi Selamatkan Tauhid Umat

Belajar ke Irak

Setelah kegagalannya menjatuhkan pamor Nabi dengan menyuguhkan pertanyaan titipan para Yahudi , An-Nadhr bin Harits tetap berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk melawan Al-Qur‘an adalah dengan menyuguhkan cerita dan legenda-legenda. Sebab menurutnya, apa yang dibicarakan oleh Rasulullah (yakni Al-Qur'an) tidaklah lebih daripada cerita dan legenda belaka. Sehingga harus dilawan dengan yang semisal (apple to apple).

Lihatlah, cerita kehancuran kaum terdahulu akibat menolak dakwah para Nabi yang seharusnya menjadi i'tibar, berubah menjadi hanya sekadar karya sastra kuno di telinga An-Nadhr.

Hal ini telah mendorong An-Nadhr untuk berangkat ke Kota Al-Hirah. Sebuah kota kuno yang dahulu menjadi kota terbesar di Irak yang terletak sebelah barat Sungai Eufrat.



Hirah terletak di perbatasan antara gurun Arab dengan wilayah kekuasaan Imperium Persia. Kota Hirah adalah ibukota Kerajaan Hirah yang didiami oleh suku-suku Arab nomaden (Baduwi) seperti Bani Lakhm, Bani Tamim, Bani Tanukh, dan Bani Ghassan.

Bani Lakhm adalah pemegang kekuasaan politik di Kerajaan Hirah. Agama resminya adalah Kristen Nestorian. Tak lama sejak didirikan pada Abad IV masehi, Kerajaan Hirah telah menjadi kerajaan bawahan Imperium Sassanid Persia.

Kerajaan Hirah dimanfaatkan oleh Persia sebagai proxy (boneka) melawan Byzantium (Romawi Timur) yang juga menggunakan Kerajaan Arab Suriah sebagai proxy-nya. Saat ini Kota Hirah tinggal reruntuhannya saja. Terletak sekitar 7 Km dari Kota Najaf, Provinsi Najaf, Irak.

Pada saat An-Nadhr datang ke Hirah, kekuasaan Bani Lakhm atas Hirah telah dipreteli oleh Persia. Beberapa tahun sebelumnya, yakni tahun 602 M, raja arab terakhir Hirah An-Nu'man bin Munzhir digulingkan secara paksa oleh Kisra II. Kisra inilah yang kelak sepuluh tahun lagi akan merobek-robek surat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. ( )

Sebagai sebuah kota yang menjadi arena perkawinan budaya Arab dan Persia, Hirah merupakan tujuan yang cocok bagi An-Nadhr untuk mempelajari budaya Persia. Terutama untuk mempelajarai legenda-legenda asal Persia.



Bagi masyarakat Arab saat itu, Persia adalah sebuah imperium yang luar biasa mengagumkan jika dibandingkan dengan kehidupan kolot mereka di pedalaman gurun pasir. Maka bagi orang Arab, legenda raja-raja Persia adalah cerita yang sangat menakjubkan.

Inilah yang membuat An-Nadhr datang ke Hirah dan mempelajari legenda-legenda Sassanid. Menurut Ibnu Ishaq, An-Nadhr pergi ke Hirah untuk mempelajari legenda raja-raja Persia seperti Rustum dan Asfandayar.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang, dan malu adalah bagian dari iman.

(HR. Bukhari No.8)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More