Kisah Raja Tutis Mencoba Meraba Siti Sarah Istri Nabi Ibrahim

Senin, 07 Maret 2022 - 14:06 WIB
Malam tidak akan menyenangkan

apabila di waktu itu tidak ada tamu yang mau tinggal.

Dan pagi tidak akan menggembirakan

apabila pada saat itu tamu yang ada padaku pergi.

Menurut sebuah riwayat, Nabi Ibrahim AS adalah orang pertama yang menjamu tamu dan orang pertama yang beruban. Tatkala dia melihat ada uban di janggutnya, dia tidak menyukainya. Dia berkata, “Wahai Tuhanku, apa ini?” Allah mewahyukan kepadanya, “Itu adalah kewibawaan.”

Mendengar itu, Ibrahim berkata, “Wahai Tuhanku, tambahkanlah kewibawaanku.” Maka, janggutnya berubah warna menjadi putih semua.



Sumur-Sumur Kering

Diriwayatkan bahwa tatkala hewan piaraannya kian banyak, dan tanah untuk menampungnya kian sempit, penduduk wilayah tersebut berembug, lalu mereka berkata kepada Ibrahim, “Hai Saleh, pergilah dari negeri kami. Sebab, engkau telah menyempitkan tanah kami dengan binatang ternakmu.” Di kalangan mereka Nabi Ibrahim AS seringkali dipanggil asy-Syaikh ash-Shalih (orang tua yang saleh).

Mendengar permintaan tersebut, Nabi Ibrahim AS menurut. Dia meninggalkan mereka. Tapi apa yang terjadi? Sepeninggal Nabi Ibrahim AS, sumur-sumur mengering. Padahal sebelumnya air sumur melimpah. Begitu Ibrahim pergi kaum tersebut banyak yang binasa karena kehausan.

Akhirnya, mereka menyusul Ibrahim dan memintanya untuk kembali ke lembah mereka. Ibrahim menolak. Mereka mengadukan kepada Nabi Ibrahim AS tentang minimnya air sejak ia pergi. Maka, Ibrahim memberikan tujuh kambing.

“Simpanlah di setiap sumur satu kambing. Air bakal datang kepada kalian,” ujar Nabi Ibrahim kemudian. Mereka ambil tujuh kambing tersebut dan kemudian menempatkannya di semua sumur. Setelah itu, air pun ada kembali dengan berkah binatang ternak Ibrahim AS. Oleh karena itu, lembah tersebut disebut Lembah Tujuh.

(mhy)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنۡ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحۡيًا اَوۡ مِنۡ وَّرَآىٴِ حِجَابٍ اَوۡ يُرۡسِلَ رَسُوۡلًا فَيُوۡحِىَ بِاِذۡنِهٖ مَا يَشَآءُ‌ؕ اِنَّهٗ عَلِىٌّ حَكِيۡمٌ
Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahatinggi, Mahabijaksana.

(QS. Asy-Syura Ayat 51)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More