Kisah Nabi Ibrahim, Saat Bayi Jari-Jarinya Mengeluarkan Susu, Madu, dan Keju
loading...
A
A
A
Nabi Ibrahim AS sudah mendapat mukjizat dari Allah SWT sejak bayi. Kekasih Allah ini lahir di dalam gua. Saat bayi tidak ada yang menyusuinya. Dia bertahan hidup, bahkan tumbuh secara menakjubkan. Pada ibu jarinya memancarkan susu, sedangkanjari-jari yang lainnya mengeluarkan madu dan keju.
Sejarawan Mesir, Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas (1448-1522) dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Abdul Halim berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” memaparkan Ibrahim lahir di gua karena Raja Namrudz kala itu tengah memburu bayi yang baru lahir untuk dibunuh.
Begitu usai melahirkan ibu Ibrahim menutup pintu gua. Dia pulang ke rumahnya dan setelah seminggu mendatangi bayinya. Ibu itu menemukan anaknya, Ibrahim, sedang meminum susu dari ibu jarinya, madu dan dan keju dari jari-jarinya yang lain.
Selanjutnya, ibu itu meninggalkannya dan kembali lagi setelah genap satu tahun. Di sisi lain, Ibrahim tumbuh secara menakjubkan.
Ath-Thabari dalam "Ta’rikh al-Rusul wa’l-Muluk" menggambarkan pertumbuhan Ibrahim dalam sehari seperti sebulan, dan sebulan seperti setahun. Sehingga total lama waktu Nabi Ibrahim di dalam gua hanya selama 15 bulan.
Pada usia itulah – untuk pertama kalinya – Ibrahim meminta kepada ibunya agar membawanya keluar gua untuk melihat dunia. Ketika dia keluar dari gua ditaksir kira-kira umurnya sama dengan anak 15 tahun.
Silsilah Nabi Ibrahim
Menurut riwayat dari Ibnu Katsir dalam "Qashash al-Anbiya", ayah kandung Ibrahim bernama Tarikh. Adapun silsilah lengkapnya: Ibrahim bin Tarikh bin Nahur bin Sarouhg bin Raghu bin Phaligh bin Aher bin Saleh bin Arfghshand bin Sam bin Nuh.
Pada usianya yang ke-70 tahun, Tarikh dikaruniai tiga orang putra yang bernama Ibrahim, Nahor (Nohour), dan Haran. Haran memiliki anak bernama Luth ( Nabi Luth as ), yang kelak akan menjadi pendukung Ibrahim dalam dakwahnya. Haran meninggal semasa ayahnya masih hidup di tanah kelahiran mereka di tanah Kaldea (al-Kaldanien), yang juga dikenal sebagai Babilonia.
Menurut riwayat dari Ibnu Katsir, beberapa tradisi mengisahkan bahwa ayah kandung Ibrahim wafat sebelum Ibrahim lahir ke dunia. Setelah itu Ibrahim diasuh oleh pamannya yang kemudian dia panggil dengan sebutan “ayah”. Orang inilah yang kemudian dikenal dengan nama Azar.
Dia bukan hanya penyembah berhala biasa, tapi sosok yang secara total menolak Allah, dan dengan tangannya sendiri membuat berhala-berhala (untuk menjadi sesembahan lain selain Allah SWT). Dalam lingkungan keluarga seperti inilah Ibrahim tumbuh dan dibesarkan.
Wahab bin Munabih, salah seorang pemuka Tabi'in dan ahli dalam bidang sejarah, juga meriwayatkan bahwa Ibrahim al-Khalil Alaihis Salam (AS) adalah anak dari Tarikh bin Nakhur.
Al-Hafizh as-Suhaili mengatakan ibunya bernama Layutsa, seorang wanita yang beriman, tapi dia menyembunyikan keimanannya.
Ibrahim dilahirkan di negeri Hauran. Menurut pendapat lain, dia dilahirkan di sebuah kampung bernama Barzah yang terletak di daerah Damaskus, di sebuah gua yang cukup terkenal. Konon, apabila seseorang berdoa di dalam gua itu, pasti doanya akan dikabulkan.
As-Sadi (1889–1956 M) mengatakan, para dukun (ahli nujum) memberitahukan kepada Namrudz bahwa pada tahun tersebut akan lahir seorang anak yang akan menyebabkan Namrudz binasa dalam tangannya.
Tatkala Namrudz menengar kabar tersebut, dia memerintahkan agar setiap anak lelaki yang lahir pada tahun itu harus disembelih. Dia memerintahkan semua lelaki menjauhi istrinya dan dia menugaskan seorang penjaga bagi setiap rumah.
Seorang dukunnya berkata kepada Namrudz, “Sesungguhnya anak yang telah kami ceritakan kepada Paduka telah dikandung oleh ibunya pada malam ini.”
Pada saat itu, apabila ibu Ibrahim lewat ke hadapan orang-orang, ia menyembunyikan kehamilannya. Ketika masa melahirkan telah dekat, ibu Ibrahim pergi karena takut anak yang ada dalam kandungannya akan disembelih.
Dia masuk ke dalam gua. Di sanalah dia melahirkan Ibrahim. Ibu itu melihat wajah sang anak keningnya memancarkan cahaya. Di malam kelahirannya, berhala-berhala berjatuhan, mahkota-mahkota terlepas dari kepala-kepalanya, dan balkon gedung Namrudz ambruk.
Sejarawan Mesir, Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas (1448-1522) dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Abdul Halim berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” memaparkan Ibrahim lahir di gua karena Raja Namrudz kala itu tengah memburu bayi yang baru lahir untuk dibunuh.
Begitu usai melahirkan ibu Ibrahim menutup pintu gua. Dia pulang ke rumahnya dan setelah seminggu mendatangi bayinya. Ibu itu menemukan anaknya, Ibrahim, sedang meminum susu dari ibu jarinya, madu dan dan keju dari jari-jarinya yang lain.
Selanjutnya, ibu itu meninggalkannya dan kembali lagi setelah genap satu tahun. Di sisi lain, Ibrahim tumbuh secara menakjubkan.
Ath-Thabari dalam "Ta’rikh al-Rusul wa’l-Muluk" menggambarkan pertumbuhan Ibrahim dalam sehari seperti sebulan, dan sebulan seperti setahun. Sehingga total lama waktu Nabi Ibrahim di dalam gua hanya selama 15 bulan.
Pada usia itulah – untuk pertama kalinya – Ibrahim meminta kepada ibunya agar membawanya keluar gua untuk melihat dunia. Ketika dia keluar dari gua ditaksir kira-kira umurnya sama dengan anak 15 tahun.
Silsilah Nabi Ibrahim
Menurut riwayat dari Ibnu Katsir dalam "Qashash al-Anbiya", ayah kandung Ibrahim bernama Tarikh. Adapun silsilah lengkapnya: Ibrahim bin Tarikh bin Nahur bin Sarouhg bin Raghu bin Phaligh bin Aher bin Saleh bin Arfghshand bin Sam bin Nuh.
Pada usianya yang ke-70 tahun, Tarikh dikaruniai tiga orang putra yang bernama Ibrahim, Nahor (Nohour), dan Haran. Haran memiliki anak bernama Luth ( Nabi Luth as ), yang kelak akan menjadi pendukung Ibrahim dalam dakwahnya. Haran meninggal semasa ayahnya masih hidup di tanah kelahiran mereka di tanah Kaldea (al-Kaldanien), yang juga dikenal sebagai Babilonia.
Menurut riwayat dari Ibnu Katsir, beberapa tradisi mengisahkan bahwa ayah kandung Ibrahim wafat sebelum Ibrahim lahir ke dunia. Setelah itu Ibrahim diasuh oleh pamannya yang kemudian dia panggil dengan sebutan “ayah”. Orang inilah yang kemudian dikenal dengan nama Azar.
Dia bukan hanya penyembah berhala biasa, tapi sosok yang secara total menolak Allah, dan dengan tangannya sendiri membuat berhala-berhala (untuk menjadi sesembahan lain selain Allah SWT). Dalam lingkungan keluarga seperti inilah Ibrahim tumbuh dan dibesarkan.
Wahab bin Munabih, salah seorang pemuka Tabi'in dan ahli dalam bidang sejarah, juga meriwayatkan bahwa Ibrahim al-Khalil Alaihis Salam (AS) adalah anak dari Tarikh bin Nakhur.
Al-Hafizh as-Suhaili mengatakan ibunya bernama Layutsa, seorang wanita yang beriman, tapi dia menyembunyikan keimanannya.
Ibrahim dilahirkan di negeri Hauran. Menurut pendapat lain, dia dilahirkan di sebuah kampung bernama Barzah yang terletak di daerah Damaskus, di sebuah gua yang cukup terkenal. Konon, apabila seseorang berdoa di dalam gua itu, pasti doanya akan dikabulkan.
As-Sadi (1889–1956 M) mengatakan, para dukun (ahli nujum) memberitahukan kepada Namrudz bahwa pada tahun tersebut akan lahir seorang anak yang akan menyebabkan Namrudz binasa dalam tangannya.
Tatkala Namrudz menengar kabar tersebut, dia memerintahkan agar setiap anak lelaki yang lahir pada tahun itu harus disembelih. Dia memerintahkan semua lelaki menjauhi istrinya dan dia menugaskan seorang penjaga bagi setiap rumah.
Seorang dukunnya berkata kepada Namrudz, “Sesungguhnya anak yang telah kami ceritakan kepada Paduka telah dikandung oleh ibunya pada malam ini.”
Pada saat itu, apabila ibu Ibrahim lewat ke hadapan orang-orang, ia menyembunyikan kehamilannya. Ketika masa melahirkan telah dekat, ibu Ibrahim pergi karena takut anak yang ada dalam kandungannya akan disembelih.
Dia masuk ke dalam gua. Di sanalah dia melahirkan Ibrahim. Ibu itu melihat wajah sang anak keningnya memancarkan cahaya. Di malam kelahirannya, berhala-berhala berjatuhan, mahkota-mahkota terlepas dari kepala-kepalanya, dan balkon gedung Namrudz ambruk.