Kisah Hijrah Nabi Ya'kub Saat Menghindari Permusuhan dengan Saudara Kembarnya
Minggu, 13 Maret 2022 - 17:30 WIB
Di tempat itulah dia menyempurnakan risalah ayahnya, Ishaq, dan kakeknya, Ibrahim, untuk menyeru pada ajaran Allah.
Sulit Punya Anak
Dalam hal keturunan, Nabi Ya'kub memang berbeda dengan ayahnya, Nabi Ishaq. Cobaan Nabi Ishaq amatlah mirip dengan ayahandanya, Nabi Ibrahim AS/ Nabi Ibrahim dikaruniai anak dari istrinya, Siti Sarah, pada saat usianya hampir 100 tahun. Ishaq lahir ketika ayah bundanya sudah renta. Rupanya, cobaan yang sama juga menimpa Nabi Ishaq.
Pada usia 40 tahun, Nabi Ishaq menikah dengan Rifqah binti A'zar. Namun ternyata ujian yang pernah menimpa ayah bundanya, dialami pula oleh Nabi Ishaq. Istrinya, Rifqah, mandul.
Nabi Ishaq pantang putus asa. Beliau terus saja berdoa kepada Allah. Ia lahir berkat keajaiban dari-Nya. Maka bukan hal mustahil bagi Allah untuk memberi kembali keajaiban tersebut. Nabi Ishaq dan istrinya terus berdoa dengan harapan dan tawakal yang kuat.
Setelah penantian panjang, keajaiban itu pun datang. Rifqah hamil dan ternyata Allah memberinya anak kembar. Anak itu adalah ‘Iish atau ‘Ishu dan Ya’qub. Disebut Ya’qub karena ia lahir dalam keadaan memegang tumit saudaranya.
Betapa bahagianya Nabi Ishaq. Ia dianugerahi dua orang putra di usianya yang telah senja.
Ishu adalah nenek moyang bangsa Romawi. Sedangkan saudaranya, Ya’qub, iangkat Allah menjadi seorang rasul. Ia juga disebut Israil, karena Nabi Ya’qub sering kali melakukan perjalanan di malam hari.
Nabi Ya’qub as termasuk yang disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai, al-Karim ibnu al-Karim ibnu al-Karim ibnu al-Karim (HR al-Bukhari) ketika memuji keturunan Nabi Yusuf AS.
Karena keempat-empat nama tersebut adalah silsilah empat orang nabi yang tidak terputus. Yang Mulia anak Yang Mulia anak Yang Mulia anak Yang Mulia, Yusuf anak Ya’qub anak Ishaq anak Ibrahim as.
Baca Juga
Sulit Punya Anak
Dalam hal keturunan, Nabi Ya'kub memang berbeda dengan ayahnya, Nabi Ishaq. Cobaan Nabi Ishaq amatlah mirip dengan ayahandanya, Nabi Ibrahim AS/ Nabi Ibrahim dikaruniai anak dari istrinya, Siti Sarah, pada saat usianya hampir 100 tahun. Ishaq lahir ketika ayah bundanya sudah renta. Rupanya, cobaan yang sama juga menimpa Nabi Ishaq.
Pada usia 40 tahun, Nabi Ishaq menikah dengan Rifqah binti A'zar. Namun ternyata ujian yang pernah menimpa ayah bundanya, dialami pula oleh Nabi Ishaq. Istrinya, Rifqah, mandul.
Nabi Ishaq pantang putus asa. Beliau terus saja berdoa kepada Allah. Ia lahir berkat keajaiban dari-Nya. Maka bukan hal mustahil bagi Allah untuk memberi kembali keajaiban tersebut. Nabi Ishaq dan istrinya terus berdoa dengan harapan dan tawakal yang kuat.
Setelah penantian panjang, keajaiban itu pun datang. Rifqah hamil dan ternyata Allah memberinya anak kembar. Anak itu adalah ‘Iish atau ‘Ishu dan Ya’qub. Disebut Ya’qub karena ia lahir dalam keadaan memegang tumit saudaranya.
Betapa bahagianya Nabi Ishaq. Ia dianugerahi dua orang putra di usianya yang telah senja.
Ishu adalah nenek moyang bangsa Romawi. Sedangkan saudaranya, Ya’qub, iangkat Allah menjadi seorang rasul. Ia juga disebut Israil, karena Nabi Ya’qub sering kali melakukan perjalanan di malam hari.
Nabi Ya’qub as termasuk yang disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai, al-Karim ibnu al-Karim ibnu al-Karim ibnu al-Karim (HR al-Bukhari) ketika memuji keturunan Nabi Yusuf AS.
Karena keempat-empat nama tersebut adalah silsilah empat orang nabi yang tidak terputus. Yang Mulia anak Yang Mulia anak Yang Mulia anak Yang Mulia, Yusuf anak Ya’qub anak Ishaq anak Ibrahim as.
(mhy)