Dulu Haram Kini Halal: Niat Mencuri Malah Dapat Istri
Selasa, 16 Juni 2020 - 16:17 WIB
“Maka sudah sepatutnya engkau memperoleh ganjaran dari sang pemilik rumah atas niat baikmu itu, ambillah sedikit makanan untuk mengganjal perutmu agar tidak timbul perasaan dan keinginan mencuri lagi!!”
Si pencuri merenung sebentar, dan tiba-tiba ia tersadar serta berucap dalam hati, “Engkau dari tadi yang berbicara dan memberi nasihat kepadaku? Tapi nasihatmu itu telah menjadikan aku menjadi tamu tidak diundang seperti ini, tidak.. aku tidak akan mendengarkan nasihatmu. Bila engkau Tuhan, tidak akan memberi nasihat seperti ini. Pasti engkau setan”.
“Celaka aku, bila ada orang yang di luar dan melihat perbuatanku …. aku harus keluar,” pikirnya lagi.
Maka dengan tergesa-gesa ia keluar rumah wanita tersebut. Ketika tiba dihadapan pintu ia mengetuk keras dan mengucap salam yang terdengar serak menakutkan.
Semakin khawatir ia akan suaranya yang berubah. Setelah itu tanpa memastikan pemiliknya mendengar atau tidak ia kembali menuju Masjid dengan perasaan galau namun lega, karena tidak ada orang yang memergoki dia melakukan apa yang disarankan suara aneh tadi.
Sesampai di Masjid, ia melihat Nabi saw sedang berdiri salat. Di sudut ruang ada seorang yang membaca Alquran dengan khusyu’ sambil meneteskan air mata. Di sudut-sudut terdapat para sahabat dan kaum shuffah tidur.
Dingin sekali malam ini, lapar sekali perut ini. Si pencuri teringat lagi akan pengalaman yang baru dia alami dan bersyukur atas pertolongan Allah yang menguatkan hatinya.
Tapi, tidak didengar bisikan Allah di hatinya, “Apakah Allah marah kepadaku?” pikirnya. Lalu ia menghampiri sudut ruang Masjid duduk dekat pintu, dekat orang yang membaca Alquran. Di tengah lamunannya, ia mendengar sayup namun jelas bait-bait ayat suci.
وَبَرَزُوا لِلَّهِ جَمِيعًا فَقَالَ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنْتُمْ مُغْنُونَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ۚ قَالُوا لَوْ هَدَانَا اللَّهُ لَهَدَيْنَاكُمْ ۖ سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَجَزِعْنَا أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِنْ مَحِيصٍ
“Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: ‘Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari pada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja Mereka menjawab: ‘Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri”. (QS. 14:21)
وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ ۖ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي ۖ فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ ۖ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ ۖ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِنْ قَبْلُ ۗ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamutetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. (QS. 14:22)
Bergetarlah hatinya mendengar firman Allah. Ia berkata, “Engkau berbicara kepadakukah, ya Allah?”.
Serasa lapang hatinya, semakin asyik dia mendengarkan bacaan suci itu, maka lupalah ia akan laparnya, badannya pun terasa segar.
Cukup lama ia mendengarkan bacaan orang itu hingga tiba-tiba ia tersentak karena bacaan itu dihentikan berganti dengan ucapan menjawab salam.
Terlihat olehnya pula bahwa pria itu menjawab salam seorang wanita dan seorang tua yang masuk langsung menuju tempat Nabi Muhammad SAW sedang duduk berzikir. Dan wajah wanita itu adalah wajah wanita tadi. Wanita yang tergolek tidur di rumah yang ia masuki.
Si pencuri merenung sebentar, dan tiba-tiba ia tersadar serta berucap dalam hati, “Engkau dari tadi yang berbicara dan memberi nasihat kepadaku? Tapi nasihatmu itu telah menjadikan aku menjadi tamu tidak diundang seperti ini, tidak.. aku tidak akan mendengarkan nasihatmu. Bila engkau Tuhan, tidak akan memberi nasihat seperti ini. Pasti engkau setan”.
“Celaka aku, bila ada orang yang di luar dan melihat perbuatanku …. aku harus keluar,” pikirnya lagi.
Maka dengan tergesa-gesa ia keluar rumah wanita tersebut. Ketika tiba dihadapan pintu ia mengetuk keras dan mengucap salam yang terdengar serak menakutkan.
Semakin khawatir ia akan suaranya yang berubah. Setelah itu tanpa memastikan pemiliknya mendengar atau tidak ia kembali menuju Masjid dengan perasaan galau namun lega, karena tidak ada orang yang memergoki dia melakukan apa yang disarankan suara aneh tadi.
Sesampai di Masjid, ia melihat Nabi saw sedang berdiri salat. Di sudut ruang ada seorang yang membaca Alquran dengan khusyu’ sambil meneteskan air mata. Di sudut-sudut terdapat para sahabat dan kaum shuffah tidur.
Dingin sekali malam ini, lapar sekali perut ini. Si pencuri teringat lagi akan pengalaman yang baru dia alami dan bersyukur atas pertolongan Allah yang menguatkan hatinya.
Tapi, tidak didengar bisikan Allah di hatinya, “Apakah Allah marah kepadaku?” pikirnya. Lalu ia menghampiri sudut ruang Masjid duduk dekat pintu, dekat orang yang membaca Alquran. Di tengah lamunannya, ia mendengar sayup namun jelas bait-bait ayat suci.
وَبَرَزُوا لِلَّهِ جَمِيعًا فَقَالَ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنْتُمْ مُغْنُونَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ۚ قَالُوا لَوْ هَدَانَا اللَّهُ لَهَدَيْنَاكُمْ ۖ سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَجَزِعْنَا أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِنْ مَحِيصٍ
“Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: ‘Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari pada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja Mereka menjawab: ‘Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri”. (QS. 14:21)
وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ ۖ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي ۖ فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ ۖ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ ۖ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِنْ قَبْلُ ۗ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamutetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. (QS. 14:22)
Bergetarlah hatinya mendengar firman Allah. Ia berkata, “Engkau berbicara kepadakukah, ya Allah?”.
Serasa lapang hatinya, semakin asyik dia mendengarkan bacaan suci itu, maka lupalah ia akan laparnya, badannya pun terasa segar.
Cukup lama ia mendengarkan bacaan orang itu hingga tiba-tiba ia tersentak karena bacaan itu dihentikan berganti dengan ucapan menjawab salam.
Terlihat olehnya pula bahwa pria itu menjawab salam seorang wanita dan seorang tua yang masuk langsung menuju tempat Nabi Muhammad SAW sedang duduk berzikir. Dan wajah wanita itu adalah wajah wanita tadi. Wanita yang tergolek tidur di rumah yang ia masuki.
Baca Juga