Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadhan 2 April, Ini Penjelasan Din Syamsuddin

Senin, 14 Maret 2022 - 17:27 WIB
“Beliau masuk Islam 9 Hijriah, sedangkan pensyariatan puasa pada tanggal 2 Hijriah. Begitupula dengan Ibnu Abbas. Ketika pensyariatan puasa masih seorang bayi,” ungkap Prof Din.

Maka hadits yang Muhammadiyah gunakan hanya sama bagian awalnya, tapi beda bagian akhirnya. “Berpuasalah dengan rukyah dan berbukalah nanti bulan Syawal dengan rukyah. Jika tidak terlihat, maka perhitungkanlah, perkirakan ini.” Hadits Ibnu Umar inilah yang dipakai ahli hisab.

Ketika Prof Din bertemu Dr Yusuf al-Qardhawi —ulama terkemuka di dunia Islam—-saat itu almarhum Prof Yunahar Ilyas bertanya, “Menurut Syaikh, mana yang lebih kuat antara hisab dan rukyah?”

Yusuf al-Qardhawi menjawab hisab. Rukyah itu dzonni. Beliau mengumpamakan, “Lihatlah gunung nun jauh di sana, apa warnanya terlihat dari jauh? Biru. Tapi kalau didekati bukan biru, tapi hijau,” terangnya.

Prof Din menegaskan, dengan rukyah bil aqli yang sekarang ini, sangat mudah diketahui seratus tahun lagi kapan awal Ramadhan. “Jangankan seratus, seribu tahun lagi (bisa). Karena perhitungan sangat eksak. Seperti halnya kita bisa mengetahui waktu sholat Maghrib. Sangat akurat. Bahkan sampai menit-detiknya bisa kita ketahui,” jelasnya.

Dia menambahkan, “Kapan berbuka puasa? Tidak perlu keluar rumah. Lihat saja jam. Ada menitnya, ada detiknya.”



Tak Perlu Dipertentangkan

Di akhir sambutannya, Prof Din mengingatkan, “Saudara-saudara, hal seperti ini tidak perlu dipertentangkan. Silakan menurut pemahaman dan keyakinan masing-masing!”

Namun, sambungnya, tidak akan bisa dipertemukan kalau dasar pendekatannya tidak bisa disepakati. “Sama-sama rukyat. Yang satu bil aini. Yang satu bil aqli,” ujarnya.

Dia menerangkan, “Seandainya tahun ini diduga terjadi kontroversi awal Ramadhan, kalau pada 1 April nanti pihak yang menggunakan rukyat bil aini dengan alat yang ditebar di berbagai daerah, apalagi pas musim hujan tidak bisa melihat hilal, maka seperti yang dianut pemerintah, malam itu kita belum memasuki bulan suci Ramadhan.”

Tapi bagi yang sudah meyakini perhitungan ilmiah, maka dia menegaskan, berarti memasuki bulan suci Ramadhan Jumat malam, 1 April, dengan menunaikan shalat tarawih dan mulai berpuasa pada tanggal 2 April.

Yang paling penting, lanjutnya, marilah kita memaknai bulan suci Ramadhan. “Tidak sekadar kita isi sebagai tamu yang datang secara rutin setiap tahun, namun kita maknai peribadatan yang berdampak pada perkembangan fitrah kemanusiaan,” ajaknya.

(mhy)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسَانَ بِوَالِدَيۡهِ اِحۡسَانًا‌ ؕ حَمَلَـتۡهُ اُمُّهٗ كُرۡهًا وَّوَضَعَتۡهُ كُرۡهًا‌ ؕ وَحَمۡلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰـثُوۡنَ شَهۡرًا‌ ؕ حَتّٰٓى اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرۡبَعِيۡنَ سَنَةً  ۙ قَالَ رَبِّ اَوۡزِعۡنِىۡۤ اَنۡ اَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ الَّتِىۡۤ اَنۡعَمۡتَ عَلَىَّ وَعَلٰى وَالِدَىَّ وَاَنۡ اَعۡمَلَ صَالِحًا تَرۡضٰٮهُ وَاَصۡلِحۡ لِىۡ فِىۡ ذُرِّيَّتِىۡ ؕۚ اِنِّىۡ تُبۡتُ اِلَيۡكَ وَاِنِّىۡ مِنَ الۡمُسۡلِمِيۡنَ
Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.

(QS. Al-Ahqaf Ayat 15)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More