Sultan Mu'izz ad-Din Muhammad, Peletak Dasar Pemerintahan Muslim di India
Selasa, 15 Maret 2022 - 17:56 WIB
Setelah memperkuat dirinya di Ghaznah, ia mengalihkan perhatian ke India. Faktor-faktor yang mendorongnya mengalihkan perhatian ke India antara lain adalah karena gagalnya mendirikan kerajaan di Asia Tengah dan ancaman dari sisa-sisa Dinasti Ghaznah di Punjab. Di samping itu, tidak ada kesatuan politik di India.
Dalam kondisi tersebut, Ghuri mendapatkan kesempatan emas bagi kesuksesannya.
Dengan dimulainya kekuasaan Mu'izz ad-Din Muhammad, maka seluruh wilayah yang dahulunya dikuasai Dinasti Ghaznah satu persatu direbut dan dikusai oleh Dinasti Ghuriyah hingga pada sultan yang terakhir.
Pada tahun 1187 M, Mu'izz ad-Din Muhammad berhasil menaklukkan semua wilayah yang membebaskan diri semasa Dinasti Ghaznawiyah. Sasaran kampanye pertama kali dilakukannya adalah daerah Maltan, yang saat itu dikuasai oleh orang Syiah Ismailiyah radikal Qaramitha.
Ketika Mu'izz ad-Din Muhammad wafat, ia tidak meninggalkan keturunan anak laki-laki, di samping tidak ada yang datang dari Ghuri untuk menguasai takhta Delhi.
Selain itu Mu'izz ad-Din Muhammad Ghuri memberi letter of manumission (memerdekakan dari perbudakan), maka selanjunya ia menyerahkan takhtanya kepada bekas budak, sekaligus menantu, dan panglima perangnya, Qutub al-Din Aybek. Naiklah Aybek menjadi pengganti Ghuri dengan gelar sultan pada 1206 M.
Dalam kondisi tersebut, Ghuri mendapatkan kesempatan emas bagi kesuksesannya.
Dengan dimulainya kekuasaan Mu'izz ad-Din Muhammad, maka seluruh wilayah yang dahulunya dikuasai Dinasti Ghaznah satu persatu direbut dan dikusai oleh Dinasti Ghuriyah hingga pada sultan yang terakhir.
Pada tahun 1187 M, Mu'izz ad-Din Muhammad berhasil menaklukkan semua wilayah yang membebaskan diri semasa Dinasti Ghaznawiyah. Sasaran kampanye pertama kali dilakukannya adalah daerah Maltan, yang saat itu dikuasai oleh orang Syiah Ismailiyah radikal Qaramitha.
Ketika Mu'izz ad-Din Muhammad wafat, ia tidak meninggalkan keturunan anak laki-laki, di samping tidak ada yang datang dari Ghuri untuk menguasai takhta Delhi.
Selain itu Mu'izz ad-Din Muhammad Ghuri memberi letter of manumission (memerdekakan dari perbudakan), maka selanjunya ia menyerahkan takhtanya kepada bekas budak, sekaligus menantu, dan panglima perangnya, Qutub al-Din Aybek. Naiklah Aybek menjadi pengganti Ghuri dengan gelar sultan pada 1206 M.
(mhy)