Di Kaki Ka'bah, Tatkala Khalifah Meminta Fatwa dari Bekas Budak

Kamis, 18 Juni 2020 - 15:07 WIB
Atha’ : “Benar..bertakwalah kepada Allah atas dirimu wahai amirul mukminin, ketahuilah bahwa engkau diciptakan seorang diri engkaupun akan mati seorang diri dikumpulkan di makhsyar seorang diri, dihisab seorang diri, dan demi Allah engkau tidak melihat siapapun..!”

Hisyam menundukkan kepalanya sambil menangis, lalu berdirilah Atha’ dan akupun berdiri bersama beliau. Namun, ketika kami melewati pintu tiba-tiba ada seseorang membuntuti beliau sambil membawa sebuah bejana yang aku tidak mengetahui apa isinya sembari mengatakan: “Sesungguhnya amirul mukminin menyuruhku untuk menyerahkan ini kepada Anda!”

Atha’ menjawab: “Tidak!” Lalu beliau membaca ayat: “Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.” (As Syu’ara: 109).

Demi Allah, beliau masuk ke istana khalifah dan keluar dan sisinya sementara beliau sama sekali tidak minum seteguk airpun. ( )

Atha’ bin Abi Rabah dikaruniai umur panjang hingga mencapai 100 tahun. Beliau penuhi umurnya dengan ilmu dan amal, beliau isi dengan kebaikan dan takwa, beliau sucikan dirinya dengan zuhud terhadap apa yang dimiliki manusia, dan mengharap apa yang ada di sisi Allah.

Begitu ajal menjemput, alangkah ringan beban dunia yang di pundaknya. Karena kebanyakan bekalnya adalah amal untuk akhirat. Membawa pahala 70 kali haji dan 70 kali wukuf di Arafah. Beliau memohon kepada Allah Ta’ala keridhaan dan jannahNya dan memohon perlindungan kepadaNya dari kemurkaanNya dan siksa neraka.

Dinukil dari Dr. Abdurrahman Ra'fat Basya, Mereka adalah Para Tabiin, diterjemahkan oleh Abu Umar Abdillah dari bahasa Arab dengan judul asli Shuwaru min Hayati A;-Tabi'in.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman, yakni:  Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya.  Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah.  Dan dia benci kembali kepada kekufuran, seperti dia benci bila dilempar ke neraka

(HR. Bukhari No. 15)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More