Benarkah Malam 17 Ramadhan Nuzulul Quran?
Rabu, 13 April 2022 - 05:15 WIB
Ada beberapa ayat yang dijadikan alasan dan argumen oleh ulama tentang pendapat ini; yakni bahwa Al-Qur’an turun sekaligus lebih dahulu ke baiytul-‘izzah, sebelum akhirnya disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Beberapa ayat tersebut adalah:
“Bulan Ramandhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia.” ( QS Al-Baqarah : 185)
“Sesungguhnya kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.” ( QS Al-Qodr : 1)
“Sesungguhnya kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam yang diberkahi.” ( QS Ad-Dukhon : 3)
Dalam 3 ayat tersebut, semua menjelaskan tentang turunnya Al-Qur'an pertama kali, yaitu pada bulan Ramadhan tepatnya malam Lailatul Qadr; malam kemuliaan.
Selanjutnya pada surat Ad-Dukhon, yang dimaksud malam mubarak alias malam yang diberkahi ialah malam Lailatul Qadr pada bulan Ramadhan sebagaimana yang dikatakan oleh kebanyakan ulama tafsir, salah satunya adalah Imam al-Alusiy dalam kitab tafsirnya.
Nah, dalam ayat-ayat tersebut, Allah SWT menggunakan kalimat anzala, yang secara bahasa artinya itu adalah menurunkan. Dan itu dimaksudkan menurunkan secara sekaligus. Karena dalam ayat lain, Allah SWT menjelaskan proses turunnya ayat kepada Nabi Muhammad tidak menggunakan kalimat anzala, tapi menggunakan kalimat Nazzala; yang berarti adalah menurunkan secara berangsuran.
Tafsir Jalalayn juga menafsirkan Surat Ad-Dukhon itu "pada suatu malam yang diberkati" yaitu Lailatul qadar. Hanya saja, Jalalayn menyebut lailatul qadar adalah malam pertengahan bulan Sya'ban.
Pada malam tersebut diturunkanlah Al-Qur'an dari Umul Kitab atau Lohmahfuz yaitu dari langit yang ketujuh hingga ke langit dunia.
Diturunkan Secara Berangsur
Setelah diturunkan secara lengkap (keseluruhan) dari Lauh Mahfudz ke langit Dunia (Baitul-Izzah), Al-Qur’an turun secara berangsuran selama 23 tahun.
Ini menurut salah satu pendapat yang banyak dipegang ulama; 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah. Dan turunnya Al-Qur’an secara berangsuran telah dijelaskan dalam firman Allah SWT
“Dan Al-Qur'an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” ( QS Al Isra : 106)
Menurut Ahmad Zarkasih, inilah salah satu keistimewaan Al-Qur’an, bahwa kitab suci ummat Nabi Muhammad ini turun secara berangsuran setelah sebelumnya diturunkan secara lengkap/sekaligus.
Ini berbeda dengan kitab-kitab samawi lainnya yang diturunkan secara sekaligus, yaitu Injil, Taurat dan Zabur, tanpa ada angsurannya. Allah SWT berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ
“Bulan Ramandhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia.” ( QS Al-Baqarah : 185)
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.” ( QS Al-Qodr : 1)
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ
“Sesungguhnya kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam yang diberkahi.” ( QS Ad-Dukhon : 3)
Dalam 3 ayat tersebut, semua menjelaskan tentang turunnya Al-Qur'an pertama kali, yaitu pada bulan Ramadhan tepatnya malam Lailatul Qadr; malam kemuliaan.
Selanjutnya pada surat Ad-Dukhon, yang dimaksud malam mubarak alias malam yang diberkahi ialah malam Lailatul Qadr pada bulan Ramadhan sebagaimana yang dikatakan oleh kebanyakan ulama tafsir, salah satunya adalah Imam al-Alusiy dalam kitab tafsirnya.
Nah, dalam ayat-ayat tersebut, Allah SWT menggunakan kalimat anzala, yang secara bahasa artinya itu adalah menurunkan. Dan itu dimaksudkan menurunkan secara sekaligus. Karena dalam ayat lain, Allah SWT menjelaskan proses turunnya ayat kepada Nabi Muhammad tidak menggunakan kalimat anzala, tapi menggunakan kalimat Nazzala; yang berarti adalah menurunkan secara berangsuran.
Tafsir Jalalayn juga menafsirkan Surat Ad-Dukhon itu "pada suatu malam yang diberkati" yaitu Lailatul qadar. Hanya saja, Jalalayn menyebut lailatul qadar adalah malam pertengahan bulan Sya'ban.
Pada malam tersebut diturunkanlah Al-Qur'an dari Umul Kitab atau Lohmahfuz yaitu dari langit yang ketujuh hingga ke langit dunia.
Diturunkan Secara Berangsur
Setelah diturunkan secara lengkap (keseluruhan) dari Lauh Mahfudz ke langit Dunia (Baitul-Izzah), Al-Qur’an turun secara berangsuran selama 23 tahun.
Ini menurut salah satu pendapat yang banyak dipegang ulama; 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah. Dan turunnya Al-Qur’an secara berangsuran telah dijelaskan dalam firman Allah SWT
وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا
“Dan Al-Qur'an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” ( QS Al Isra : 106)
Menurut Ahmad Zarkasih, inilah salah satu keistimewaan Al-Qur’an, bahwa kitab suci ummat Nabi Muhammad ini turun secara berangsuran setelah sebelumnya diturunkan secara lengkap/sekaligus.
Ini berbeda dengan kitab-kitab samawi lainnya yang diturunkan secara sekaligus, yaitu Injil, Taurat dan Zabur, tanpa ada angsurannya. Allah SWT berfirman: