Kisah Amir bin Syurahabil Asy-Sya’bi, Dijadikan Pemancing Kecemburuan oleh Kaisar Romawi

Senin, 18 April 2022 - 14:26 WIB
Meski demikian sempurna dan ketinggian kedudukannya dalam hal ilmu dan agama, Asy-Sya’bi juga mampu berbicara dalam bahasa yang mudah dipahami dan enak didengar. Foto/Ilusrasi: Ist
Tatkala khilafah beralih ke tangan Abdul Malik bin Marwan , amirul mukminin menulis surat kepada gubernurnya di Irak, Hajjaj bin Yusuf , “Hendaknya engkau mengirim kepadaku seorang yang mahir dalam agama dan dunia, yang akan aku jadikan sebagai teman dan pendampingku.”

Lalu diutuslan Amir bin Syurahabil Asy-Sya’bi . Amirul mukminin berkenan menjadikannya sebagai pendamping dan memanfaatkan ilmunya ketika menghadapi kesulitan, memakai pandangannya setiap kali membutuhkan dan menjadikan dia sebagai utusannya untuk bernegoisasi dengan raja-raja di muka bumi.



Dr Abdurrahman Ra’at Basya dalam bukunya berjudul " Mereka adalah Para Tabi’in " menceritakan suatu kali Asy-Sya’bi diutus untuk urusan penting menemui Justinian, Kaisar Romawi. Setibanya beliau di Romawi dan setelah memberikan keterangan, kaisar Romawi kagum akan kecerdasan dan kelihaiannya, serta takjub akan keluasan wawasan dan kekuatan daya tangkapnya.

Dia bahkan meminta kesediaan Asy-Sya’bi untuk memperpanjang kunjungannya sampai beberapa hari, sesuatu yang tidak pernah dilakukan kaisar terhadap para utusan yang lain.

Ketika Asy-Sya’bi mendesak agar segera diizinkan pulang ke Damaskus, Justinian bertanya, “Apakah Anda dari keturunan raja?”

“Tidak, saya seperti umumnya kaum muslimin,” jawabnya.

Setelah beliau diizinkan pulang, kaisar berkata, “Jika Anda telah sampai kepada Abdul Malik bin Marwan dan menyampaikan apa yang kehendakinya, berikan surat ini kepadanya.”

Setibanya Asy-Sya’bi di Damaskus, beliau bersegera menghadap Khalifah Abdul Malik untuk melaporkan apa yang dia lihat dan dia dengar. Ketika hendak beranjak pulang, beliau berkata, “Wahai amirul mukminin, kaisar Romawi juga menitipkan surat ini untuk Anda,” kemudian beliau pulang.



Ketika amirul mukminin membaca surat tersebut, beliau berkata kepada pembantunya, “Panggillah Asy-Sya’bi kemari.” Maka Asy-Sya’bi kembali menghadap khalifah .

“Tahukan Anda, apakah isi surat ini?” tanya Khalifah.

“Tidak wahai amirul mukmin,” jawab Asy-Sya’bi.

“Kaisar Romawi itu berkata, ‘Saya heran kenapa orang Arab mau mengangkat raja selain orang ini (asy-Sya’bi)’?” ujar Khalifah.

Asy-Sya’bi berkomentar, “Dia berkata demikian karena belum pernah berjumpa dengan Anda. Andai saja dia pernah melihat Anda, tentulah dia tak akan berkata demikian.”

“Tahukah Anda, mengapa kaisar menulis surat seperti ini?” tanya Khalifah.

“Tidak wahai amirul mukmin,” jawab Asy-Sya’bi.

“Dia menulis surat seperti itu karena iri kepadaku lantaran memiliki pendamping sepertimu, lalu dia hendak memancing kecemburuanku sehingga aku akan menyingkirkan dirimu,” ujar Khalifah.

Ketika pernyataan Abdul Malik ini sampai ke telinga Justinian, dia berkata, “Demi Allah, memang tidak ada maksud dariku selain itu.”

Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila Berbuka Puasa, beliau mengucapkan:  DZAHABAZH ZHAMAA'U WABTALLATIL 'URUUQU WA TSABATIL AJRU IN SYAA-ALLAAH (Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan telah tetap pahala insya Allah).

(HR. Sunan Abu Dawud No. 2010)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More