Cincin Rasulullah SAW dan Cara Memakainya

Jum'at, 19 Juni 2020 - 16:21 WIB
Ilustrasi cincin Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Ukiran yang tertera di cincin Rasulullah SAW adalah Muhammad satu baris, Rasul satu baris, dan Allah satu baris. Foto/dok Nurul Qolby Store
Selain pakaian gamis, sorban, imamah dan celak mata, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ternyata menyukai cincin. Banyak riwayat menyebutkan cincin yang dikenakan Nabi sangat spesial karena memiliki ukiran.

Dalam Kitab Asy-Syamail Imam At-Tirmidzi disebutkan bahwa cincin Rasulullah SAW terbuat dari perak sedangkan permatanya dari Abessina (Habsyi). Dari riwayat yang bersumber dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu dijelaskan: "Tatkala Rasulullah SAW hendak menulis surat kepada penguasa bangsa 'Ajam (asing), kepadanya diberitahukan: "Sungguh bangsa 'Ajam tidak akan menerimanya, kecuali surat yang memakai cap. Maka Nabi SAW dibuatkan sebuah cincin (untuk cap surat). Terbayanglah dalam benakku putihnya cincin itu di tangan Rasulullah SAW ".

Sebagaimana dikatakan bahwa cincin Nabi SAW dipakai sebagai pengecap surat, maka Rasulullah SAW tidak memakainya karena fungsinya pun lain. Atau mungkin saja pengertiannya bukan tidak dipakai, tapi jarang. ( )

"Ukiran yang tertera di cincin Rasulullah SAW adalah "Muhammad" satu baris, "Rasul" satu baris, dan "Allah" satu baris. (Dari Tsumamah, yang bersumber dari Anas bin Malik RA)

Anas bin Malik juga mengatakan, "Sesungguhnya apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke jamban, maka beliau melepaskan cincinnya". ( )

Cara Rasulullah Memakai Cincin

Dalam satu riwayat yang bersumber dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu mengatakan, "Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW memakai cincin di jari tangan kanannya".

Para ulama mengatakan awalnya Rasulullah SAW mengenakan cincin pada tangan kanan, namun kemudian beliau memindahkannya ke tangan kiri. Adapun pendapat Imam Nawawi dalam Syarh Muslimnya menyebutkan bahwa ijma' para fuqaha membolehkan pengenaan cincin pada tangan kanan dan membolehkannya pada tangan kiri serta keduanya tidaklah dimakruhkan.

Mereka berbeda pendapat tentang yang paling utama karena banyak para ulama salaf mengenakan cincin di tangan kanan dan banyak pula di tangan kiri. Malik menganjurkan untuk dikenakan ditangan kiri dan memakruhkan pengenaannya di tangan kanan. Sedangkan di dalam mazhab Syafi'i bahwa tangan kanan lebih utama karena ia adalah hiasan, sedangkan tangan kanan lebih mulia dan lebih berhak untuk perhiasan dan kemuliaan. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XIV hal 102)

Dari Anas radhiallahu 'anhu berkata: "Dahulu cincin Nabi sallallahu alaihi wa sallam di sini sambil menunjuk ke jari kelingking tangan kiri". (HR. Muslim)

Ibnu Hajar Al-Haitsaimi rahimahullah mengatakan, "Sebelah kanan itu lebih utama karena ia paling banyak hadisnya". (Tuhfatul Muhtaj, (3/276). ( )

Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat: Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?  Para sahabat menjawab: Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.

(HR. Muslim No. 4678)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More