Tiga Nasihat Berharga dari Burung yang Tertangkap
Selasa, 30 Juni 2020 - 06:17 WIB
DALAM lingkungan darwis atau penganut sufi yang sengaja hidup miskin --sebagai jalan untuk mencapai kesempurnaan jiwa--
kisah ini dianggap sangat penting untuk 'membuat peka' pikiran murid, menyiapkannya menghadapi pengalaman yang tak bisa diraih dengan cara-cara biasa. ( )
Di samping digunakan sehari-hari di kalangan Sufi, kisah ini terdapat dalam karya klasik Rumi , Mathnawi. Kisah ini ditampilkan juga dalam Divine Book (Kitab Ilahi) karya Attar, salah seorang guru Rumi. Kedua Sufi itu hidup pada abad ketiga belas.( )
Berikut kisah yang dinukil dari Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi, diterjemahkan dari Idries Shah, Tales of The Dervishes, oleh Ahmad Bahar tersebut.(Baca juga: Kisah Bijak Para Sufi: Saudagar dan Darwis Kristen )
Tiga Nasehat
Suatu ketika ada seseorang menangkap seekor burung. Burung itu berkata kepadanya, "Aku tak berguna bagimu sebagai tawanan. Lepaskan saja aku, dan kau akan kuberi tiga nasehat berharga." ( )
Burung itu berjanji akan memberikan nasehat pertama ketika masih berada dalam genggaman orang itu, nasehat kedua akan diberikannya ketika ia sudah berada di dahan pohon, dan nasehat ketiga kalau ia sudah mencapai puncak bukit.
( )
Orang itu setuju, dan meminta nasehat pertama.
Kata burung itu: "Andai kau kehilangan sesuatu, sekalipun kau menghargainya seperti hidupmu sendiri, janganlah menyesalinya."( )
Orang itu pun membebaskannya, dan burung itu segera hinggap ke dahan.
Disampaikannya nasehat kedua: "Jangan pernah percaya kepada segala yang bertentangan dengan akal, apabila tak ada bukti."(
Kemudian, burung itu pun terbang ke puncak bukit. Dari sana ia berseru: "Wahai manusia malang! Dalam tubuhku terdapat dua permata besar, dan kau akan memilikinya, kalau saja tadi kau membunuhku!"
Orang itu sangat kecewa memikirkan kehilangan mendapatkan permata dari burung itu, namun katanya, "Setidaknya, sekarang katakan nasehat ketiga itu!"( )
Jawab burung itu, "Alangkah tololnya kau, meminta lagi nasehat sedangkan kau belum merenungkan yang dua tadi! Sudah kukatakan padamu agar jangan menyesal kalau kehilangan, dan jangan percaya pada sesuatu yang bertentangan dengan akal. Kini, kau malah melakukan keduanya. Kau percaya pada sesuatu yang konyol dan bersedih hati karena kehilangan! Aku tak cukup besar untuk menyimpan dua permata besar."
"Kau tolol. Oleh karena itu, kau harus tetap berada dalam keterbatasan yang ditentukan bagi manusia." ( )
kisah ini dianggap sangat penting untuk 'membuat peka' pikiran murid, menyiapkannya menghadapi pengalaman yang tak bisa diraih dengan cara-cara biasa. ( )
Di samping digunakan sehari-hari di kalangan Sufi, kisah ini terdapat dalam karya klasik Rumi , Mathnawi. Kisah ini ditampilkan juga dalam Divine Book (Kitab Ilahi) karya Attar, salah seorang guru Rumi. Kedua Sufi itu hidup pada abad ketiga belas.( )
Berikut kisah yang dinukil dari Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi, diterjemahkan dari Idries Shah, Tales of The Dervishes, oleh Ahmad Bahar tersebut.(Baca juga: Kisah Bijak Para Sufi: Saudagar dan Darwis Kristen )
Tiga Nasehat
Suatu ketika ada seseorang menangkap seekor burung. Burung itu berkata kepadanya, "Aku tak berguna bagimu sebagai tawanan. Lepaskan saja aku, dan kau akan kuberi tiga nasehat berharga." ( )
Burung itu berjanji akan memberikan nasehat pertama ketika masih berada dalam genggaman orang itu, nasehat kedua akan diberikannya ketika ia sudah berada di dahan pohon, dan nasehat ketiga kalau ia sudah mencapai puncak bukit.
( )
Orang itu setuju, dan meminta nasehat pertama.
Kata burung itu: "Andai kau kehilangan sesuatu, sekalipun kau menghargainya seperti hidupmu sendiri, janganlah menyesalinya."( )
Orang itu pun membebaskannya, dan burung itu segera hinggap ke dahan.
Disampaikannya nasehat kedua: "Jangan pernah percaya kepada segala yang bertentangan dengan akal, apabila tak ada bukti."(
Kemudian, burung itu pun terbang ke puncak bukit. Dari sana ia berseru: "Wahai manusia malang! Dalam tubuhku terdapat dua permata besar, dan kau akan memilikinya, kalau saja tadi kau membunuhku!"
Orang itu sangat kecewa memikirkan kehilangan mendapatkan permata dari burung itu, namun katanya, "Setidaknya, sekarang katakan nasehat ketiga itu!"( )
Jawab burung itu, "Alangkah tololnya kau, meminta lagi nasehat sedangkan kau belum merenungkan yang dua tadi! Sudah kukatakan padamu agar jangan menyesal kalau kehilangan, dan jangan percaya pada sesuatu yang bertentangan dengan akal. Kini, kau malah melakukan keduanya. Kau percaya pada sesuatu yang konyol dan bersedih hati karena kehilangan! Aku tak cukup besar untuk menyimpan dua permata besar."
"Kau tolol. Oleh karena itu, kau harus tetap berada dalam keterbatasan yang ditentukan bagi manusia." ( )
(mhy)