Kisah-Kisah Sufi Idries Shah: Tiga Orang Darwis

Minggu, 28 Juni 2020 - 11:37 WIB
loading...
Kisah-Kisah Sufi Idries Shah: Tiga Orang Darwis
Kisah ini mempunyai pesan dalam yang jauh lebih penting dalam hal-hal praktis, daripada arti yang diluarnya saja. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
KONON, ada tiga orang darwis. Mereka bernama Yak, Do, dan Se. Mereka masing-masing berasal dari Utara, Barat, dan Selatan. Mereka memiliki suatu hal yang sama: berusaha mencari Kebenaran Dalam, oleh karenanya mereka mencari Jalan. ( )

Yang pertama, Yak-Baba, duduk dan merenung sampai kepalanya pening. Yang kedua, Do-Aghas tegak dengan kepala di bawah sehingga kakinya kaku. Yang ketiga, Se-Kalandar, membaca buku-buku sampai hidungnya mengeluarkan darah.

Akhirnya mereka memutuskan untuk berusaha bersama-sama. Mereka mengundurkan diri ke tempat sunyi dan melakukan latihan bersama, mengharap agar ketiga kekuatan yang digabung akan cukup kuat untuk mendatangkan Kebenaran, yang mereka sebut Kebenaran Dalam. (

Empat puluh hari empat puluh malam lamanya mereka bertahan menderita. Akhirnya, dalam pusaran asap putih muncullah kepala seorang lelaki yang sangat tua di hadapan mereka; tampaknya ia muncul dari tanah. "Apakah kau Kidir yang gaib itu, pemandu manusia?" tanya darwis pertama.

"Bukan, ia Kutub, Tiang Semesta," sahut yang kedua. ( )

"Aku yakin, itu pasti tak lain salah seorang dari para Abdal. Orang-orang Yang Terubah," kata yang ketiga.

"Salah semua" teriak bayang-bayang itu keras-keras, "tetapi aku adalah apapun yang kau inginkan tentangku. Dan kini kalian menginginkan satu hal, yakni yang kau sebut Kebenaran Dalam?"

"Ya, O Guru," sahut mereka serentak. ( )

"Pernahkah kalian mendengar peribahasa, ada banyak jalan sebanyak hati manusia?" tanya kepala itu. Bagaimanapun, inilah jalanmu.

"Darwis pertama akan mengembara melalui Negeri Orang Tolol; Darwis Kedua harus menemukan Cermin Ajaib; Darwis Ketiga harus meminta pertolongan Jin Pusaran Air." Setelah berkata demikian, kepala itupun menghilang.( )

Mereka bertiga membicarakan masalah itu, tidak hanya karena mereka memerlukan penjelasan lebih lanjut sebelum berangkat, tetapi juga karena meskipun mereka semua telah mengadakan latihan berbagai cara, masing-masing percaya bahwa hanya ada satu cara yakni caranya sendiri, tentu saja. Dan kini, masing-masing tidak yakin benar bahwa caranya sendiri itu cukup berguna, meskipun boleh dikatakan telah mampu mendatangkan bayang-bayang yang baru saja mereka saksikan tadi, yang namanya sama sekali tidak mereka ketahui.

Yak-Babalah pertama-tama meninggalkan tempat samadinya; biasanya ia akan bertanya kepada orang yang ditemuinya, apakah ada orang bijaksana yang tinggal dekat-dekat daerah itu; tetapi kini ia bertanya apakah mereka mengetahui Negeri Orang Tolol. ( )

Akhirnya setelah berbulan-bulan lamanya, ada juga yang tahu, dan berangkatlah ia menuju ke sana. Segera setelah ia memasuki negeri itu, dilihatnya seorang wanita menggendong pintu. "Wanita," tanyanya, "mengapa kau gendong pintu itu?"

"Sebab, pagi tadi, sebelum berangkat kerja, suamiku berpesan: 'Istriku, di rumah kita ini tersimpan harta berharga. Jangan kau perbolehkan orang melewati pintu ini.' Karena aku pergi, ku bawa pintu ini agar tidak ada yang melewatinya. Kini perkenankanlah saya melewatimu."

"Apakah saya boleh menjelaskan sesuatu agar kau tahu bahwa sebenarnya tak perlu kau bawa ke mana-mana pintu itu?" tanya Darwis Yak-Baba.

"Tidak usah," kata wanita itu.

"Satu-satunya yang bisa menolong adalah apabila Saudara bisa menjelaskan cara memperingan bobot pintu ini."

"Wah, itu saya tidak tahu," kata Darwis. Dan mereka pun berpisah.

Beberapa langkah kemudian ia menjumpai sekelompok orang. Mereka semua gemetar ketakutan di depan sebuah semangka besar yang tumbuh di ladang. "Kami belum pernah melihat raksasa itu sebelumnya," mereka menjelaskan kepada Darwis itu, "dan tentunya ia akan tumbuh semakin besar dan membunuh kami semua. Tetapi kami takut menyentuhnya."

"Bolehkah saya mengatakan sesuatu kepada kalian tentang itu?" tanyanya kepada mereka.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6403 seconds (0.1#10.140)