Upaya Terakhir Setan Menggoda saat Orang Sakaratul Maut
Sabtu, 13 Agustus 2022 - 15:27 WIB
Fitnah setan kepada seorang muslim saat sakaratul maut adalah dengan menimbulkan keraguan sebagaimana mereka lakukan saat seseorang hidup.
Setan kadang berwujud dalam rupa orang yang paling dicintai oleh orang yang sedang sekarat. Sebagian ulama menyebutkan dalam kitab-kitab mereka, “Al-Qurthubi berkata dalam ‘at-tazkirah fi ahwal al-mauta wa umuril akhirah’
Diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa seorang hamba jika menghadapi sakratul maut, maka ada dua setan yang duduk di sisinya. Yang satu di sisi kanannya dan yang satunya lagi di sisi kirinya.
Yang berada di sisi kanannya memiliki ciri seperti bapaknya, dia berkata kepadanya, ‘Wahai anakku! Sungguh aku sangat sayang dan cinta kepadamu, akan tetapi matilah dalam agama Nasrani, dia adalah sebaik-baik agama.'
Sedangkan yang di sebelah kiri berwujud seperti ibunya, dia berkata kepadanya, ‘Wahai anakku! Sesungguhnya dahulu perutku menjadi tempatmu, ASI menjadi minumanmu, pahaku menjadi bantalmu, akan tetapi matilah dalam agama Yahudi, dia adalah sebaik-baik agama.”
Riwayat ini disebutkan oleh Al-Hasan Al-Qabisi dalam ‘Syarah Ibnu Abi Zaid’ yang dia karang dan maknanya disebutkan pula oleh Abu Hamid, dalam kitab ‘Kasyfu Ulumil Akhirah’
Hanya saja, apa yang disebutkan oleh Al-Qurthubi diragukan kesahihannya. As-Suyuthh mengatakan tidak menemukan hadis ini (dalam riwayat shahih).
Baca Juga: Ibnu Taimiyah
Menurut Ibnu Taimiyah, ada orang yang mengalami godaan diperlihatkan agama-agama menjelang kematiannya, adapula yang tidak. Terjadi pada sebagian kaum. Itu semua masuk dalam katagori fitnah kehidupan dan kematian yang kita diperintahkan untuk mohon kepada Allah dalam sholat-sholat kami.
Akan tetapi saat menjelang kematian, ujar Ibnu Taimiyah, setan lebih bersungguh-sungguh untuk menyesatkan manusia. Saat menjelang kematian adalah saat setan sangat bersungguh-sungguh untuk menyesatkan anak Adam, karena itu adalah saat mereka sangat membutuhkan. Dan Nabi SAW bersabda dalam hadis sahih:
الأَعمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا
“Amal (ditentukan) di akhirnya.”
Beliau juga bersabda,
إِنَّ العَبدَ لَيَعمَلُ بِعَمَلِ أَهلِ الجَنَّةِ ، حَتَّى مَا يَكُونُ بَينَهُ وَبَينَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ ، فَيَسبِقُ عَلَيهِ الكِتَابُ ، فَيَعمَلُ بِعَمَلِ أَهلِ النَّارِ فَيَدخُلهَا ، وَإِنَّ العَبدَ لَيَعمَلُ بِعَمَلِ أَهلِ النَّارِ ، حَتَّى مَا يَكُونُ بَينَهُ وَبَينَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ ، فَيَسبِقُ عَلَيهِ الكِتَابُ ، فَيَعمَلُ بِعَمَلِ أَهلِ الجَنَّةِ فَيَدخُلُهَا
“Sesungguhnya ada seorang hamba yang melakukan perbuatan ahli surga, hingga jarak antara dia dengannya hingga sehasta, namun telah tercatat ketentuan baginya, lalu dia beramal dengan amal ahli neraka, maka dia masuk ke dalamnya. Dan sesungguhnya ada hamba yang melakukan amal ahli neraka hingga jarak antara dia dengannya tinggal sehasta, namun telah berlaku ketentuan terhadapnya, lalu dia beramal amalan ahli surga, maka dia masuk ke dalamnya.” [HR. Bukhari, no. 3208, Muslim, no. 2643]
Karena itu, diriwayatkan bahwa saat yang paling diutamakan setan dalam menggoda manusia adalah saat menjelang kematiannya, dia berkata kepada anak buahnya, “Kalian goda orang itu! Sungguh jika kalian tidak dapat menggodanya, kalian tidak akan mendapat kesempatan lagi selamanya.”
Abdullah bin Ahmad bin Hambal mengisahkan tentang bapaknya yang mengatakan, “tidak lagi sesudah ini, tidak lagi sesudah ini’ adalah kisah yang masyhur.
Abdullah bin Ahmad bin Hambal berkata, ‘Aku menyaksikan wafatnya ayahku; Ahmad. Aku memegang kain untuk mengikat jenggotnya. Dia menyadarinya kemudian dia bangun seraya berkata dengan mengisyaratkan, ‘tidak, sesudah ini, tidak, sesudah ini!!’
Dia melakukan hal itu berkali-kali. Maka aku bertanya kepadanya, ‘Wahai ayahku, apa yang tampak olehmu?’
Setan kadang berwujud dalam rupa orang yang paling dicintai oleh orang yang sedang sekarat. Sebagian ulama menyebutkan dalam kitab-kitab mereka, “Al-Qurthubi berkata dalam ‘at-tazkirah fi ahwal al-mauta wa umuril akhirah’
Diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa seorang hamba jika menghadapi sakratul maut, maka ada dua setan yang duduk di sisinya. Yang satu di sisi kanannya dan yang satunya lagi di sisi kirinya.
Yang berada di sisi kanannya memiliki ciri seperti bapaknya, dia berkata kepadanya, ‘Wahai anakku! Sungguh aku sangat sayang dan cinta kepadamu, akan tetapi matilah dalam agama Nasrani, dia adalah sebaik-baik agama.'
Sedangkan yang di sebelah kiri berwujud seperti ibunya, dia berkata kepadanya, ‘Wahai anakku! Sesungguhnya dahulu perutku menjadi tempatmu, ASI menjadi minumanmu, pahaku menjadi bantalmu, akan tetapi matilah dalam agama Yahudi, dia adalah sebaik-baik agama.”
Riwayat ini disebutkan oleh Al-Hasan Al-Qabisi dalam ‘Syarah Ibnu Abi Zaid’ yang dia karang dan maknanya disebutkan pula oleh Abu Hamid, dalam kitab ‘Kasyfu Ulumil Akhirah’
Hanya saja, apa yang disebutkan oleh Al-Qurthubi diragukan kesahihannya. As-Suyuthh mengatakan tidak menemukan hadis ini (dalam riwayat shahih).
Baca Juga: Ibnu Taimiyah
Menurut Ibnu Taimiyah, ada orang yang mengalami godaan diperlihatkan agama-agama menjelang kematiannya, adapula yang tidak. Terjadi pada sebagian kaum. Itu semua masuk dalam katagori fitnah kehidupan dan kematian yang kita diperintahkan untuk mohon kepada Allah dalam sholat-sholat kami.
Akan tetapi saat menjelang kematian, ujar Ibnu Taimiyah, setan lebih bersungguh-sungguh untuk menyesatkan manusia. Saat menjelang kematian adalah saat setan sangat bersungguh-sungguh untuk menyesatkan anak Adam, karena itu adalah saat mereka sangat membutuhkan. Dan Nabi SAW bersabda dalam hadis sahih:
الأَعمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا
“Amal (ditentukan) di akhirnya.”
Beliau juga bersabda,
إِنَّ العَبدَ لَيَعمَلُ بِعَمَلِ أَهلِ الجَنَّةِ ، حَتَّى مَا يَكُونُ بَينَهُ وَبَينَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ ، فَيَسبِقُ عَلَيهِ الكِتَابُ ، فَيَعمَلُ بِعَمَلِ أَهلِ النَّارِ فَيَدخُلهَا ، وَإِنَّ العَبدَ لَيَعمَلُ بِعَمَلِ أَهلِ النَّارِ ، حَتَّى مَا يَكُونُ بَينَهُ وَبَينَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ ، فَيَسبِقُ عَلَيهِ الكِتَابُ ، فَيَعمَلُ بِعَمَلِ أَهلِ الجَنَّةِ فَيَدخُلُهَا
“Sesungguhnya ada seorang hamba yang melakukan perbuatan ahli surga, hingga jarak antara dia dengannya hingga sehasta, namun telah tercatat ketentuan baginya, lalu dia beramal dengan amal ahli neraka, maka dia masuk ke dalamnya. Dan sesungguhnya ada hamba yang melakukan amal ahli neraka hingga jarak antara dia dengannya tinggal sehasta, namun telah berlaku ketentuan terhadapnya, lalu dia beramal amalan ahli surga, maka dia masuk ke dalamnya.” [HR. Bukhari, no. 3208, Muslim, no. 2643]
Karena itu, diriwayatkan bahwa saat yang paling diutamakan setan dalam menggoda manusia adalah saat menjelang kematiannya, dia berkata kepada anak buahnya, “Kalian goda orang itu! Sungguh jika kalian tidak dapat menggodanya, kalian tidak akan mendapat kesempatan lagi selamanya.”
Abdullah bin Ahmad bin Hambal mengisahkan tentang bapaknya yang mengatakan, “tidak lagi sesudah ini, tidak lagi sesudah ini’ adalah kisah yang masyhur.
Abdullah bin Ahmad bin Hambal berkata, ‘Aku menyaksikan wafatnya ayahku; Ahmad. Aku memegang kain untuk mengikat jenggotnya. Dia menyadarinya kemudian dia bangun seraya berkata dengan mengisyaratkan, ‘tidak, sesudah ini, tidak, sesudah ini!!’
Dia melakukan hal itu berkali-kali. Maka aku bertanya kepadanya, ‘Wahai ayahku, apa yang tampak olehmu?’