Peran Nabi Muhammad SAW dalam Kehidupan Manusia

Jum'at, 19 Agustus 2022 - 05:30 WIB
Nabi Muhammad SAW memposisikan perannya sebagai suami sekaligus ayah yang sempurna. Dalam sejarah, Nabi Muhammad pernah menjadi ayah kandung dan ayah angkat.

Dalam buku "Kaifa 'Amalahum an-Naby" karya Dr Muhammad Shalih al-Munjid memaparkan peran Rasulullah dalam berinteraksi dengan anak-anaknya, terutama yang perempuan karena anak lelakinya meninggal sejak kecil.

Semua putra-putri Nabi lahir dari rahim Khadijah kecuali putranya, Ibrahim. Putra-putri beliau (1) Al-Qasim (dimana beliau dijuluki dengannya) (2) Zainab (3) Ruqayyah (4) Ummu Kultsum (5) Fathimah (6) 'Abdullah (julukannya ath-Thayyib dan ath-Thaahir). Semua putra beliau meninggal ketika masih kecil, sedangkan putri beliau semuanya hidup pada masa Islam dan ikut berhijrah. Namun semuanya meninggal semasa beliau masih hidup, kecuali Fathimah yang wafat enam bulan setelah beliau wafat.

Mengutip dari Hidayatullah, sebagai ayah, Nabi mencurahkan perhatiannya kepada anak-anaknya. Wujud kepeduliannya di antaranya memilihkan pasangan hidup yang baik buat anak-anaknya. Sebagai contoh, Zainab dinikahkan dengan Ash bin Rabi', Ruqayyah dan Ummi Kaltsum dengan Utsman bin Affan, sementara Fathimah dengan Ali bin Abi Thalib.

Sebagai ayah yang bijak, Nabi Muhammad bukanlah sosok otoriter. Ketika mengambil keputusan menyangkut anak, beliau mengajak bermusyawarah terlebih dahulu. Ketika Ali melamar Fathimah, permintaan itu belum diluluskan sebelum bermusyawarah dengan putri tercintanya itu.

Rasulullah juga tidak menuntut mahar bagi anaknya. Beliau ikut menyiapkan segala kebutuhan perkawinan anak, walimah dan mendoakannya. Ketika putrinya berumah tangga, beliau tidak mau mencampuri urusan rumah tangga anaknya. Selama permasalahan-permasalah bisa diatasi, maka anak dan menantunya diberikan kesempatan untuk bisa mengatasi sendiri ujian rumah tangganya.

Dari semua putra-putri Nabi, Sayyidah Fathimah adalah putri yang paling dicintai Rasulullah SAW. Saking sayangnya beliau pernah bersabda: "Fatimah adalah bagian dariku, siapa yang menyakitinya berarti menyakitiku. Siapa yang membuatnya gembira, maka ia telah membahagiakanku."

Teladan yang dapat dipetik dari sosok Nabi Muhammad SAW sebagai ayah, beliau mendidik semua anak-anaknya dengan pendidikan agama yang baik. Sehingga tidak ada seorang pun yang melenceng dari ajaran Islam.

4. Pedagang dan Pengusaha Sukses

Nabi Muhammad dikenal sebagai pedagang dan pengusaha suskse dan jujur. Di tangan beliau bisnis Khadijah semakin sukses dan berbuah berkah. Perempuan terhormat dan dikenal sebagai pengusaha kaya di Mekkah, Khadijah mengakui kejujuran dan kejeniusan Nabi Muhammad ketika berdagang.

Rasulullah SAW digambarkan sebagai pedagang yang ulung sejak remaja. Beliau sudah berdagang sejak usia 9 tahun. Perdagangan lintas negara. Beliau berdagang ke negeri Syam. Kini negeri Syam menjadi empat negara: Lebanon, Palestina, Suriah, Yordania. Nenek moyang Nabi, suku Quraisy juga dikenal sebagai pedagang yang ulung.

Ketika berusia remaja, Nabi sudah memiliki jiwa entrepreneur dan kemandirian. Masa kecil beliau yang penuh cobaan, lahir dalam keadaan Yatim, usia 6 tahun ibunya meninggal membuat beliau tumbuh mandiri. Saat usia 12 tahun, Nabi sudah diajak berdagang oleh pamannya ke Syam. Muhammad yang tumbuh dewasa di bawah asuhan Abu Thalib terus belajar mengenai bisnis perdagangan dari pamannya ini.

Sedari kecil, Rasulullah pun sudah terbiasa mencari harta dengan cara berdagang. Beliau dijuluki seorang yang terpercaya (Al-Amin). Apapun dagangan yang dibawa oleh Rasulullah SAW selalu mendapatkan keuntungan secara adil dan jujur. Tak ada yang beliau sembunyikan, dan tak ada yang tak diberitahukan secara transparan. Pribadi beliau yang santun, jujur, amanah, menjadi kunci sukses perniagaannya.

Nabi pernah berpesan: "Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur." (HR Ahmad, Al-Bazzar, Ath-Thobroni)

5. Panglima Perang yang Berani

Selain menjadi ayah bagi putri-putrinya dan suami terbaik bagi istri-istrinya, Nabi Muhammad juga memainkan peran sebagai sosok panglima perang yang sangat berwibawa. Kehadiran beliau di medan perang kerap membuat nyali musuh takut. Tak hanya punya strategi mumpuni, Nabi dikenal sangat berani menghadapi musuh-musuhnya.

Perang Badar merupakan salah satu perang terbesar yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad. Sekitar 313 pasukan muslim berhasil mengalahkan kaum kafir Quraisy yang berjumlah 1000 orang. Beliau diperintahkan berperang sebagai bentuk perlawanan terhadap kelompok yang memerangi beliau. Selain untuk membela Islam, perang yang dipimpin beliau pastinya atas perintah Allah.

Tercatat dalam sejarah, selama 10 tahun di Madinah, ada sebanyak 26 peperangan dipimpin langsung Nabi Muhammad SAW (disebut Gazwah). Sementara sisanya dipimpin oleh Sahabat atas penunjukan Nabi (Sariyah).

Di antara perang besar yang dipimpin langsung oleh Nabi adalah Perang Badar Tahun 2 Hijriyah, Perang Uhud 3 Hijriyah dan Perang Khaibar 7 Hijriyah, Perang Khandaq 5 Hijriyah, Perang Bani Quraizah 5 Hijriyah. Kemudian Fathul Makkah 6 Hijriyah, Perang Hunain 8 Hijriyah, Perang Mut'ah 8 Hijriyah, Perang Tabuk 9 Hijriyah.

Ketika memimpin perang beliau tampil sangat berani, beliau selalu memotivasi pasukannya agar tidak mundur dari medan perang. Cara beliau memperlakukan tawanan perang juga patut diteladani.
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman, yakni:  Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya.  Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah.  Dan dia benci kembali kepada kekufuran, seperti dia benci bila dilempar ke neraka

(HR. Bukhari No. 15)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More