Perlunya Mengerti Hakikat Ujian dan Kesabaran

Selasa, 30 Juni 2020 - 21:47 WIB
Jadilah wanita yang sabar dengan ujian yang Allah berikan, Foto ilustrasi/istimewa
Wanita dalam Islam memiliki kedudukan yang berbeda dengan pria. Seorang pria memiliki kewajiban utama mencari nafkah dan bertanggungjawab terhadap anak dan istrinya. Sedangkan wanita lebih diutamakan berdiam di rumah dan berperan aktif dalam menjaga keharmonisan rumah tangga . Hanya saja, dalam perjalanannya, kehidupan setiap orang penuh dengan ujian. Bahkan, berbagai ujian itu kadang dirasakan datang terus menerus tiada henti.

Bagaimana para muslimah menyikapi ujian-ujian yang Allah takdirkan padanya, baik ujian yang menimpa dirinya secara pribadi atau ujian yang mengguncangnya dalam kehidupan berumah tangga?

Beberapa ulama memberikan gambaran bagaimana seharusnya setiap orang menyikapi ujian dan memahami hakikat ujian . Dalam salah satu kitabnya, Syeikhul Islam, Al Imam Al Ghazali, menerangkan dengan merujuk kepada sabda baginda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, bahwa ketika seorang hamba diuji dengan sakit yang menimpanya, maka Allah mengirim salah satu malaikat-NYa untuk mengontrol hamba tersebut. (Baca juga : Ini Pentingnya Menjaga Izzah dan Iffah )

Lalu Allah Ta'ala bertanya kepada malaikat itu: "Hai Malaikat, apa yang dirintihkan oleh hamba-KU?" Malaikat menjawab: "Ya Allah, si fulan terus menerus menyebut nama-MU. Bahkan yang sering diucap adalah kalimat Alhamdulillah 'alaa kulli haal."

Lalu Allah Ta'ala mengatakan: "Persaksikan malaikat, jika hamba-KU itu Aku takdirkan masih hidup, maka tiba waktunya nanti akan Aku ganti darahnya yang kotor menjadi bersih, fisiknya yang lemah menjadi kuat, mukanya yang pucat menjadi ceria. Dia akan sehat seperti sedia kala. Namun jika takdir untuknya adalah meninggal dunia, maka persaksikan bahwa seluruh dosa-dosanya habis."



Subhanallah, wahai muslimah jadilah wanita yang sabar dengan ujian yang Allah berikan. Bukankah jika semua dosa habis maka seorang hamba akan menghadap Allah dengan penuh kelapangan jiwa (muthmainnah)? Dan dia masuk dalam kelompok hamba-hamba Allah yang ahli ibadah. Allah memanggil dengan lembut jiwa-jiwa muthmainnah tersebut sebagaimana firmanNya:



"Ya ayyatuhan nafsul muthmainnah, irji'ii ilaa rabbiki raadhiayatam mardhiyyah. Fadkhulii fii 'ibaadii, wadkhulii jannatii
."

(Wahai jiwa-jiwa yang lapang, bersih, dan tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan penuh ridha dan suka cita. Masuklah ke dalam kelompok para ahli ibadah, dan (akhirnya) masuklah ke dalam surga-KU."

Ujian sakit adalah kifarat (penggugur) atas semua dosa. Begitu pula bentuk ujian-ujian yang lainnya. Mungkin seseorang yang diuji di dunia ini tampak hina di mata manusia. Tapi siapa sangka bahwa dia sangat mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka ini adalah satu kunci amalan bagi orang beriman : Jangan mengeluh terlalu dalam atas setiap ujian yg menderai. Tetapi, ucapkanlah: "Alhamdulillah 'alaa kulli haal." (Segala puji bagi Allah atas segala hal, yang enak maupun yang tidak enak).

Rasulullah SAW bersabda:

"...Fa innal 'umuura tajrii bil maqaadir. " (Maka sesungguhnya semua urusan itu berjalan sesuai dengan ketentuan Allah).

Perlu juga dipahami para muslimah, salah satu keadaan yang paling disukai Allah adalah ketika hambanya dalam posisi sabar. Yakni bersabar dalam setiap keadaan yang ditakdirkan Allah.

Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah berkata:

"صبرا جميلا ما أقرب الفرجا..

"Bersabarlah dengan sabar yang baik maka kelapangan itu bagimu akan begitu dekat".

من راقب الله في الأمور نجا..

"Barang siapa mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala dalam segala urusannya maka dia pasti akan selamat".

من صدق الله لم ينله أذى..
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَوَهَبۡنَا لَهٗۤ اِسۡحٰقَ وَيَعۡقُوۡبَ‌ؕ كُلًّا هَدَيۡنَا ‌ۚ وَنُوۡحًا هَدَيۡنَا مِنۡ قَبۡلُ‌ وَمِنۡ ذُرِّيَّتِهٖ دَاوٗدَ وَسُلَيۡمٰنَ وَاَيُّوۡبَ وَيُوۡسُفَ وَمُوۡسٰى وَ هٰرُوۡنَ‌ؕ وَكَذٰلِكَ نَجۡزِى الۡمُحۡسِنِيۡنَۙ (٨٤) وَزَكَرِيَّا وَيَحۡيٰى وَعِيۡسٰى وَاِلۡيَاسَ‌ؕ كُلٌّ مِّنَ الصّٰلِحِيۡنَۙ (٨٥) وَاِسۡمٰعِيۡلَ وَالۡيَسَعَ وَيُوۡنُسَ وَلُوۡطًا‌ ؕ وَكُلًّا فَضَّلۡنَا عَلَى الۡعٰلَمِيۡنَۙ (٨٦) وَمِنۡ اٰبَآٮِٕهِمۡ وَذُرِّيّٰتِهِمۡ وَاِخۡوَانِهِمۡ‌ۚ وَاجۡتَبَيۡنٰهُمۡ وَهَدَيۡنٰهُمۡ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسۡتَقِيۡمٍ (٨٧) ذٰ لِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهۡدِىۡ بِهٖ مَنۡ يَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِهٖ‌ؕ وَلَوۡ اَشۡرَكُوۡا لَحَبِطَ عَنۡهُمۡ مَّا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ (٨٨)
Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan sebelum itu Kami telah memberi petunjuk kepada Nuh, dan kepada sebagian dari keturunannya (Ibrahim) yaitu Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, dan Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shalih, dan Ismail, Ilyasa‘, Yunus, dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan (derajatnya) di atas umat lain (pada masanya), (dan Kami lebihkan pula derajat) sebagian dari nenek moyang mereka, keturunan mereka dan saudara-saudara mereka. Kami telah memilih mereka (menjadi nabi dan rasul) dan mereka Kami beri petunjuk ke jalan yang lurus. Itulah petunjuk Allah, dengan itu Dia memberi petunjuk kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sekiranya mereka mempersekutukan Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan.

(QS. Al-An'am Ayat 84-88)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More