10 Kalam Indah Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi yang Menyentuh Hati
Selasa, 27 September 2022 - 06:45 WIB
Umat Islam kembali kehilangan salah satu ulama berpengaruh, Syaikh DR Yusuf Al-Qaradhawi yang wafat pada Senin, 26 September 2022. Berikut ini 10 kalam indah Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi yang menyentuh hati.
Sekadar informasi, ulama kharismatik bekerwarganegaraan Qatar asal Mesir ini menghadap Illahi pada usia 96 tahun. Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi lahir di desa kecil Mesir bernama Shafath Turaab di tengah Delta Sungai Nil pada 9 September 1926.
Beliau dikenal sebagai ulama yang sangat produktif menghasilkan karya berupa kitab-kitab tentang berbagai disiplin ilmu. Pada usia 10 tahun, beliau sudah hafal Al-Qur'an. Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi menamatkan pendidikan di Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi kemudian melanjutkan ke Universitas Al-Azhar Fakultas Ushuluddin dan lulus Tahun 1952.
Gelar doktornya diperoleh pada tahun 1972 dengan disertasi "Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan" yang kemudian disempurnakan menjadi Fiqh Zakat.
Dalam perjalanan hidupnya, Syaikh Qaradhawi pernah mengenyam "pendidikan" penjara sejak dari mudanya. Saat Mesir dipegang Raja Faruk, beliau masuk bui Tahun 1949, saat umurnya masih 23 tahun, karena keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin pimpinan Hasan Al-Banna.
Beliau mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya. Berikut 10 kalam indah Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi dihimpun dari akun Twitternya @alqaradawy.
1. Sesiapa yang berusaha lalu tersilap adalah lebih baik dibanding orang yang duduk tanpa mengusahakan apapun kecuali sibuk mengkritik orang yang berusaha (melakukan sesuatu). Sungguh indah pesanan Abu At-Thoyyib ketika mengatakan, setiap umpatan itu adalah usaha keji dari orang yang tidak mempunyai usaha (untuk berbuat kebaikan).
2. Tidak ada paksaan dalam agama, dan tidak ada paksaan dalam pemikiran. Islam menolak kekerasan sebagai metode dan terorisme sebagai sarana, baik yang datang dari penguasa atau yang dikuasai.
3. Sekolah yang tidak menanamkan kepercayaan pada diri sendiri, itu hanya memunculkan generasi yang bingung dan kontradiktif, menaiki kapal kehidupan dan mengarungi lingkungan yang bergejolak, tanpa pilot atau pemandu.
4. Allah Ta'ala berfirman: "Aku seperti yang dipikirkan hamba-Ku tentang Aku, dan Aku bersamanya ketika dia mengingat Aku."
5. Kemarahan adalah godaan dari setan. Jika setan memprovokasi Anda ke dalam diri Anda sendiri, jangan menyerah padanya dan berlindunglah kepada Allah darinya.
6. Ingat pesan Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barang siapa yang memberi petunjuk kepada suatu kebaikan, maka pahalanya sama dengan orang yang melakukannya".
7. Syukur itu ada di hati dengan kepasrahan dan ketundukan. Di lidah ada pujian dan pengakuan, dan dengan anggota badan ada ketaatan dan ketundukan.
8. Dengan kesulitan ada kemudahan yang tidak diragukan lagi. Mungkin terlihat, nyata, atau mungkin tersembunyi, dan itulah yang disebut kebaikan. Dan dalam setiap ukuran kebaikan, dan dalam setiap penderitaan, ada berkah.
9. Tidak pantas bagimu hidup terputus dari ilmu. Jika bukan seorang ulama maka berilmulah, dan jika tidak berpendidikan maka jadilah pendengar ilmu. Jika tidak, selemah-lemahnya iman adalah mencintai orang-orang tersebut.
10. Dosa dan kemaksiatan berbahaya bagi hati dan tubuh di dunia dan di akhirat, dan salah satu akibatnya adalah hilangnya cahaya ilmu. Ilmu adalah cahaya yang Allah pancarkan ke dalam hati, dan kemaksiatan memadamkan cahaya itu.
Sekadar informasi, ulama kharismatik bekerwarganegaraan Qatar asal Mesir ini menghadap Illahi pada usia 96 tahun. Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi lahir di desa kecil Mesir bernama Shafath Turaab di tengah Delta Sungai Nil pada 9 September 1926.
Beliau dikenal sebagai ulama yang sangat produktif menghasilkan karya berupa kitab-kitab tentang berbagai disiplin ilmu. Pada usia 10 tahun, beliau sudah hafal Al-Qur'an. Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi menamatkan pendidikan di Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi kemudian melanjutkan ke Universitas Al-Azhar Fakultas Ushuluddin dan lulus Tahun 1952.
Gelar doktornya diperoleh pada tahun 1972 dengan disertasi "Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan" yang kemudian disempurnakan menjadi Fiqh Zakat.
Dalam perjalanan hidupnya, Syaikh Qaradhawi pernah mengenyam "pendidikan" penjara sejak dari mudanya. Saat Mesir dipegang Raja Faruk, beliau masuk bui Tahun 1949, saat umurnya masih 23 tahun, karena keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin pimpinan Hasan Al-Banna.
Beliau mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya. Berikut 10 kalam indah Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi dihimpun dari akun Twitternya @alqaradawy.
1. Sesiapa yang berusaha lalu tersilap adalah lebih baik dibanding orang yang duduk tanpa mengusahakan apapun kecuali sibuk mengkritik orang yang berusaha (melakukan sesuatu). Sungguh indah pesanan Abu At-Thoyyib ketika mengatakan, setiap umpatan itu adalah usaha keji dari orang yang tidak mempunyai usaha (untuk berbuat kebaikan).
2. Tidak ada paksaan dalam agama, dan tidak ada paksaan dalam pemikiran. Islam menolak kekerasan sebagai metode dan terorisme sebagai sarana, baik yang datang dari penguasa atau yang dikuasai.
3. Sekolah yang tidak menanamkan kepercayaan pada diri sendiri, itu hanya memunculkan generasi yang bingung dan kontradiktif, menaiki kapal kehidupan dan mengarungi lingkungan yang bergejolak, tanpa pilot atau pemandu.
4. Allah Ta'ala berfirman: "Aku seperti yang dipikirkan hamba-Ku tentang Aku, dan Aku bersamanya ketika dia mengingat Aku."
5. Kemarahan adalah godaan dari setan. Jika setan memprovokasi Anda ke dalam diri Anda sendiri, jangan menyerah padanya dan berlindunglah kepada Allah darinya.
6. Ingat pesan Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barang siapa yang memberi petunjuk kepada suatu kebaikan, maka pahalanya sama dengan orang yang melakukannya".
7. Syukur itu ada di hati dengan kepasrahan dan ketundukan. Di lidah ada pujian dan pengakuan, dan dengan anggota badan ada ketaatan dan ketundukan.
8. Dengan kesulitan ada kemudahan yang tidak diragukan lagi. Mungkin terlihat, nyata, atau mungkin tersembunyi, dan itulah yang disebut kebaikan. Dan dalam setiap ukuran kebaikan, dan dalam setiap penderitaan, ada berkah.
9. Tidak pantas bagimu hidup terputus dari ilmu. Jika bukan seorang ulama maka berilmulah, dan jika tidak berpendidikan maka jadilah pendengar ilmu. Jika tidak, selemah-lemahnya iman adalah mencintai orang-orang tersebut.
10. Dosa dan kemaksiatan berbahaya bagi hati dan tubuh di dunia dan di akhirat, dan salah satu akibatnya adalah hilangnya cahaya ilmu. Ilmu adalah cahaya yang Allah pancarkan ke dalam hati, dan kemaksiatan memadamkan cahaya itu.
(rhs)