7 Keutamaan Nabi Muhammad SAW Dibanding Nabi yang Lain
Selasa, 11 Oktober 2022 - 23:53 WIB
Ketika semua Nabi tidak mampu memberikan Syafaat pada Hari Kiamat, akhirnya manusia mendatangi Nabi Muhammad SAW untuk meminta pertolongan. Setelah Nabi bersujud kepada Allah, maka terdengar seruan dari Allah:
يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ سَلْ تُعْطَهْ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ
Artinya: "Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah, maka engkau akan diberikan, dan berilah Syafaat, maka engkau akan diberikan Syafaat." (HR Al-Bukhari 4712 dan Muslim 194)
5. Memiliki Telaga Al-Kautsar
Masing-masing Nabi mempunyai telaga di surga. Mereka bangga membanggakan manakah yang lebih banyak orang datang. Nabi Muhammad SAW mengharap, telaga beliau paling banyak didatangi orang datang.
Ketika Isra' dan Mi'raj, Rasulullah diperlihatkan sungai yang dinamakan Al-Kautsar. Sungai ini dilingkari bukit-bukit dari permata dan tanahnya dari wewangian yang paling wangi. Tepian sungai ini terdiri dari emas sedangkan anak-anak batunya dari mutiara. Beliau bersabda:
بَيْنَمَا أَنَا أَسِيرُ فِي الجَنَّةِ، إِذَا أَنَا بِنَهَرٍ، حَافَتَاهُ قِبَابُ الدُّرِّ المُجَوَّفِ، قُلْتُ: مَا هَذَا يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَذَا الكَوْثَرُ، الَّذِي أَعْطَاكَ رَبُّكَ. فَإِذَا طِينُهُ -أَوْ طِيبُهُ- مِسْكٌ أَذْفَ
Artinya: "Ketika kami berjalan di surga, tiba-tiba ada sungai yang pinggirnya berupa kubah dari mutiara berongga. Aku bertanya, 'Apa ini, wahai Jibril?'’ Jibril menjawab, 'Inilah Al-Kautsar yang Allah Ta'ala berikan untukmu.' Ternyata tanahnya atau bau wanginya terbuat dari minyak misk adzfar." (HR. Al-Bukhari)
Siapa yang meminum air dari Telaga Al-Kautsar ini walau hanya sekali teguk, maka dia tidak merasakan haus untuk selama-lamanya.
6. Nabi Muhammad SAW Tidak Punya Bayangan
Keutamaan lain Nabi Muhammad adalah tidak mempunyai bayangan sebagaimana manusia pada umumnya. Beliau adalah Nur (cahaya). Oleh karena itu, ketika matahari atau bulan menyinarinya, tidak ada bayangan yang muncul di bawah kakinya.
Beliau pernah berdoa sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim dan Musnad Ahmad dari sahabat Abdullah bin Abbas:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِى قَلْبِى نُورًا وَفِى سَمْعِى نُورًا وَفِى بَصَرِى نُورًا وَعَنْ يَمِينِى نُورًا وَعَنْ شِمَالِى نُورًا وَأَمَامِى نُورًا وَخَلْفِى نُورًا وَفَوْقِى نُورًا وَتَحْتِى نُورًا وَاجْعَلْ لِى نُورًا أَوْ قَالَ وَاجْعَلْنِى نُورًا
Artinya: "Ya Allah jadikan cahaya dalam hati. Cahaya dalam pendengaranku. Cahaya dalam penglihatanku. Cahaya di sebelah kananku. Cahaya di sebelah kiriku. Cahaya di depanku. Cahaya di belakangku. Cahaya di atasku. Cahaya di bawahku. Serta jadikan aku cahaya." (HR Muslim, Ahmad)
Beliau juga diberi kelebihan mampu melihat di kegelapan seperti di cahaya terang benderang dan mampu melihat di malam hari seperti di siang hari. (HR Al-Baihaqi)
7. Bumi Dijadikan Sebagai Tempat Sholat
Dulu, orang-orang terdahulu tidak boleh sholat di rumah. Mereka diwajibkan mengerjakannya di tempat-tempat ibadah mereka. Beda dengan Nabi Muhammad SAW yang diberi keutamaan dan kekhususan dimana bumi ini dijadikan untuk beliau dan umatnya sebagai tempat sujud dan alat bersuci. Artinya, di mana saja seseorang dari umat Nabi Muhammad mendapati waktu sholat telah tiba, dia boleh mengerjakannya di mana saja.
Dari Jabir ibn Abdullah berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أحَدٌ مِنَ الأنْبِيَاءِ قَبْلِي: نُصِرْتُ بالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ، وجُعِلَتْ لي الأرْضُ مَسْجِدًا وطَهُورًا، وأَيُّما رَجُلٍ مِن أُمَّتي أدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ، وأُحِلَّتْ لي الغَنَائِمُ، وكانَ النبيُّ يُبْعَثُ إلى قَوْمِهِ خَاصَّةً، وبُعِثْتُ إلى النَّاسِ كَافَّةً، وأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ. رواه البخاري
Artinya: "Aku telah diberi lima perkara yang tidak diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumku: (1) Aku ditolong dengan rasa takut yang menghinggapi musuh-musuhku dari jarak sebulan perjalanan, (2) Bumi ini dijadikan bagiku sebagai tempat sujud dan alat bersuci, maka di mana saja seseorang dari umatku mendapati waktu sholat telah tiba, hendaklah dia mengerjakannya, (3) Dihalalkan bagiku harta rampasan perang yang belum pernah dihalalkan bagi seorang Nabi pun sebelumku, (4) Diberikan kepadaku hak untuk memberikan Syafaat, dan (5) Dahulu para Nabi diutus hanya kepada kaumnya saja, sedangkan aku diutus kepada seluruh manusia." (HR Al-Bukhari)
يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ سَلْ تُعْطَهْ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ
Artinya: "Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah, maka engkau akan diberikan, dan berilah Syafaat, maka engkau akan diberikan Syafaat." (HR Al-Bukhari 4712 dan Muslim 194)
5. Memiliki Telaga Al-Kautsar
Masing-masing Nabi mempunyai telaga di surga. Mereka bangga membanggakan manakah yang lebih banyak orang datang. Nabi Muhammad SAW mengharap, telaga beliau paling banyak didatangi orang datang.
Ketika Isra' dan Mi'raj, Rasulullah diperlihatkan sungai yang dinamakan Al-Kautsar. Sungai ini dilingkari bukit-bukit dari permata dan tanahnya dari wewangian yang paling wangi. Tepian sungai ini terdiri dari emas sedangkan anak-anak batunya dari mutiara. Beliau bersabda:
بَيْنَمَا أَنَا أَسِيرُ فِي الجَنَّةِ، إِذَا أَنَا بِنَهَرٍ، حَافَتَاهُ قِبَابُ الدُّرِّ المُجَوَّفِ، قُلْتُ: مَا هَذَا يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَذَا الكَوْثَرُ، الَّذِي أَعْطَاكَ رَبُّكَ. فَإِذَا طِينُهُ -أَوْ طِيبُهُ- مِسْكٌ أَذْفَ
Artinya: "Ketika kami berjalan di surga, tiba-tiba ada sungai yang pinggirnya berupa kubah dari mutiara berongga. Aku bertanya, 'Apa ini, wahai Jibril?'’ Jibril menjawab, 'Inilah Al-Kautsar yang Allah Ta'ala berikan untukmu.' Ternyata tanahnya atau bau wanginya terbuat dari minyak misk adzfar." (HR. Al-Bukhari)
Siapa yang meminum air dari Telaga Al-Kautsar ini walau hanya sekali teguk, maka dia tidak merasakan haus untuk selama-lamanya.
6. Nabi Muhammad SAW Tidak Punya Bayangan
Keutamaan lain Nabi Muhammad adalah tidak mempunyai bayangan sebagaimana manusia pada umumnya. Beliau adalah Nur (cahaya). Oleh karena itu, ketika matahari atau bulan menyinarinya, tidak ada bayangan yang muncul di bawah kakinya.
Beliau pernah berdoa sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim dan Musnad Ahmad dari sahabat Abdullah bin Abbas:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِى قَلْبِى نُورًا وَفِى سَمْعِى نُورًا وَفِى بَصَرِى نُورًا وَعَنْ يَمِينِى نُورًا وَعَنْ شِمَالِى نُورًا وَأَمَامِى نُورًا وَخَلْفِى نُورًا وَفَوْقِى نُورًا وَتَحْتِى نُورًا وَاجْعَلْ لِى نُورًا أَوْ قَالَ وَاجْعَلْنِى نُورًا
Artinya: "Ya Allah jadikan cahaya dalam hati. Cahaya dalam pendengaranku. Cahaya dalam penglihatanku. Cahaya di sebelah kananku. Cahaya di sebelah kiriku. Cahaya di depanku. Cahaya di belakangku. Cahaya di atasku. Cahaya di bawahku. Serta jadikan aku cahaya." (HR Muslim, Ahmad)
Beliau juga diberi kelebihan mampu melihat di kegelapan seperti di cahaya terang benderang dan mampu melihat di malam hari seperti di siang hari. (HR Al-Baihaqi)
7. Bumi Dijadikan Sebagai Tempat Sholat
Dulu, orang-orang terdahulu tidak boleh sholat di rumah. Mereka diwajibkan mengerjakannya di tempat-tempat ibadah mereka. Beda dengan Nabi Muhammad SAW yang diberi keutamaan dan kekhususan dimana bumi ini dijadikan untuk beliau dan umatnya sebagai tempat sujud dan alat bersuci. Artinya, di mana saja seseorang dari umat Nabi Muhammad mendapati waktu sholat telah tiba, dia boleh mengerjakannya di mana saja.
Dari Jabir ibn Abdullah berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أحَدٌ مِنَ الأنْبِيَاءِ قَبْلِي: نُصِرْتُ بالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ، وجُعِلَتْ لي الأرْضُ مَسْجِدًا وطَهُورًا، وأَيُّما رَجُلٍ مِن أُمَّتي أدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ، وأُحِلَّتْ لي الغَنَائِمُ، وكانَ النبيُّ يُبْعَثُ إلى قَوْمِهِ خَاصَّةً، وبُعِثْتُ إلى النَّاسِ كَافَّةً، وأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ. رواه البخاري
Artinya: "Aku telah diberi lima perkara yang tidak diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumku: (1) Aku ditolong dengan rasa takut yang menghinggapi musuh-musuhku dari jarak sebulan perjalanan, (2) Bumi ini dijadikan bagiku sebagai tempat sujud dan alat bersuci, maka di mana saja seseorang dari umatku mendapati waktu sholat telah tiba, hendaklah dia mengerjakannya, (3) Dihalalkan bagiku harta rampasan perang yang belum pernah dihalalkan bagi seorang Nabi pun sebelumku, (4) Diberikan kepadaku hak untuk memberikan Syafaat, dan (5) Dahulu para Nabi diutus hanya kepada kaumnya saja, sedangkan aku diutus kepada seluruh manusia." (HR Al-Bukhari)
Lihat Juga :